Media --> Evelyne Justice
*#*#*#
"Beauty isn't about having a pretty face. It's about having a pretty mind, pretty heart and pretty soul"
-Annonymous-*#*#*#
Pagi yang menyibukkan bagi Evelyne. Menyiapkan sarapan untuk dirinya dan kedua anak asuhnya, sedikit membereskan dan membersihkan rumah, serta bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Lelah? Ya, sedikit, tetapi ia sudah terbiasa melakukannya. Karena semua hal itu sudah menjadi rutinitasnya di pagi hari.
"Sammy, Abby, cepat turun dan sarapan.." panggil Evelyne cukup keras dari dapur. Kamar Evelyne dan kamar anak-anak berada di lantai 2, sedangkan di lantai 1 hanya terdapat ruang keluarga, 1 kamar tamu dan dapur. Tidak besar memang, namun cukup nyaman untuk mereka bertiga.
"Morning Eve.." sapa Sammy dan Abby bersamaan.
"Hey guys..breakfast is ready"Sammy adalah nama panggilan dari Samuel, sedangkan Abby berasal dari nama Abigail. Mereka adalah anak asuh Evelyne. Sudah 3 tahun mereka tinggal bersama Evelyne. Semua biaya sekolah serta kebutuhan mereka Evelynelah yang menanggungnya. Kini Sammy duduk di bangku kelas 8 dan Abby berada di kelas 7 Junior High School. Mereka menghampiri meja makan dan duduk bersebelahan di kursi masing-masing. Pancake dengan sirup mapel dan segelas jus jeruk menjadi menu sarapan mereka kali ini. "Sammy, jangan lupa untuk mengunci pintu saat malam tiba, karena mungkin aku akan pulang terlambat malam ini"
"Apa pekerjaanmu banyak sekali Eve?" tanya Abby, gadis itu hampir menghabiskan pancakenya.
"Benar sekali sweetie, pekerjaanku sedikit menumpuk di kantor. Jadi Sammy, apa kau akan mengingat pesanku?" tanya Evelyne yang kini memfokuskan pandangan pada Sammy.
"Yes, Ma'am. Akan aku laksanakan" dengan gaya hormat bak seorang tentara, Sammy sukses membuat Evelyne tersenyum lebar.
"Good boy" Evelyne memberikan 2 acungan jempol tangannya pada Sammy, dan dibalas dengan sebuah cengiran yang menggemaskan dari Sammy.*#*#*#
Jalanan yang padat di pagi hari sudah menjadi pemandangan biasa di kota New York. Ya, tentu saja, New York adalah salah satu kota terpadat di Amerika. Gadis cantik yang sedang mengemudi mobilnya tampak tak sabar menuju ke suatu cafe terdekat. Rasa kantuk menguasainya saat ini, dan ia harus segera mendapat asupan cafein untuk menyegarkan kembali matanya.
"God, seharusnya aku tidak menonton film-film itu dalam semalam" keluh gadis cantik itu, sesekali mengedipkan dan melebarkan matanya. Ah..dia benar-benar mengantuk, dan ia hanya sempat tidur selama 2 jam. Beberapa film karya Nicholas Sparks, berhasil membuat Vivian betah tidak tidur. Tak lama kemudian Vivian melihat sebuah cafe yang cukup ramai dan memutuskan untuk membeli secup kopi. Dengan menyalakan lampu seen kirinya, perlahan mobil Vivian menuju cafe tersebut. Namun naas, saat memarkirkan mobil BMW kesayangannya itu, tanpa sengaja bumper belakang mobil Vivian mengenai bumper depan mobil lain.
"Oh tidak..." Vivian lekas keluar dari mobil dan melihat kondisi mobilnya. "Oh my God..." desah Vivian saat mengetahui kondisi mobil yang ia tabrak mengakibatkan goresan yang cukup lebar pada bumper depan mobil itu.
"What the hell! Hey nona apa yang kau perbuat pada mobilku?! Good, kau telah membuat mobil mahalku ini memiliki goresan yang mengerikan!" Seorang pria tampan muncul dengan tiba-tiba dari dalam cafe dan terkejut mengetahui kondisi mobil Maserati merah miliknya.
"Ma..maafkan aku tuan, aku tidak sengaja melakukannya" kata Vivian gelisah menatap raut muka pria yang berada di depannya itu. 'Sudah pasti pria itu marah, bodoh' pikir Vivian.
"Ha! Apa dengan permohonan maafmu akan membuat goresan pada mobilku menghilang, nona? Tentu saja tidak" pria itu melipat tangannya di depan dada, kalau bukan seorang wanita, sudah pasti ia akan melayangkan pukulan.
Vivian sedikit menundukkan kepalanya, rasa kesal mulai menguasai tubuhnya. Ia tau ini kesalahannya, tapi apa perlu pria ini bersikap menjengkelkan seperti itu?
Dengan buru-buru, Vivian merogoh kedalam tasnya, mengambil selembar kartu nama miliknya dan menyodorkannya pada pria tampan itu.
"Ambil ini, dan hubungi aku nanti. Maaf karena telah merusak mobilmu, aku akan bertanggung jawab, jadi tenang saja. Kalau begitu permisi, aku sedang buru-buru." kata Vivian. Ia kemudian masuk kedalam mobilnya dan pergi dari tempat itu. Biarlah nanti urusan dengan mobil dan pemiliknya yang menjengkelkan ia selesaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Your Eyes
RomanceMemiliki karir diusia 26 tahun sebagai perancang interior tidak membuat Evelyne Justice merasa kesepian. Bersama kedua anak asuh yang dulu ia temukan terlantar di jalanan, membuat Evelyne sadar akan pentingnya berbagi kasih sayang. Suatu pagi yang E...