[4] Really? (END)

106 17 47
                                    

[SMA Hyangnam, 2012]

"Hana-ya, kau benar-benar tidak ada perasaan padaku?"

"Untuk apa? Orang yang kasar dan egois sepertimu tak pantas mendapatkannya."

"Tapi kan aku tidak seperti itu padamu."

"Hei. Dengar, ya. Memangnya yang hidup berdampingan denganmu hanya aku saja? Ada orang lain juga, asal kau tahu. Aku tidak ingin melihat mereka diperlakukan seperti itu olehmu!" Hana menjawab dengan tegas. Bahkan terkesan marah.

"Tapi aku sayang padamu, Hana-ya. Bukannya kau juga pernah menyukaiku?"

"Memang, tapi itu dulu. Jauh sebelum aku mengetahui bagaimana dirimu yang sebenarnya."

"Kau bahkan sekarang belum mengenalku sejauh itu."

"Kau menyakiti Jeonghan. Itu berarti kau menyakitiku... Kau jahat. Bodoh. Aku benci padamu! Hiks.." Setelah menyelesaikan kalimatnya, wajah cantik Hana basah oleh air mata yang tak terasa menetes. Ia teringat pada apa yang terjadi dengan Jeonghan beberapa hari lalu.

"Menyakiti Jeonghan berarti menyakitimu? Ada apa dengan kalian?"

"Aku menyayanginya. Kau jangan lagi berbuat yang aneh-aneh padanya atau menyakitinya! Aku akan semakin benci padamu, aku bersumpah."

"Apa hubungannya Jeonghan denganmu?"

"Bukan urusanmu." Hana semakin kesal dengan situasi itu, hingga ia memutuskan untuk pergi. Tapi sebuah tangan mencengkeramnya dengan sangat erat, menahannya, dan menariknya kembali ke posisi semula.

"Jawab pertanyaanku!"

"Oh? Jadi sekarang kau juga egois dan kasar padaku? Baiklah kalau begitu," Emosi Hana memuncak, namun ia menahannya setengah mati. Ingin rasanya ia melayangkan telapak tangan halusnya ke pipi manusia menyebalkan itu.

Perlahan, cengkeraman tangan itu melemah.

Namun Hana kaget hingga ia mengerjapkan pandangannya berulang kali ketika tangan yang melepas cengkeraman itu tiba-tiba menangkup kedua pipinya. Manusia itu hendak mendekatkan wajahnya pada wajah Hana.

PLAK!

Sebuah tamparan keras nan penuh dengan amarah mendarat di pipi laki-laki itu. Kemudian Hana melepaskan cengkeraman tangannya secara paksa.

"Lepaskan aku, Choi Seungcheol! Aku ini pacarnya Jeonghan!"

Sungguh, emosi Hana sudah sampai ke ubun-ubun dan meledak begitu saja. Baru kali ini Hana menampar laki-laki. Jelas saja, Hana begitu kesal. Berani-beraninya ia menyentuh Hana yang sudah memiliki kekasih. Walaupun sebelumnya dia itu tidak tahu bahwa Hana adalah pacar Jeonghan, tetapi Hana sudah mengatakan kalimat penolakan. Seharusnya Seungcheol tidak melakukan hal senekat itu tadi.

"Hana-ya..."

Kali ini Hana benar-benar mengabaikan panggilan lirih Seungcheol. Air matanya entah mengapa menetes, mengingat Jeonghan yang beberapa hari kemarin terbaring di rumah sakit. Jeonghan menderita alergi setelah meminum minuman yang di dalamnya terdapat campuran aneh dari Seungcheol melalui adik kelas suruhannya. Jeonghan muntah-muntah tak karuan, hingga ia tidak bisa datang pada acara penyampaian visi-misi ketua osis karena ia masuk rumah sakit. Seungcheol sengaja melakukannya agar Jeonghan kalah dalam pemilihan osis. Hana yakin sekali akan hal itu.


***


"Yoon Jeonghan,"

[Special for Jeonghan Day] FORGIVE UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang