Part 1

14 2 0
                                    

Kringgggg.....

"Yaampuunnn.. Seriusan ini telat, bisa bisa ga di ijinin masuk lagi"

Kanya berjalan dengan cepat menuju kelasnya.
Akhirnya ia sampai juga di kelasnya.

Kanya masih beruntung karna guru yang mengajarnya belum masuk. Dia langsung mendaratkan pantatnya ke kursi yang kosong, tepatnya itu adalah tempat duduk kanya dengan nafas yang terengah-engah.

"Kanya! Lu jam segini baru nyampe heh?"
Cerocos Moza yang tak lain adalah sahabat kanya sekaligus teman duduk kanya.

"Za pleas deh yah,gue baru nyampe dan lu nyrocos aja kaya beo"

"Hehe. Iya iya maaf za, soalnya lu tumben tumbenan gitu telat. Biasanya kan lu paling awal berangkat."

Dan kanya pun menceritakan alasan mengapa ia terlambat.
Hingga akhirnya guru yang super kiler itu masuk ke dalam kelasnya.

Bel istirahat pun berbunyi, semua anak anak langsung berlarian mengisi perut mereka yang kosong dan lelah karna telah berpikir berat akibat proses belajar hari ini.

Begitupun kanya dan moza.
Mereka sudah duduk pada tempat yang biasa mereka tempati, pojokan.

"Kany lu serius belum buka hati buat william?" Tanya moza mengisi keheningan.

"Emang knapa?" Balas kanya tidak peduli.

"Kanya please deh lu itu jangan cuek bebek sama cowok napa? Laki laki yang ada di sekolahan ini itu hampir semuanya suka sama lu kanya. Dan lu? Lu ga peduliin mereka? Omg! Dan bahkan william, william yang terkenal super duper ganteng aja sampe ga lu liat."
Cerita moza panjang lebar.

"Udah?" jawab kanya.
Moza hanya menganggukan kepalanya.
"Caw kita ke kelas, lu bayar gua jalan duluan"
Bangkit kanya dengan santai dan tidak menggubris sama sekali omongan moza tadi.

Bukanya tidak menghargai moza, tetapi kanya lebih baik mengalihkan pembicaraan jika sudah menyangkut cerita tentang cowok.
Bukanya apa apa, Kanya hanya trauma sama apa yang pernah ia alami dulu. Dan semenjak itu kanya sudah bertekad untuk tidak menaruh perasaan tehadap lawan jenisnya hingga pada nanti saatnya dia harus bisa benar benar memilih.

Disisi lain moza dengan wajah yang ditekuk menyusul kanya dengan setengah berlari.

"Kanya Sifshirean Asheian!!!"

"Gila lu sahabat macam apa coba ninggalin gua sendirian dikantin! Ngacangin gua lagi!"

Dikelas.
"Za?"
"Lu marah sama gua?"
"Moza!!"

Tak ada jawaban dari moza, ya sepertinya moza memang marah dengan kanya.
Tapi pantang bagi kanya untuk tidak mengembalikan mood sahabatnya itu lagi.
Berbagai cara kanya lakuin agar moza mau bicara lagi denganya.
Hingga akhirnya moza pun memaafkan kanya atas kejadian dikantin tadi.

"Maafin gua ya...ya...ya... " Rayu kanya dengan puppy eyes nya.

"Apaan si lu kany ga lucu tau ga. Basi. "

"Lagian lu si suka banget ngrayu gua buat buka hati lagi buat cowok. Kan lu tau kalo gua ga mau lagi kejadian dulu keulang lagi. Gua trauma za, gua ga mau down lagi kaya dulu, ga mau lagi nyusahin nyokap bokap gua"
Tak terasa mata kanya berkaca kaca dengan tatapan kosong dan fikiran yang mengingat kejadian yang sangat ia benci.

Dengan hati yang iba justru moza pun nampak merasa bersalah karna telah membuat kanya harus mengingat peristiwa silam itu.

Dengan cepat moza memegang tangan kanya "kany maafin gua. Gua ga bermaksud buat lu kaya gini, jangan nangis dong kany"

Kanya pun tersenyum melihat moza sudah memaafkanya.

Merekapun saling tersenyum dan berpelukan.
Intinya mereka itu sahabat yang tidak bisa melihat salah satunya harus sedih. Mereka saling menyayangi, saling menjaga, dan tetap ada disaat senang maupun susah.

👇

👇

👇

👇

Guys aku lanjut nih ya..
Maafken critanya jelekk.
Tapi lagi berusaha buat yang terbaik dan bisa nyambung sama  cerita cerita selanjutnya.

Tbc guys 😍

Vote and comment please.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebuah ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang