Habit

32 7 0
                                    

Talia POV

Karena keasikan main facebook semalaman , hari ini aku bangun kesiangan. Lebih tepatnya hari pertama awal minggu,alias hari Senin.
Fyi,  aku punya kebiasaan buruk yaitu bangun siang. Padahal aku sudah memasang alarm,tetapi tetap saja tidak mampu membangunkanku. I have a bad habit and i try to change that. But i can't.

Karena kebiasaanku yang buruk itulah aku sekarang berada disini,di depan gerbang sekolah yang tertutup rapat. Yess i'm late, again.

"Pakk Nartoo.. Bukain dong pak.. Elah cuma telat bentaran doang,ga sampe 5 menit pak.. Pak Nartoo.. Pakkk.. Ihhh malah pergi lagi.. " teriakku kepada Pak Narto, satpam sekolahku.

Aku sudah tidak tau penampilanku sekarang bagaimana bentuknya. Aku pun tidak tau apakah masih berbentuk atau tidak. Fyi, aku hanya gosok gigi dan cuci muka tadi pagi. Kalau tau ujungnya bakal telat juga, aku pasti mandi.hfftt

Ehh but wait, i'm not alone in here. Idk who is he, but his face so -errr manis mungkin. Hehe..
Kedatangan makhluk asing ini bagai kilat bagiku. Tiba - tiba saja tubuhku terasa kaku dan akupun tidak mampu berkata apapun, idk why.

Idk dari mana dia berasal, seragamnya pun sama seperti sekolah SMP pada umumnya. Tetapi aku melihat tanda lain di samping lengan kanan seragamnya, " SMP Negeri 13 Jakarta Utara".

Oh murid pindahan toh - batinku

*

Kringgg

"Din, masa ya tadi pas telat gua engga sendirian. Ada cogan yang telat juga. Sumpah gua udah kaya kerah seragam anak baru,kaku banget." oceh ku kepada Dina -sahabatku- sembari jalan menuju kantin.

"Anak kelas berapa?" tanya Dina santai .
"Gatau deh,tapi gua juga baru liat anaknya. Kayanya murid pindahan deh. Tadi gua diem aja duduk depan gerbang sambil main hp nungguin selesai upacara. Padahal gua udah dehidrasi banget gara - gara ngeliat tampangnya yang bikin oksigen gua abis. Suasana nya awkward parah. Beuhhhh gua gakuna.." oceh ku panjang x lebar dengan antusias.

Dina mengacuhkan ocehan ku, dan terus berjalan mengantri memesan nasi uduk meninggalkanku. Ish nyebelinn..

Dengan muka bete,aku pun meneruskan perjalanan menuju tukang es. Aku memesan dua es teh, buat ku dan buat Dina. Memang sudah seperti biasanya, Dina yang memesan makanan dan aku minumannya. Setelah selesai, aku pun menduduki salah satu kursi di pojok kantin sambil menunggu Dina datang.

"Nih makanannya Ta," ucap Dina dan langsung duduk disebrang bangku ku.
"Hmm.." jawabku dengan nada bete sambil mengambil makananku. Abisnya gimana ga bete coba, udah ngomong panjang lebar, eh malah di kacangin. Hhh..

"Oh iya Ta. Lu udah tau belum, kalau dikelas kita katanya nanti ada murid baru? Katanya sih abis istirahat dia datengnya. Dikasih pengarahan dulu di ruang Kepsek sih kayanya." ucap Dina dengan antusias.

"Hmm.." jawabku mengindahkan. Sebenarnya aku tidak tau dengan jelas dia ngomong apa,aku sibuk makan karena masih malas sama si Dina.

"Ishhh nyebelin.." kesal Dina karena merasa diacuhkan. Dia pun melanjutkan makan dengan wajah yang sama betenya denganku.

Gaenak kan Din di kacangin? -batinku

Aku hanya terkekeh kecil sambil mengendikkan bahu dan melanjutkan makan.
Aku merasakan getaran di saku rok ku.Aku mengambil benda pipih tersebut,dan ternyata sms dari Mama.

"Ta..pulang!! Mama mau ke rumah nenek, katanya , kakek masuk rumah sakit tadi pagi.."
Tiba - tiba saja aku tersedak makanan yang tersisa di dalam mulutku.

"Kakek masuk rumah sakit?lagi?" -batinku khawatir.
Langsung saja aku menyeruput minumanku cepat,dan kemudian beranjak ingin meninggalkan kantin. Tetapi Dina memegang tanganku bingung, sejenak aku mengurungkan niatku .

"Lu mau kemana sih Ta? Ada apa emangnya?" senggal Dina dengan nada bingung.
"Kakek gua masuk rumah sakit Din. Gua disuruh pulang ama nyokap." saut ku.
" Gua mau ngambil surat izin ke Ruang Tata Usaha dulu ya, byee" lanjutku yang masih melihat raut bingung Dina.

"Eh eh.. Gua ikut deh Ta. Gua males disini sendirian, " pinta Dina kepadaku.
Aku pun menganggukkan kepala tanda menyetujui permintaannya.
Kami pun beriringan berjalan menuju Ruang TU.

Setelah sampai Ruang TU, aku meminta surat izin serta memberikan alasan kenapa aku pulang lebih awal. Tentu saja penjaga TU tidak percaya denganku, aku sudah seringkali izin dengan alasan yang tidak masuk diakal. Haha.. wajar saja, otakku memang sedikit lemot,jadi aku agak sulit memikirkan berbagai alasan yang masuk akal -tetapi menurutku masuk akal kok mereka saja kali yang lemot- . 

Tiba-tiba saja muncul di otakku sebuah ide. Dengan segera aku menunjukkan sms dari Mamaku tadi, dan akhirnya penjaga TU itu mengizinkanku. Yeayyyy...
Tapi kali ini aku izin beneran loh, bukan buat bolos. Hehe..

Aku pun mengisi surat izinku dengan menggunakan tanda tangan beberapa guru terpaut. Setelah sudah diberi izin aku pun menaiki tangga hendak mengambil tas ku, setelah selesai, aku menuruni tangga ditemani sahabatku, Dina.

"Ta, semoga kakek lu cepat sembuh ya. " ucap Dina sambil memasang muka iba kepadaku.
"Iya Din amin.. Udah sono naik ke kelas, keburu bel masuk. Makasih ya udah nemenin gua hehe.." ucapku sedikit cengengesan.

"Iya Ta, sama- sama. Byee.." ucap Dina kemudian mulai menaiki anak tangga menuju lantai 2, lebih tepatnya kelas 8.

Aku pun jalan menuju gerbang dan meminta izin ke Pak Narto.
"Pak bukain dong.. Saya udah izin mau pulang.."
Pak narto yang sedang membaca koran di pos satpam pun seketika melihat ke arah ku.

"Kamu mau kemana emangnya? Kayanya dalam seminggu, kamu sering banget izin." ucap Pak Narto menatapku curiga.
"Yaelah pak,baru juga dua kali. Tapi kali ini tuh important banget pak. Serius deh, kalo ngga percaya tanya aja bu iin. Tadi saya udah izin kok."

"Ahh kamu ini.. Yasudah sebentar." saut pak Narto kemudian beranjak menuju gerbang dan membukanya.
"Makasih yaa pak, hehe.." cengirku sambil berlari menuju gerbang.

Aku menunggu angkot di depan gerbang.
Sumpah deh nunggu angkot udah kaya nunggu doi peka -batinku kesal.

Dan setelah sepuluh menit menunggu doi,akhirnya datang juga. Aku segera naik ke angkot berwarna merah itu dan duduk di dekat jendela.

Raut cemas tidak lepas dari wajahku.
Semoga kakek baik - baik saja. -batinku meyakinkan.

#tbc

IDK - I Don't KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang