~**~

41 6 5
                                    

Second chap yay!

Maaf kalau ada Typo atau kalimat yang sulit dimengerti.

Hope you enjoy.




.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



Yoongi nampak tengah duduk di bawah pohon yang berada di halaman belakang kampusnya, kondisi taman saat itu cukup ramai berhubung dengan beberapa kelas yang sudah bubar. Yoongi sesekali melihat ponselnya lalu mengedarkan pandangannya untuk menemukan sosok yang ia cari, namun hasilnya nihil.

"Apa kelasnya belum bubar ya?"

Sambil menunggu, ia membuka laptopnya lalu memasang plugin headphone ke laptop dan mengenakannya. Sementara Yoongi yang kini mulai sibuk dengan kegiatannya sendiri, di sisi lain Hoseok tengah jenuh dengan materi kuliahnya yang masih berlangsung.

"Akh- kenapa lama sekali."

"Ah- perut ku-- "

Keluhnya, ia mulai menggeliat di kursinya sendiri sambil memegang perutnya dan meletakkan kepalanya di atas meja.

"Ya- Hosiki, kau kenapa? Kalau mau buang air cepat izin kebelakang saja sana."

Sahut pemuda yang berada di sebelah bangkunya dengan tatapan 'sedikit risih' dengan kelakuan orang yang berada di sampingnya itu.

"A- maafkan aku Jongin-ssi, aku bukannya mau buang air-- aku hanya. . ."

"Kau hanya? Hanya apa?? Apa kau sedang datang bulan?" Sahut pemuda bernama Jongin itu dengan datarnya.

"Ya! Jangan sembarang bicara, mana mungkin laki-laki bisa mengalami datang bulan! A- a. .a. .a. .perut ku. . ."

Bantah hoseok yang kini sibuk meremas perutnya sendiri lalu menenggelamkan wajah ke atas mejanya. Sebuah seringai tipis terukir di wajah Jongin.

"Aku hanya bercanda, reaksi mu terlalu berlebihan Hosiki." Sahutnya sambil tertawa kecil.

"Jadi ada apa dengan perut mu? Kau lapar-"

'Kryuuuk'

Perkataannya terpotong karena suara yang berasal dari perut Hoseok. Sebuah seringaian kembali terukir di wajah Jongin, lalu ia mengeluarkan sebungkus roti dari tasnya dan melemparkannya ke meja Hoseok.

"Makan ini, kau menyebalkan kalau sedang lapar Hosiki."

Karena roti yang Jongin lempar mengenai kepalanya ia langsung mengangkat kepalanya lalu mengambil sebungkus roti itu.

"Tapi ini makan siang mu kan? Aku tidak mau mengambil makan siang mu Jongin-ssi"

Hoseok mengembalikan bungkusan roti itu namun Jongin menolaknya mentah-mentah.

"Tidak usah, aku sedang ingin makan di kantin. Dari pada dibuang lebih baik diberikan pada yang membutuhkan, bukan begitu?"

Sahutnya dengan nada acuh tak acuh lalu kembali menyimak kembali mata kuliah yang sedang berlangsung. Mulut pemuda ini memang sedikit pedas, bahkan Hoseok berpikir bahwa Jongin bisa menyebabkan perang dunia ke-3 meledak karena mulutnya. Memang mulutnya tidak sepedas Hyung nya namun ia tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi nanti jika mereka berdua adu mulut. Hoseok menghela nafas dan menaruh bungkusan roti itu di pangkuannya lalu menghadap ke arah Jongin dan menyunggingkan senyumannya yang secerah matahari itu.

"Baiklah-baiklah aku mengerti. Gomawo, Kim Jongin-ssi!"

Jongin hanya menyeringai tipis lalu melambaikan tangan mengisyaratkan tidak apa tanpa mengalihkan pandangannya dari pemateri.




 I WISH . . .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang