P e r k e n a l k a n, A k u S e n j a

80 17 16
                                    

Apa yang paling kau harapkan di dunia ini? punya motor mahal? punya rumah mewah? jadi orang sukses? atau menikah dengan Raisa Adriana? Oh maaf, dia sudah jadi milik orang. Kau tahu? aku juga ikut merayakan #HariPatahHatiNasional.

Namun aku berbeda, aku berharap aku bisa melihatnya lagi di dunia ini, hanya melihat, aku tak muluk-muluk dalam meminta, sungguh hanya melihat, kalau dapat bonus, memeluk.

Namaku Senja, nama yang aneh bukan? aku pun tidak tahu mengapa ibuku memberi nama Senja, Senja Arjuna lengkapnya, namun boro-boro aku jago panah seperti Arjuna di kisah Mahabarata, mendengar petasan saja sudah lompat-lompat lalu memanggil Mama.

Aku menulis ini pukul lima sore. Bagiku waktu selalu sore, saat burung-burung pulang ke sangkar-nya, saat ayam betina membuat peraturan dikala petang datang, anak-anaknya harus pulang. Saat matahari tenggelam di cakrawala, lalu warna jingga meracuni langit, dan 47 detik yang menakjubkan terjadi, menggelintir, menyisakan Adzan Maghrib berkumandang. Hanya satu kata, Indah.

Begitu pun dengan namaku, aku menyukai senja, dan jangan lupa aku sangat menyukai wanita itu, sangat menyukainya.

Wanita yang menghabiskan waktu 47 detik yang menakjubkan bersamaku, namun sekarang ia sudah menghilang, tak bisa lagi menemaniku, menghilang bersama matahari yang tenggelam di cakrawala, hanya menyisakan bayangan hitam, ia sudah pergi.

Bisakah aku, mengulangi 47 detik menakjubkan itu sekali lagi, Tuhan? kumohon.

47 Detik yang Menakjubkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang