SECOND

42 2 0
                                    

Banyak orang yang bilang kalo ossis tuh suka ngatur - ngatur, suka bikin peraturan seenaknya, rajia orang semaunya, marahin juga. Wah, pokoknya parah deh sindiran pedas yang keluar dari seribu satu bibir sma Garuda.

                         *****
"heh Cil, lo udah ngerjain pr belom? " Devin muhammad, tercatat sebagai anak bad boy gak pernah ngerjain tugas, suka bolos, gak pernah ikut upacara. Tapi setiap ulangan dia selalu dapet nilai diatas kkm.

"Udah mang napa ?" balas Indra wijaya teman Devin yang selalu dipanggil Ucil, karna tingkahnya usil dan genit.

"kerjain punya gue " Devin menyerahkan bukunya pada Indra. "sekalian Ntar lo bilang gua sakit "

"lah, mang lo sakit, tumben sakit" disambung dengan tawa

"gue males, apalagi sekarang pelajarannya agama. Ntar gua disuruh ini itu lagi" jelas devin lantas pergi menuju UKS sekolah yang jarang ada penghuninya.

sebenarnya Devin itu anak pengusaha terkenal orang tuanya punya banyak restoran, ketua basket, otaknya pinter tapi sayang gak pernah dipake.

Banyak cewek yang suka ma dia, tapi taulah bad boy selalu jual mahal orangnya mentang mentang ganteng. 

Bel masuk telah berbunyi tapi tidak ada tanda-tanda batang hidung Devin nongol sedikitpun.

"Nekat juga tu anak" ucil tertawa ketika guru masuk kedalam  kelas.

"si Devin bolos lagi? " Tanya Angga nugraha salah satu sahabat Devin selain Indra.

" Ialah, ngapain lagi kerajaannya si Devin kalo bukan makan, tidur, Maen? "

Pak Dandi mulai berkeliling kelas sambil menjelaskan pelajaran hari ini."Devin mana? "

Dengan sangat malas Ucil menjawab dengan nada tidak biasa, dengan singkat padat dan jelas. "sakit pak"

                        *****
Sudah jam pelajaran kedua dan hampir istirahat tapi Devin malah enak- enakan tidur di UKS sendiri dengan topi yang ia taruh di mukanya supaya menghalangi sinar matahari yang masuk lewat sela-sela kaca jendela tanpa seorangpun yang mengganggunya.

Bel istirahat telah berbunyi, bu Rita selaku pembina PMI menyuruh Dellen agar menyimpan data nama kelas X di UKS.

"Ngapain disini? Sakit? " tanya Dellen sambil menyimpan data tadi di atas meja.

" Brisik pergi sana" Devin mengayunkan tangannya mengusir.

" Ini tuh sekolah bukan hotel" Dellen mengambil topi yang menghalangi wajah Devin.

Seketika Devin bangkit dari rebahnya duduk menghadap Dellen  " kalo mau tidur sini aja" Dellen mengerutkan keningnya   " kalo kedinginan gue peluk"

"Ogah " Dellen hendak pergi tapi tak jadi " gue Gak percaya lo sakit, lo bolos lagi ya. Gue bilangin kepsek mampus lo " lantas pergi.

" buat apa gue belajar, mending tidur berfaedah" teriak Devin saat Dellen baru sampai pintu UKS.

" kebo  " dengan wajah flat, dan nada dingin. Dellen pergi menuju kantin.

Devin cemberut marah sambil masuk kedalam kelasnya. Dari mood yang Udah nunduk gara- gara Dellen, mood-nya jadi jongkok ketika seorang siswi yang namanya iketahui bernama sheryn meneriakinya tak jelas.

" Devin kamu sakit sayang? " sambil mendekat pada Devin dan memeriksa keadaanya.

" Paan sayang-sayang, gue bukan pacar lo " Devin melangkah meninggalkan siswi tadi dan kembali berjalan menuju bangku nya.

" Gue kira lo mau tidur sampe pulang?" tanya ucil

" tadinya iya, cuma gara-gara tu ketua ossis gila gue ilang mood"
Balasnya dengan nada kesal

" tapikan dia itu cans" oceh Ucil.
"Topi lo mana?"

" Diambil dia juga"

Setelah semua murid meninggalkan kelas mereka masing-masing tidak dengan ossis. Mereka berkumpul diruangannya sambil membagi kelompok untuk big program yang akan dilakukan senin pagi.

Setelah semuanya usai mereka semua bubar.

Dellen mengunci kembali tuang ossis sedangkan Shinta pergi meninggalkannya.

"nta,,," teriak Dellen sambil berlari menuju arah Shinta.

Disepanjang kolidor sekolah yang lumanya panjang Dellen terus memainkan topi Devin yang ia ambil tadi. Sedangkan Shinta dia membisu tak berbicara sepatah katapun, tak berkomentar seperti biasanya.

Besok hari minggu, hari libur pasti banyak orang dan hampir semuanya pergi jalan-jalan. Dellen melamun sambil berjalan, ditemani Shinta yang berada di disampingnya.

Sebenarnya Dellen ingin memberinya beberapa pertanyaan menyangkut Erick. Karena sempat beredar gosip kalo sebenarnya Erick itu menyukai Dellen. Berkali kali Dellen tanyakan soal itu pada Erick, namun jawabannya tidak pasti, kadang juga dia malah pergi dan pura pura tidak mendengar atau melihat Dellen ketika ia panggil.

Dari tingkahnya itu menunjukan bahwa dengan jelas Erick itu menyukai Dellen. Cie.. Ge-er,,, wajar vroh Dellen juga manusia.

" Aaaaaa,,,," teriakan Shinta sukses membuat Dellen tersadar dari lamunannya, dan merusak telinganya. "heh,, kampret lo. Emang lo pikir gue itu ring basket apa, maen lempar seenaknya" Shinta membanting bola yang tadi di lempar Devin, yang jaraknya dengan mukanya hanya setipis rambut.

Dellen tersenyum melihat pada para pemain basket yang memasang wajah terkejut.

" aaaa,,, Dellen seyummu mebuatku deg-deg-an tau!" teriak Ucil alay. Tapi Dellen menghiraukannya.

Didalam angkot bibir Shinta tidak ingin berhenti memaci anak-anak basket yang dia bilang 'bego, gak punya mata, cuma modal ganteng padahal bokek' dan bla bla bla, masih banyak lagi. Dia emang gak tau malu dia ngomong gak jelas di dalem angkot yang penuh.

"udah dong nta" Dellen berusaha bijak.

" biarin biar orang- orang tau kalo anak basket sekolah kita itu..." bla bla bla bla. Mungkin ya, sebelum mulutnya keluar lava dia gak bakalan berhenti ngomong.

Dllen cuma bisa j ngedengerin ocehan Shinta dari awal naik angkot sampe turun depan komplek. Dengan pemikiran 4G Dellen akhirnya bisa mendapatkan ide agar tidak mendengarkan ocehan Shinta lagi.

" Nta gue ke Alfa dulu ya" tanpa mendengar jawaban Shinta Dellen pergi begitu saja.

Meskipun sudah sahabatan dari SD sampe sekarang SMA, Dellen pasti bosen dengerin ocehan Shinta yang gak bakalan ada ujungnya apa lagi kalo lagi marah meski cuma gara gara hal spele. Lah,, orang kan beda beda.

"akhirnya bebas juga" Dellen masuk dan mengambil minuman, membayarnya lantas kembali keluar. " Erick!" teriaknya ketika mendapati Erick yang baru saja turun dari angkot.

Dellen mendekat pada Erick
"tumben gak bawa motor?"

" motor gue lagi di serfis" jawabnya

" ohh,, ohya waktu itu lo mau ngomong kan, lo mau ngomong apa?" Tanya Dellen sambil berjalan dan al hasil mereka pulang bareng.

Pertanyaan Dellen membuat Erick salah tingkah, keringat mulai muncul di keningnya. " em.. Gue.. Lo hari minggu ada acara gak?" tanyanya penuh perjuangan.

" gue gak tau, tapi moga aja gada acara!" " yaudah duluan ya" Dellen melambaikan tanggannya lantas masuk kedalam rumahnya.

'uhhhh Erick kok lo bego banget sih, kenapa gak ti the poin aja. Apa susahnya bilang i love you ke Dellen. Ahgrh bego' frustasi Erick dalam hati.

You're mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang