Dua

2 0 0
                                    

Nadi sedang melamun diteras rumahnya.

"Dek?" Panggil Nadi.

Nadi terkejut melihat Irfan yg sudah berada di sampingnya.

"Eh mas Irfan"

"Lg mikirin apa dek?" Laki laki berusia 29th itu mengelus rambut Nadi.

"Mas?"

"Hmm"

"Knpa mas begitu sayang ke aku? Padahal aku-"

"Hussst" Irfan memotong kalimat Nadi.

"Gausah dibahas lg okeyy, sekarang kamu adik ku dan aku mas mu"

Nadi mengangguk dan memeluk Irfan.

"Bagi mas, kamu tetap adik kecil mas yg dulu" Irfan mencium puncak kepala Nadi.

Sedangkan dilain sisi, Rina memperhatikan mereka dari balik jendela. Tidak terasa, air matanya membasahi pipi perempuan berusia 26th itu.

"Mas... nnti Nadi menikah, Nadi mau tinggal disni aja" ucap Nadi masih dipelukan Irfan.

Irfan melepaskan pelukannya.

"Istri yg baik akan ikut kemana suaminya pergi"

"Yaudah, nnti aku suruh el tinggal disini aja, el pasti mau"sahut Nadi memasang muka polos.

"Ga bisa dek, seorang gadis, setelah menikah harus pergi meninggalkan keluarganya"

Nadi mengangguk.

"Dipernikahan kamu nanti, mas akan pegang tangan kmau sampai ke altar" ucap Irfan mengenggam tangan Nadi erat.

"Mas akan memberikan tangan ini kepada laki laki yg berhasil meluluhkan hati adik kecil mas ini" Irfan mencubit hidung Nadi.

"Awhh, sakit" Nadi memegangi hidungnya yg memerah.

"Udah malam, ayok masuk" ucap Rina tiba tiba didepan pintu.

Irfan dan Nadi mengangguk sambil tersenyum.

~~~

"El, papa mau bicara sama kamu"

"Iya pah" ucap El duduk disamping Reno, papanya.

"Kapan kamu kenalkan calon mantu papa?"

"Tenang aja pa, sekali papa ketemu dengan dia papa pasti akan setuju" El tersenyum Manis.

"Tapi, kita juga harus tau bibit bobotnya gadis itu" ucap perempuan paruh baya memberikan secangkir kopi, Ia Siti mamanya.

"Mama gausah khawatir, Calon nya El ini anak yg baik baik aja kok" sahut El.

"Papa sih berharap yg terbaik aja untuk kamu, abang kamu juga mau pulang bawa calonnya" Sambung Reno.

~~~

"Sayang, kamu ikut aku yaa, aku kenalin kamu ke puput sahabat aku" ucap El.

"Tapi El, ini masih jam 10"

"Sayang... kita gaakan pulang larut, selepas makan siang kita pulang kok"

"Janji yaa?" Nadi menunjukkan jari telingkingnya.

El mengangguk manis.

"Mas, aku pinjam Nadinya bentar yaa" ucap El.

"Oke, ipar pulang utuh ya" sahut Irfan.

El mengacungkan kedua jempol nya dan tersenyum manis.

~~~

"Dmna temen kamu itu?" Tanya Nadi sudah mulai panik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang