Adelyn terbangun.
terdiam beberapa detik untuk mengumpulkan nyawa sambil merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku, sudah beberapa hari dirinya terbaring di ranjang tanpa mandi sekalipun. Manarik napas dalam-dalam dan tak sengaja indra penciumannya menangkap aroma tak sedap yang berasal dari tubuhnya. Kedua kakinya menginjak lantai dan berjalan menuju ke kamar mandi. Saat air menyentuh ubun-ubunya terasa segar hingga Adelyn merasa dirinya terlahir kembali hanya dengan mandi.
Ritual di kamar mandi telah selesai, saatnya keluar dan memilih pakaian yang ada di dalam lemari lalu mengganggu si bocah Alien untuk mengajaknya pergi mencari udara kebebasan.
Rencana yang sempurna. Senyum mengembang di wajah Adelyn.
"ALTHAAA!!" Adelyn berteriak di balkon rumahnya, terlalu malas mengetuk pintu secara resmi. Orang tua mereka pun sudah tahu tabiat keduanya yang secara tidak langsung telah menjadi teman serta tetanggaan selama bertahun-tahun.
Pintu jendela terbuka dan menampakkan sosok anak laki-laki mengenakan kaos oblong bewarna hitam dan celana boxer serta rambut acak-acakan layaknya baru bangun dari tidur panjangnya sambil menguap dengan lebar. "Apa teriak-teriak? sudah sembuh lo?" ujarnya. Adelyn hanya memutar kedua bola matanya dengan helaan napas gusar.
"Gue lapar."
"Terus?"
"Sudah gue katakan kalo gue lapar!!" Altha menghirup udara lalu mengeluarkannya dari mulut. Mendengar suara Adelyn yang meninggi, sepertinya Ia harus bertindak sebelum gadis labil itu menimbulkan bencana. "Oke, Gue mandi dulu."
"Awas lo lama!" Altha berbalik memilih menghiraukan perkataan Adelyn. "Althaa, dengar gak lo?" tanya Adelyn yang tak mendapatkan respon.
"Aye captain." Ujar Altha masuk ke dalam dan mendorong pintu jendelanya rapat-rapat.
₪₪₪
Sebuah mobil biru terparkir di depan bangunan unik. Sepasang manusia memasuki bangunan tersebut yang disambut hangat oleh pelayan cafe. Adelyn memilih duduk di pojok untuk menghindari keramain, Altha hanya mengekor dibelakang dengan kedua matanya menyapu seluruh ruangan cafe. Alunan musik terdengar indah, sungguh luar biasa melihat dedikasi yang tercipta membuat setiap orang yang berada disini merasa rileks dan tenang di setiap sisi ruangannya."Coffee latte, satu!" ucap Adelyn tanpa menyentuh daftar menu di depannya. Sebelah alis Altha terangkat mendengar temannya yang hanya memesan minuman, bukan makanan.
Kedua mata Adelyn menatap Altha dengan tatapan 'lo mau apa?' sadar akan hal itu, Ia langsung mengambil daftar menu dan memesan juice dan sandwich.
Beberapa menit menunggu, Altha masih tidak mengerti dengan Adelyn yang hanya memesan kopi.
"Coffee latte?"
Kepala Adelyn terangkat yang sebelumnya berkutat dengan ponsel beralih menatap Altha yang tiba-tiba bertanya. "Memangnya kenapa?" Adelyn kembali bertanya.
"Gue pikir lo lapar."
"Emang iya."
"Kenapa cuman pesan minum?"
Adelyn tersenyum mendengar pertanyaan Altha yang benar-benar kebingungan. "lo kan pesan makanan, nanti gue bantu habisin."
Altha membuang napas kasar mendengar jawaban resek dari mulut cewek yang ada di depannya. Dalam diam Adelyn terkekeh melihat ekspresi teman kecilnya itu.
"Kelihatannya anda begitu bahagia hari ini." Ujar laki-laki paruh baya sambil meletakkan menu yang telah dipesan oleh kedua remaja itu. Senyum ramah terpancar di wajahnya menatap Adelyn yang sebaliknya memasang wajah datar, tak berselera ramah kepada orang yang sok kenal. Entah sudah berapa kali kening Altha berkerut, kedua matanya bergerak melihat adelyn dan pelayan tersebut secara bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
The NyxGrow
ActionTakdir telah bermain saat naskah diciptakan sebelum permainan dimulai. Sebuah takdir yang berhasil membuat pikiran, tindakan, melangkah ketempat yang sulit ditebak oleh pemecah masalah manusia. semuanya dipenuhi oleh kekosongan. Satu persatu segalan...