Chapter 1

490 42 11
                                    

Anyyeong gaes...

Nuna is back...bawa ff kedua. Tapi nuna ngga sendirian kali ini. FF ini collab project nuna sama dedek kesayangan nuna yang hobinya baper dan nulis ff juga sama kaya nuna _meanie.trash_
Berkat kebaperan level yahud yang tak kunjung berhenti, jadilah kita berdua punya ide buat bikin ff alay dan super gaje ini.

Vote dan review'nya ditunggu ya gaes...
Oh iya, tentang ff Hoshi yang nuna janjiin kemaren, nuna apdet beberapa hari lagi kalo review ff ini bagus.

Makasih yang sudah mampir, baca, vote dan review...





Happy Reading...








Seorang anak laki-laki berusia 13 tahun tengah meringkuk di pojok ruangan kamar. Dia terlihat ketakutan sambil berkali- kali menatap cemas ke arah pintu. Bibirnya sedang mencebik menahan tangis. Tangannya menelungkup memeluk tubuhnya sendiri, mengabaikan luka bakar berbentuk bulat-bulat kecil di sekujur tangan dan kakinya diakibatkan sundutan rokok.

Lalu samar terdengar suara langkah kaki menuju ke arahnya dan membuka pintu. Anak laki-laki itu menunduk takut dan memejamkan matanya erat.

"Disini kau rupanya bocah sialan!!!" suara seorang lelaki menggelegar. Lelaki itu menyambar kerah baju anak laki-laki itu dan membuatnya berdiri, menyeretnya lalu menghempaskan ke ranjang. Lelaki itu itu menyeringai dan perlahan naik ke atas ranjang, matanya berkilat. Membuat anak laki-laki itu merintih takut.

"Appa...jangan...sakit appa..." anak laki-laki itu nyaris menjerit ketika lelaki itu mengarahkan rokoknya yang menyala ke urat nadi tangan kirinya.

"TIDAAAAAAAAAAKKKKKKK!!!!" anak laki-laki itu menjerit dan memejamkan matanya.

Saat dia membuka mata, dia terengah, dan memeluk tubuhnya. Dia mengedarkan pandangannya dan menatap kamarnya yang berantakan. Tubuhnya gemetaran. Keringat dingin membanjiri kening dan lehernya. Dia mengerjapkan matanya cepat lalu bangun dan berjalan menuju kamar mandi.

Setelah sampai di depan wastafel dan membasuh wajahnya, dia menatap pantulan bayangannya di cermin atas wastafel. Wajahnya terlihat pucat dan tatapan matanya sayu.

"Mimpi sialan..." lirihnya sambil mencengkeram erat pinggiran wastafel.


*******


"Oh... ayolah Jeonghanie... aku sudah sepekan tak bertemu dengannya. Aku bahkan sudah meminta manager oppa untuk mengosongkan jadwalku hari ini. Tak bisakah aku menemuinya??" rajuk seorang yeoja mungil yang tengah menatap memelas kepada namja cantik dihadapannya.

"Kau tahu dia sangat sibuk mempersiapkan acara charity minggu depan Jihoonie. Aku bahkan seharian kemarin tak berbicara sama sekali dengannya karena kami sama-sama sibuk," sahut Jeonghan sambil memilah-milah kertas yang berada di hadapannya.

Yeoja bernama Jihoon itu mempoutkan bibirnya, "Aku ini tunangannya, tak seharusnya aku diperlakukan seperti ini."

Jeonghan mendesah dan menatap Jihoon, "Aku tahu, aku akan berbicara padanya nanti kalau aku sempat ne..." Jeonghan memfokuskan pikirannya pada lembaran kertas di hadapannya lagi.

The OTHER SIDEWhere stories live. Discover now