One

4.2K 805 153
                                    

Awal pertemuan itu terjadi di musim semi tahun pertama di SMA. Mereka bilang kau akan disebut dewasa ketika duduk di bangku SMA. Kau akan meninggalkan sisi anak-anakmu dan mulai menjelajah dunia oleh dirimu sendiri.

Tahun pertama di SMA, mereka bertemu. Dua pemuda dengan dua sifat yang berbeda.

Jika yang satu memiliki sifat easy-going dan ramah, maka yang satu lagi memiliki sifat yang bertolak belakang, yaitu pendiam, sedikit anti-sosial, dan keras. Jika yang satu bagaikan social butterfly yang akan selalu dikelilingi banyak orang karena senyuman hangatnya, maka yang satu lagi tak pernah keluar dari zona nyamannya, hidup terlalu nyaman dalam dunianya sendiri.

Pertemuan mereka tidaklah seperti pertemuan romantis yang bisa kau temui di drama televisi atau novel roman picisan. Pertemuan yang biasa karena penetapan kelas oleh pihak sekolah, lalu tanpa sengaja memilih tempat duduk berurutan, dengan si anti-sosial di deretan kedua dari belakang, tepat di bagian sisi kiri kelas di sebelah jendela. Si senyuman sehangat mentari duduk tepat di belakangnya.

Kedua sifat itu bertemu, lebih sering beradu mulut karena si senyuman sehangat mentari selalu merasa senang mengerjai si anti-sosial. Sampai pada suatu hari, lama-kelamaan, sesuatu mulai tumbuh dan membuat keduanya menjadi dekat.

Pertengkaran di sekolah memang masih terjadi, namun intensitas pertemuan mereka semakin meningkat. Si senyuman sehangat mentari mulai sering berkunjung ke rumah si anti-sosial dengan dalih belajar bersama.

Orang bilang, benci bisa menjadi cinta. Si anti-sosial tidak percaya pada  hal picik semacam itu. Tapi siapa yang sangka jika ia kemudian akan merasakannya di suatu hari.

Hingga entah bagaimana mereka akhirnya dideklarasi sebagai pasangan, menjadi perbincangan hangat di sekolah karena si senyuman sehangat mentari lebih dulu diperbincangkan sedang dekat dengan gadis cantik di sekolah. Tak ada yang menyangka bahwa si senyuman sehangat mentari, sang idola sekolah malah berbalik menjadi penyuka sesama jenis dan yang lebih buruknya, malah menjadikan si anti-sosial sebagai kekasihnya.

Tiga tahun di sekolah, orang-orang masih menertawakan hal itu dan berkata bahwa mereka tidak akan pernah bertahan lama. Hal itu diperburuk dengan sikap si senyuman sehangat mentari yang seolah menutupi hubungan mereka dengan tidak mempublikasikan apapun seputar hubungannya dengan si anti-sosial.

Namun siapa sangka dibalik tawa mengejek dan hinaan itu, ada sosok si anti-sosial yang bertahan dalam hubungan aneh itu.

Dan hingga memasuki tahun ke empat, si anti-sosial masih tetap sama, berjuang sendirian ditengah badai dalam hubungan mereka.

Ini cerita Jeon Jungkook, si anti-sosial yang pada akhirnya jatuh cinta dengan sangat beratnya pada sosok idola sekolah, pemilik senyuman sehangat mentari.

Ini cerita, tentang bagaimana Jungkook berjuang selama tiga tahun, hingga akhirnya keputusan terberat diambilnya.

Inilah, Jeon Jungkook.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Yoongi hyung, lagi?"

Pertanyaan itu keluar dari mulut seorang pemuda cantik yang sedang meminum lemon squash-nya, mengintip temannya yang baru saja menutup telepon masuk.

Ialah Park Jimin, sahabat baiknya di kampus, yang sangat beruntung dalam percintaan, dimana ia mempunyai kekasih yang sangat mencintainya hingga rela melakukan apapun untuknya. Jungkook bahkan ingat sekali bagaimana Yoongi, kekasih Jimin, mengirimkan cokelat berukuran besar dengan berat 1 kilogram pada hari Valentine, karena jarak yang memisahkan mereka sehingga tidak bisa merayakan hari kasih sayang itu bersama. Menurut Jungkook, hal itu saja sudah cukup manis bahkan semanis cokelat yang dikirimkan Yoongi dan sudah mampu membuktikan bagaimana Yoongi begitu menghargai Jimin.

= L O V ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang