2

3 1 0
                                    

“Aww, Ya! Jika kau berhenti, kenapa tidak bilang huh” Ucapnya kesal sambil mengusap- usap badannya yang sakit itu
“ Terserah,” Ucapku singkat dan melanjutkan perjalananku
Tak lama kemudian aku pun mendapatkan taxi, aku pun menaikinya, Jimin pun begitu tiba- tiba dia sudah duduk di kursi depan. Sungguh cepat.
Aku hanya diam saat perjalanan sampai pulang ke Korea. Rasanya sungguh aneh berada di dekat Jimin sekarang, apa karena dia sudah menikah? Sedari tadi dia hanya mengikutiku sampai perjalanan pulang ke rumahku, aku membiarkannya masuk ke rumah karena aku lelah dan malas untuk berbicara sekarang.
Aku pun berjalan menuju kamar mengambil selimut dan bantal untuk Jimin, kebetulan di rumah hanya ada satu kamar, Jadi Jimin akan tidur di sofa.
“Cah, selimut dan bantalnya”, Ucapku
“Gomawo, maaf sudah merepotkanmu”, Ucap Jimin sambil menundukkan kepalanya
“Jika kau lapar ada beberapa bungkus ramen di dapur, kau bisa memakannya”,
“Makanlah denganku, aku yang akan memasaknya”, Pintanya kepadaku
“Aku lelah, aku mau tidur”,
“Arraseo, jalja” ,Ucapnya sambil tersenyum kepadaku
Aku pun pergi ke kamar, merebahkan tubuhku sesaat, aku memegang dadaku, ada sesuatu yang sakit disini, aku memukulnya perlahan, tak terasa buliran air mata ku sudah keluar. Semakin lama air mataku bertambah deras seperti aliran sungai.
“Hiks hiks, neomu appaseo!!!!”, Isakku sambil memukul- mukul dadaku
Aku pun menangis di bawah bantal, agar Jimin tidak bisa mendengar isakkan ku
~TOK TOK TOK~
“Yuri-ah apa kau sudah tidur?,” tanya Jimin dari luar
Aku pun terkejut dan langsung berdiri, tapi tiba- tiba kepalaku sangat pusing dan badanku limbung, aku pun tak bisa menahannya dan kemudian aku pun terjatuh,
~BRUK~
“Yuri-ah, gwaenchana?”, Tanya Jimin dari luar dan langsung membuka pintu kamarku
“Yuri-ah”, Teriaknya kepadaku
Samar- samar aku mendengar teriakannya, perlahan kemudian semuanya gelap.

JIMIN’S POV
Aku merasa bersalah kepada Yuri, kekasihku dulu yang masih aku sayangi. Banyak hal yang terjadi di China, aku dijodohkan oleh yeoja pilihan ibuku. Ibuku memaksaku untuk menikahinya, yeoja itu pun juga hanya pasrah menerimanya. Kita menikah bukan karena cinta, tetapi karena orang tua. Aku belum mempunyai anak, istriku sudah meninggal mendahuluiku karena penyakit yang dideritanya yaitu kanker hati. Aku belum menceritakan sepenuhnya kepada Yuri, tetapi tidak ada waktu sedari tadi untuk mengobrol. Sejujurnya aku masih mencintai Yuri. Yuri, maafkan aku.
Aku pun menggendong Yuri dan membaringkannya ke tempat tidur. Aku pun melihat wajahnya yang penuh dengan keringat, dan juga matanya yang sembab, dan juga badannya agak panas. Aku benar- benar kasihan jika melihatnya seperti ini, membuat hatiku sangat sakit, ini semua salahku. Apa dia menangis karena ku? Jika iya, aku benar- benar lelaki bodoh dan kurang ajar.
Aku tinggalkan Yuri sebentar untuk mengambil handuk hangat, air putih dan juga obat penurun panas. Setelah kuambil semua, perlahan aku pun membuka 2 kancing kemejanya membasahinya lehernya dengan handuk hangat, kemudian menaruh handuk lainnya di kepalanya. Sesudah itu aku pun memijat kakinya dan tangannya. Aku pun mengusap rambutnya perlahan, tak terasa air mataku menetes
“Yuri-ah mianhae, ini semua salahku, maaf telah membuatmu sakit hati”, Ucapku pelan kepada seseorang yang tidur dihadapanku saat ini
“Engghh”, lenguh Yuri yang perlahan sadar
“Yuri-ah minumlah”, Pintaku sambil menyodorkan obat penurun panas dan air putih
“Tak usah, kau pergilah tidur, aku yakin kau sangat lelah”, Ucapnya pelan
“Yuri-ah aku akan menjagamu malam ini, kau demam”, Pintaku kepadanya
“Jimin-ssi, jika kau tidak pergi sekarang juga dari kamarku, Jangan pernah menemuiku lagi!”, Ucapnya dengan sedikit membentak
Aku pun pergi meninggalkannya, tetapi langkahku terhenti di depan pintu, aku kembali menuju kedalam kamarnya, dia hanya terkejut melihat ku, kemudian aku menariknya kedalam pelukanku.
“Yuri-ah, aku merindukanmu, jeongmal bogoshipeosseo”, Ucapku lembut kepadanya
“Lepaskan!!”, Teriaknya marah kepadaku
“Tidak, aku tidak akan melepaskan pelukan ini, aku ingin kembali kepadamu”, Ucapku
“...............”
“Yuri-ah”, Panggilku
Aku pun melepaskan pelukanku tetapi ternyata dia pingsan dipelukanku, Aishh bodoh , kenapa aku membuatnya pingsan lagi, Aku pun membaringkannya dan aku pun tidur di samping Yuri untuk menjaganya. Aku pun membelai lembut rambutnya, pipinya, hidungnya, matanya, dan juga bibirnya, aku merindukan semuanya, Aku pun mengecup kening Yuri tetapi tiba- tiba Yuri siuman.
“Gwaenchanayo?”, Tanyaku lembut kepadanya
“Hm, gomawo sudah menjagaku”, Ucapnya lembut kepadaku
“Yuri-ah, aku ingin mengatakan sesuatu”,
“Besok saja  aku lelah”, Ucapnya dengan mata yang sudah terpejam
“Yuri-ah aku merindukanmu”,
“Nado Oppa, sekarang tidurlah di sofa, jangan disini”,
“Arraseo, Jalja”,
------------Keesokan Harinya---------------
Aku terbangung dari tidurku karena sentuhan lembut di wajahku, Aku kira ini hanya mimpi, aku melihat sosok perempuan yang cantik dan juga tersenyum lembut kepadaku
“Oppa, bangunlah, Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu.”, Ucap Yuri kepadaku
“Arraseo, aku akan mencuci wajahku terlebih dahulu.”,
-------------------------------
“Hmm, mashita! Masakanmu rasanya tidak pernah berubah yuri-ah.”,
“Tentu saja.”,
“Yuri-ah, aku ingin memberitahu sesuatu kepadamu.”, Ucapku mulai serius
“Apa?Katakanlah.”,
“Sebenarnya istriku meninggal saat beberapa bulan setelah menikah denganku.”,
#YURI’S POV
“Sebenarnya istriku meninggal saat beberapa bulan setelah menikah denganku.”, Ucap Jimin yang membuatku ternganga akan ucapannya tadi
“Aku turut berduka cita oppa, Dia meninggal karena apa?”,
“Dia mengidap penyakit kanker hati, Dia wanita yang malang.”,
“Lalu, Apa tujuan Oppa kemari?”, Tanyaku penasaran
“Untuk kembali disisimu, Aku ingin membahagiakanmu Yuri-ah.”, Ucapnya dengan mengenggam tanganku lembut
“Tidak secepat itu Oppa.”, Ucapku ketus sambil melepaskan tanganku dari genggamannya
“Waeyo?”,
“Waeyo? Apa Oppa tidak sadar apa yang Oppa lakukan selama ini terhadapku?”, Ucapku sambil menggebrak meja
“Mianhae....”, Ucapnya sambil berjalan menuju dibelakang kursi yang aku duduki dan memeluk leherku dari belakang.
“Jeongmal Mianhae Yuri-ah, Aku tahu aku salah, Mohon maafkan aku, Aku tidak tahu jika kau semenderita ini, Aku tidak tahu jika kau menungguku, Maafkan aku tidak memberi satu kabar pun kepadamu, Aku bingung pada saat itu, Kumohon maafkan aku.”, Ucap Jimin sambil menangis
Aku merasakan sesak di dadaku, tenggorokanku tercekat, aku hanya menangis mendengar permintaan maafnya, Aku sangat mencintai Jimin, Aku ingin memeluknya saat ini juga.
Aku pun berdiri menghadap kepadanya dan langsung memeluknya dengan erat, Kita menangis bersama,Menyalurkan perasaan  kita masing- masing melalui pelukan ini.
Tiba- tiba Jimin mendekat ke wajahku, Aku pun hanya diam melihat matanya yang aku sukai selama ini, Tak terasa hidung kita sudah menyentuh satu sama lain dan kemudian Jimin mengecup bibirku singkat,kemudian beralih ke mata ku
“Maafkan aku telah membuat mata ini mengeluarkan banyak air mata, Kali ini aku berjanji aku tidak akan membuat mu menangis lagi.”, Dia pun mengecup mataku
“Tuhan, Aku akan menjaga,melindungi, dan membahagiakan wanita yang ada dihadapanku ini dengan kasih sayang, Ku mohon restuilah kita berdua.”, Kemudian dia mengecup kening ku dengan lama
“Ayo”, Ajak Jimin kepadaku dengan mengenggam erat tanganku
“Kemana?”, Tanyaku penasaran
Aku hanya mengikuti arah langkahnya yang menuju ke suatu tempat.
“Mengapa kita kesini? Aku sedih melihat tempat ini, Setiap hari aku menunggumu disini”, Ucapku sedih
“Yang penting sekarang aku sudah disini, di tempat ini, Tempat favorit kita untuk menghabiskan waktu bersama, Pohon Maple yang sendirian di dekat danau, Ini tempat kita, tempat paling romantis di dunia, hahaha”, Jelas Jimin kepadaku yang membuatku sedikit terhibur
“Saranghaeyo Yuri-ah”,
“Nado Saranghae Jimin Oppa”,
“Would you marry me?, Ucap Jimin Oppa sambil mengenggam kedua tanganku dan berlutut dihadapanku
Aku sedikit terkejut mendengar pernyataannya, Aku bingung, Aku harus menjawab apa
“Maafkan aku Oppa, Aku tidak bisa menolaknya”,
“Maksudnya?”,
“Aish kau bodoh atau apa sih, atau kau ingin memancingku hah?”, Teriakku jengkel
“Hahahahahaha, Gomawo nae sarang”, Ucap Jimin sambil merengkuh leherku dan mencium bibirku lama
.
.
.
.
END

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm ComebackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang