Namanya Clara,gadis SMA yang baru saja lulus. Gadis cantik berkulit putih yang selalu ceria itu mendapatkan beasiswa kuliah di Paris. Ia sangat suka dengan Public Speaking dan Puisi. Namun,ia malas dan tidak tahu bagaimana ia mendapatkan mimpi serta cita-citanya saat orangtuanya bercerai.
"Lo udah siap ke Paris,Ra?" Tanya Vanesaa,sahabat Clara sedari SMP. "Boro-boro ke Paris,gue juga gatau mau pilih jurusan apa." Ujar Clara. "Jurusan Sastra aja,lo kan suka puisi."Saran Vanessa. "Males,ah. Gue udah gasuka."
Satu bulan kemudian...
Clara lalu memutuskan untuk mengambil jurusan musik. Ya,walaupun ia tidak tahu kenapa ia memilih jurusan itu. Kenapa ia tidak punya niatan untuk memilih jurusan Public Speaking atau Kesastraan. Yang setelah lulus ia bisa jadi Presenter kondang,Sastrawan,Moderator atau sejenisnya.Clara tinggal di Paris bersama Vanessa. Clara berusaha melupakan kesedihan tentang perceraian kedua orang tuanya yang sudah merasa tidak cocok. Clara membenci Ibunya karena perceraian itu diawali dari keegoisan ibunya. Ibunyalah yang meminta cerai ke Ayahnya.
Satu bulan Clara kuliah di Paris,ia berubah gaya hidupnya. Ia lebih disiplin dan mandiri.
"Eh,Ra. Kenalin ini Richard,pacar baru gue." Kata Vanessa memperkenalkan pacar barunya. "I'm Richard." "I'm Clara." "Nice to meet you." Ujar Richard menggariskan senyum. "Ntar malem ikut ke pesta,yuk!" Ajak Vanessa kepada Clara. Clara hanya memutar bola matanya dengan malas dan lalu menyeruput secangkir kopi di meja Cafe.
"Ah lo gak asik ah,Ra." Gumam Vanessa meninggalkan Clara. Vanessa lalu pergi dengan Richard. Clara melihat mereka berdua hanya bisa tersenyum seraya menggelengkan kepala.Tersorot sebuah buku berwarna coklat dihadapan Clara. Ia membuka buku itu. Halaman pertama berisi nama pemilik buku itu, "Dion Pratama" sepertinya si pemilik buku itu adalah orang Indonesia seperti Clara. Buku itu berisi kumpulan puisi. Clara membaca sejenak buku itu,puisinya sangat bagus. Namun,Clara sudah tidak suka puisi lagi. Entah apa,dia malas saja.
"Hei this my book!" Suara pria berkulit sawo matang berlari kecil menghampiri Clara. Pria itu langsung merebut buku yang baru saja dibaca Clara. "Oh sorry! I don't know." Ujar Clara sedikit deg-degan. "Yes,no problem. My name is Dion Pratama." "Ehmm... My name is Clara Wiguna, i was know your name in first page this book." "Oh,hehe. Kamu orang Indonesia ya?" Sontak mata Clara membulat dan terkejut.
"I-iya." "Haha,sudah saya tebak dari namanya." Clara hanya tertawa kecil."Oke kalau gitu aku pergi dulu,see you." Ujar Clara mengakhiri obrolan itu. "See you too." Balas Dion.
Clara pulang kerumah dengan wajah sumpringah. Garis senyumnya ia perlihatkan kepada Vanessa. Bayangan Dion menghantui pikiran Clara. Apa Clara jatuh cinta dengan Dion?Tiba-tiba ponsel Clara berdering. Panggilan masuk dari nomor asing.
"Hello?" "Hello... Clara?" Clara mengerutkan dahi,suara itu tak asing adalah suara Dion. "Di-dion?" "Yes,i'm Dion. I want to you dinner tonight in cafe." Clara semakin tak mengerti.
"Siapa,Ra?" Tanya Vanessa yang tiba-tiba mendekatinya. "Dion,dia ngajak gue makan malam." Jawab Clara berbisik. "Siapa dia?" Clara lalu menjelaskan singkat tentang Dion kepada Vanessa. Vanessa tampak gembira dengan penjelasan Clara.
"Hello... Are you okey,Clara?" Suara Dion meminta jawaban. "Oh,Hello.. Iya deh nanti malam aku kesana." Pekik Clara. "Thank You" Ucap Dion mematikan panggilannya.Malam ini Clara bersiap-siap ke Cafe untuk menemui Dion. Dia mengajak Vanessa untuk menemuinya. Clara dan Vanessa naik Taxi lalu melaju ke Cafe, lima belas menit kemudian mereka tiba di Cafe.
Clara mencari-cari Dion. Dimana dia berada? Sejurus kemudian sebuah lambaian tangan dari Dion membuat Clara terkejut.
"Clara,I'm here!" Katanya.
Clara dan Vanessa duduk dikursi nomor dua,kursi yang sudah diduduki Dion.
"Sudah lama menunggu,ya?" Tanya Clara. "Baru sepuluh menit." "Kenalin,ini Vanessa sahabatku."
"Dion." "Vanessa." Mereka saling bertukar senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE STORY REWIND
Short StoryNamanya Clara,gadis SMA yang barusaja lulus. Gadis cantik berkulit putih yang selalu ceria itu mendapatkan beasiswa ke Paris,ia sangat pandao public speaking dan suka puisi. Namun,ia malas dan tidak tahu bagaimana ia mendapatkan mimpi serta cita-cit...