Hampir 2 jam aku berperang pikiran dengan dosen super galak. Hingga perutku meronta alay untuk dikasih makan. Dengan segera aku berjalan ke arah parkiran, tetapi aku terkejut ketika melihat rega berdiri tepat disamping mobilku.
"Kok kamu disini?, kenapa belum pulang? " tanyaku heran. Wajahnya terlihat merah sekali.
"lo amnesia, Sya...? " wajahnya terlihat marah.
"kenapa sih kita ada janji ya? " tanya ku heran kepadanya.
"Astaga... Rega!, maaf aku lupa, kita mau jalan kan?" tanya ku sambil tersenyum malu-malu.
"Akhirnya lo sadar juga, sampai gue hampir lumutan dan item kayak orang afrika karena hampir 1 jam lebih nunggu lo disini. Udah cepat buka pintunya!" katanya sambil marah.
Hanya ada keheningan diantara kami, dia hanya fokus menyetir dan aku hanya bisa diam karena takut.
"Kamu marah? " tanya ku pelan.
"Tadi itu bimbingannya lancar sih, tapi dosen nya tuh kayak sengaja cari-cari kesalahan dari proposal yang aku bawa. Aku bisa apa kalau nggak diem sambil manggut-manggut?. Dia ganteng tapi ngeselin, hampir dua jam aku dengerin dia ngomel nggak jelas kayak gitu. Sampe lupa kalau kamu ngungguin dari tadi" kataku sambil cengengesan.
"Harus nya kan lo inget kalau ada janji sama gue, lo justru duduk manis diruangan yang ber AC sama dosen ganteng pula. Sedangkan gue nungguin lo sampai kepanasan kek gini. Emang dasar! " kesal nya padaku membuat ku kembali diam. Aku tidak menyangka kalau dia sampai semarah ini.
Tidak ada percakapan lagi sampai mobil yang dikendarai nya berhenti. Tapi tidak di mall, melainkan tepat didepan rumah ku.
"Kok pulang sih? Katanya mau ajak aku jalan? " tanya ku heran, tetapi dia justru keluar dari mobil.
"Jalan-jalan nya nggak jadi, mood gue udah hancur. Udah cepet masuk! Gue pulang" katanya sambil berjalan meninggalkan ku.
"Kamu kira aku nggak bisa jalan sendiri apa?! Banyak cowok yang ngantri buat jalan bareng sama aku! Dasar cowok pemarah! " teriak ku padanya.
Setelah itu aku memasukkan mobil ke dalam garasi, dan berjalan masuk ke dalam rumah. Setelah mengambil minum di dapur, aku berjalan ke arah kamar. Hari ini akan jadi hari paling menyebalkan.
Dalam hal ini aku tidak salah, salahkan saja dosen nya. Kenapa dia harus marah-marah nggak jelas kayak gitu.
"Dia fikir dia siapa? Marah-marah, batalin jalan pula. Dia cuma bisa nyalahin aku, padahal kan yang salah dosennya.!" gerutu ku sendiri sambil mengganti baju ku.
Setelah mengganti baju dan makan siang, aku menuju ke teras rumah. Duduk sendirian di ayunan depan teras rumah, jelas sekali kalau aku jomblo. Kegiatan melamun ku terganggu oleh suara bel yang terdengar nyaring. Dengan malas aku berjalan kearah pintu, dan ternyata cowok ngeselin itu lagi.
"Kamu kenapa datang ke rumah ku?" tanya ku heran.
"Gue mau minta maaf ke lo, maaf kalau gue marah-marah nggak jelas kayak tadi" katanya dengan nada rendah dan merasa bersalah kepadaku.
"okeh aku maafin tapi ada syaratnya!" kataku dengan nada tinggi.
"Apa syaratnya, Sya...? " tanya nya heran.
"Yakin bakalan diturutin? " tanya ku dengan mengejek.
"Apa aja bakal gue turutin. Asal jangan yang aneh-aneh"
"Yakin?"
"DEAL!"
"Okeh, kamu harus buat aku tersenyum dan nggak boleh buat aku bete' lagi" kataku sambil cemberut.
"Ah..., itu mah gampang syaratnya!, iya deh gue nggak bakal buat lo cemberut lagi" katanya yakin
"Gue nggak disuruh masuk nih?" Tanya nya dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"Enggak! Dirumah lagi nggak ada orang. Kamu pulang aja sama!" Usiaku
"Lo udah makan?" Tanya nya membuatku heran
"Udah tadi." Jawabku singkat
"Ikut gue makan yuk! Gue belum makan" katanya sendu membuatku tertawa
"Tunggu sini, aku ganti baju dulu" kataku sambil tersenyum dan berjalan ke dalam rumahSetelah mengganti baju ku, aku keluar dan melihat dia sudah berada di dalam mobil. Segera aku menghampiri nya dan membuka pintu mobil lali duduk disamping kursi kemudi.
Butuh waktu 20 menit untuk sampai di tempat langganan kami. Setelah itu hanya ada keheningan diantara kami. Hanya suara lagu dari radio yang memecah keheningan diantara kami. Mobil yang dikendarainya membelah jalanan kota yang sangat padat. Cuaca hari ini juga sangat panas. Matahari seakan tidak malu-malu untuk menampilkan cahayanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember?
Short StoryDari jogja tumbuh cinta Bersemi pula di Malioboro Mengalir indah di Borobudur Tentang rasa yang tumbuh diantara kita, Tentang hati yang saling menyatu, Tentang ceritamu bersamaku. Berakhir sempurna di ujung waktu ku bersama mu