A Fullday Memories

5 1 0
                                    

Tepat pukul 06.30 alarm terus berdering dimeja belajar Karen. Sudah beberapa kali alarm itu bergetar seperti ada guncangan gempa tetapi itu tidak membut Karen bangun dari tidurnya. Entah Karen yang kebo atau Alarm nya yang kurang keras,atau cuacanya yang sedang dingin sampai Karen ingin terus membalut dirinya dengan selimut tebal diatas tubuhnya.

Kring .. Kring .. Kring .. Kring ..
06.45 alarm berbunyi lagi ditempat yang sama,tapi ini juga tidak membangunkan Karen dari tidur lelapnya itu. Padahal jam masuk sekolah tepat pukul 7.00 tetapi belum ada satu gerakan pun yang dilakukan Karen untuk mempersiapkan dirinya menuju ke sekolah.

"Kerenyo.wake up!" Teriakan kencang dari sahabat kecilnya membuat Karen langsung terkejang-kejang bangun dari tidurnya.

Untung sahabat kecilnya datang pada waktu yang tepat dan pas untuk membangunkan Karen. Jadinya, Karen tidak akan terlambat datang kesekolah. Karena kalau sampai terlambat bisa-bisa Karen masuk keruang kepala sekolah lagi untuk yang ke 5 kalinya dan Karen sudah sangat bosan untuk terus menemui wajah dan orang yang sama seperti boboho itu.

"Ah! Syukur deh tong loe bangunin gue kalau kagak mampus gue ketemu si gendatz itu lagi" Ujarnya melompat dari tempat tidur dan menggengam tangan Raymond.

Jangan baper ya kalau tiba-tiba melihat Raymond dan Karen bermesraan dimana saja dan kapan saja,karena ini sudah hal biasa untuk mereka berdua melakukan ini semua. Jadi,buat yang belum terbiasa untuk melihat ini harap kedua matanya ditutup atau dilakban hitam kedua matanya agar tidak termasuk ke ZONA BAPER.

"Kebiasaan deh pagi-pagi bukannya langsung mandi,malah megang tangan gue. Naksir lu?" Raymond melepas tawanya didepan wajah Karen,membuat karen spontan langsung melepaskan tangannya dari genggaman Raymond dan seketika wajah Karen berubah menjadi datar.

"It's okay" Ujar Karen sepertinya ngambek lagi sama Raymond. Dari cara menjawabnya saja sudah ketahuan,sudah terbukti bahwa Karen ngambek lagi sama Raymond untuk kesekian kalinya karena hal sepele ini lagi.

Mereka berdua saling ngambekan tetapi itu tidak dalam kurun waktu yang lama. Jikalau salah satu diantara mereka ada yang ngambek pasti diantara mereka ada yang langsung meminta maaf,tanpa menunggu situasi yang tepat untuk meminta maaf. Begitu indahnya persahabatan yang dilalui mereka berdua selama 17tahun silam ini.

"I'm sorry babe for my mistake,I'm sorry cause i always make you feel get mad when you near me" Ujar Karen tersenyum tulus menatap kearah Raymond. Karen sangatlah fasih berbahasa inggris karena kedua orang tuanya memiliki campuran darah Amerika,jadi jangan heran jika Karen selalu berbicara bahasa inggris dimanapun kapanpun dan kepada siapapun itu.

Raymond berbalik menatap kearah Karen sambil meletakkan salah satu tangannya di pundak Karen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raymond berbalik menatap kearah Karen sambil meletakkan salah satu tangannya di pundak Karen. Karen menunggu jawaban dari Raymond apakah dirinya dimaafkan atau tidak dimaafkan? Tapi yang menarik dari mereka berdua adalah mereka saling memaafkan satu sama lain,walaupun masalah yang mereka timbulkan sangat besar tetapi itu tidak membuat persahabatan mereka putus atau sirna begitu saja. Karena,mereka berdua selalu menyelesaikan persoalan yang dihadapi dengan cara kepala dingin dan terbuka.

Finding The True LovesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang