Aku ingin membantu suami ku untuk bekerja dikebun sayur" aku dan suami ku bekerja dikebun itu sudah hampir 2 tahun, dan ahirnya aku pun hamil. Di usia kehamilan 7 bulan, aku meminta untuk melahirkan dirumah ibu ankat ku dan suami ku pun setuju.
Aku meminta anak ibu angkat ku untuk menjemput ku, gak lama pun dia datang.
Ayo kak kita berangkat sekarang, nanti keburu hujan. Kata adeku.
Bentar ya, kakak mau siap-siap dulu.... jawab ku.
Gak lama kami pun berangkat kerumah ibu, dari pondok ku kerumah ibu perjalanan 1 jam. Perjalanan kami melewati kebun sawit, ditengah-tengah kebun sawit, ban motor adeku bocor.
Duh... kak, kayaknya bon motor ni bocor dech... kata adek ku.
Ya udah kamu baya dulu kebengkel, kakak tunggu disini... jawab ku.
Tapi kak bengkel nya jauh... lama baru sampai,
Tapi.... kalau jalan dengan ban motor bocor, gak mungkin bisa. Karna nanti kita lewat jalan besar. Takut nya dijalan besar banyak mobil yang lewat. Kata adeku.Ya udah... kakak gak apa-apa, kakak nunggu disini aja. Jawab ku.
Iya kak, kalau lama nanti turun hujan, takut nya kemalaman juga. Kata adeku.
Karna memang jam sudah agak sore, aku menunggu ditepi jalan kebun sawit itu.
Gak lama aku pun pindah kepohon sawit yang gak beitu jauh dari jalan, kalau berdiri dari jalan juga kelihatn.Tiba-tiba perut ku sakit, dan sakit nya pun semakin kuat.
Air ketuban tanda mau melahir kan keluar dari rahim ku.Ku lihat-lihat adeku gak juga ada,,
2 jam ku menunggu adek pun gak kunjung datang, ku duduk lagi dipohon itu, gak lama motor adek pun terdengar.Kak..... kakak dimana..... panggilan adeku.
Sini dek..... kakak disini... jawab ku sambil melambai lambai kan tangan ku.
Adeku gak mendengar teriakan ku, adek ku seakan akan gak mendengar apa-apa.
Kak..... kak...... teriakan adeku, dia melihat disekeliling jalan itu. Tapi aneh nya, dia gak melihat ku.
Ku coba untuk merjalan, tapi perut ku semakin sakit.
Hari semakin gelap, awan pun seakan akan mau turun hujan.
Ahir nya adek ku pun pergi meninggal kan ku.perut ku semakin sakit, rasa nya sudah tak tertahan kan lagi.
Ku lihat disekeliling ku ada parit kecil, parit untuk mengalir kan air. Aku pun melihat karung goni didekat parit itu, perlahan lahan ku mendekai parit tersebut ahir nya ku sampai keparit itu.Purut ku semakin sakit, terasa bayi akan keluar. Ku berani kan diri untuk melahir kan bayi ku dihutan kelapa sawit, aku pun jongkok di parit itu, ku dorong perut ku sekuat tenaga ku.
Hujan pun turun sangat deras sekali, air hujan pun membasahi tubuh ku. ku tetap gak perduli dengan hujan yang membasahi diri ku, ku tetap berusaha mendorong perut ku,, Saat sudah terasa bayi akan keluar... ku menadah kan tangan ku dibawah jongkoan ku,,
Bayi ku selama lahir kedunia, ku tutupi bayi dengan karong goni tadi. Aku pun berjalan kearah jalan besar, hari semakin gelap. Gelap karna hujan dan karna juga sudah malam.
Dijalan ku melambai lambai kan tangan ku, tetapi 1 orang pun gak ada yang mau berhenti. Dan ahir nya ku balik lagi kehutan sawit.
Dengan kaki ku yang banyak darah, bayi ku juga belum dibersih kan. Aku tetap melanjut kan perjalanan ku, aku terlihat ada sebuah pondok kecil. Seperti nya pondok itu kosong, karna gelap gak ada orang nya.
Ku dekati pondok itu, ku lihat pintu nya terkunci. Ku berteduh disamping pondok tersebut, dan.... ku terlihat kuburan yang gak jauh dari pondok tersebut.
Aku semakin takut, ku memutus kan untuk meninggal kan pondok tersebut. Ku menerus kan perjalanan ku bersama bayi ku,
Tanpa sengaja ku melihat sesuatu terbang didepan ku, ku perhati kan dan..... ternyata ku di ikuti kuntinalak,, allhuakbar.... ku semakin erat memeluk bayi ku, dan ku membaca ayat-ayat suci alqur an dan yasin.
Gak lama kuntilanak itu mengetertawa kan aku, dia terbanga dan meninggal kan aku dan bayi ku.
Alhamdulilah ya Allah..... dalam hati ku.
Ku menerus kan perjalanan ku lagi, dihutan yang gelap, dan hujan yang deras sekali. Ku tetap tidak putus asa menerus kan perjalanan ku.
Malam semakin larut, suara burung mengiringi malam yang seram. Aku mencoba untuk menahan rasa takut ku itu, tiba-tiba bayi ku menangis. Ku coba untuk menyusui bayi ku, tapi.. air susu ku belum ada lagi.
Aku pun terus mrlangkah, dan ahir nya ku melihat sebuah rumah yang ada orang nya.
Alhamdulilah...ahirnya ku ketemu juga dengan rumah orang... dalam hati ku.
Ku mendekati rumah tersebut dan ku ucap salam, gak lama salam ku pun dijawab.
Mereka pun membuka pintu rumah nya.
Maaf kak, boleh aku minta tolong.... kata ku.
Iya, boleh. Jawab mereka.
Mereka kaget sekali melihat ku dan bayi ku, mereka menyuruh ku masuk dan mereka membersih kan bayi ku. Aku pun mandi dirumah orang itu.
Terimakasih aku ucap kan, dengan segala ujian ku hadapi ahir nya aku dan anaku selamat.
TAMAT
KAMU SEDANG MEMBACA
anak ku sayang lahir dihutan"
Horrortanpa ku pinta bayi ku lahir dihutan,, ku percaya Allah selalu membantu ku. ujian ini ku lalui demi anaku.