Sandra Wanda Visyaputri
Kata mama namaku sangat indah. Aku cantik, dermawan, dan juga sangat menarik. Menarik apa ya? Tarik tambang kah?
Kuliah di salah satu Universitas ternama membuatku harus bangun pagi sekali.
Kalau orang bilang aku rajin, menurutku tidak. Kalau orang bilang aku pendiam, itu juga tidak.
Tapi kalau aku cantik itu sangat benar!
Ini cerita tentang ku juga tentang cinta yang bersamaku.
🎀🎀
Minggu
Hari ini adalah hari yang tepat untuk bermalas-malasan. Tapi nyata nya? Aku harus berangkat ke kampus karena ada bimbingan dengan dosen. Yang paling menakutkan adalah, dosen nya galak sedunia.
Setelah bersiap-siap, aku berangkat ke kampus dengan mobil kesayangan ku. Celana panjang dengan sweater berwarna hijau toska juga hijab berwarna senada. Dan make up sederhana sangat cocok untuk ku pakai minggu pagi yang sangat cerah ini.
Setelah meninggalkan perkarangan rumah, mobil yang kukendarai berjalan membelah jalanan kota yang sangat ramai.
Butuh waktu 30 menit untuk sampai di kampus, apalagi jika jalanan sedang macet. Suara radio musik mengalun indah memecah keheningan di dalam mobil.30 menit berlalu, setelah memarkirkan mobil aku berjalan ke arah ruangan dosen ku. Tapi mataku menangkap seseorang yang sedang berjalan ke arah ku sambil tersenyum. Dia,
Rega Wijaya Putra
Aku mengenal nya sebagai teman baik, teman yang suka menjahili, aku juga meng-klaim nya sebagai tukang pemberi harapan palsu. Hobby nya molor di kelas dan jadi mahasiswa kupu-kupu. Dia juga suka ngupil, tapi dia bukan bad boy.
Hidup nya tidak pernah jauh dari musik, gitar, piano, drum, dan juga band. Dibalik julukannya sebagai tukang pemberi harapan palsu dia adalah orang yang perhatian, setia, dan juga peka. Semua itu bisa dibilang teman sejatinya
Dia berjalan ke arah ku dengan tersenyum manis sekali. Tidak bisa dipungkiri bahwa kaum hawa pasti menyukai senyumannya. Tidak terkecuali aku. Aku hanya memasang wajah datar, pilihan terbaik saat ini.
"Pagi....., Visya! " teriaknya lantang sambil mencubit pipiku.
"Kamu kira pipi ku kue cubit apa?!, main cubit-cubit aja!" kataku kesal kepadanya.
"Pipi lo kan langka, cuma gue yang bisa cubit pipi lo. Cowok lain nggak akan pernah bisa" katanya dengan bangga sambil duduk di bangku depan kelas.
"Hari ini lo cantik" katanya setelah duduk di bangku.
"Tiap hari emang aku cantik, kamu aja yang katarak" canda ku dengan tertawa.
"Apa? Gue katarak? Tapi gue ganteng kan? " tanya nya.
"Ganteng sih kalau lagi pake topeng" ejek ku.
"Wajah gue asli, bukan palsu. Dan gue juga tau, kalau lo pasti suka sama gue? " pedenya lagi dan lagi.
"Siapa bilang? " elak ku. Bener banget, bang!
"Jalan yuk!"
"Kemana? Bukan nya kamu ada kelas? "
"Kelas nya cuma 1 jam kok, nanti gue tunggu diparkiran. Lo bawa mobil kan? "
"Iya lah! "
"okeh, sekarang bimbingan dulu sana, sukses ya?! Dosen nya galak loh"
"itu juga aku udah tau, tapi dosennya ganteng"
"Gantengan mana sama gue? "
"Gimana ya? Buat aku sih, kamu yang paling gateng" kataku sambil berlari menjauh dari nya dan menuju ruangan dosen.
Malu ya tuhan!
"gue pasti nggak kalah ganteng sama Verrel Bramasta. Idola lo itu" gumam nya seorang diri.
*to be continue
Hai semua jangan lupa beri vote, komentar, saran dan kritik kalian ya ..., habis baca langsung di vote ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember?
Short StoryDari jogja tumbuh cinta Bersemi pula di Malioboro Mengalir indah di Borobudur Tentang rasa yang tumbuh diantara kita, Tentang hati yang saling menyatu, Tentang ceritamu bersamaku. Berakhir sempurna di ujung waktu ku bersama mu