Cerita Mini 13

31 6 4
                                    

Aku berjalan menyusuri lorong yang sepi di sebuah hotel yang ku singgahi, tepatnya di sebuah hotel berbintang tiga yang terletak di kawasan yang dikenal angker oleh masyarakat di sekitarnya. Namun, belum banyak orang yang tahu mengenai cerita keangkeran dari hotel ini. Oleh karena itu, masih ada orang yang mau untuk menginap di hotel ini. Hotel ini dibangun dengan gaya menyerupai bangunan Belanda kuno. Hotel ini terbilang cukup strategis karena dekat dengan pusat perbelanjaan, sekolah dan tempat umum lainnya.

Ketika aku berjalan menuju toilet hotel yang kebetulan berdekatan dengan kamar no 13, kurasakan sensasi aneh di sekitar ruangan itu. Namun, aku berusaha mengontrol diri dan mengabaikan apa yang ku rasakan itu. Aku berpikir mungkin itu hanya perasaanku saja. Bagaimana mungkin ada arwah penasaran disini sedangkan hotel ini telah didoakan oleh pemiliknya? Aku berusaha mengacuhkan perasaan itu dan kembali berjalan menuju toilet. Saat aku hendak membuka pintu toilet, aku merasa bulu kudukku semakin merinding saja. Aku langsung melirik arlojiku. Ternyata, jam sudah menunjukkan pukul 4 pagi. Aku terus mengabaikan perasaan yang tiba-tiba saja muncul di benakku.

Aku keluar dari toilet dan aku seperti merasa adanya perubahan suhu mendadak di area toilet itu. Suhu udara yang mulanya tidak terlalu dingin berubah menjadi sangat dingin bagaikan berada di kutub. Aku mempercepat langkahku menuju keluar toilet dan segera kembali ke dalam kamarku yang berada tak jauh dari kamar nomor 13. Saat aku melewati kamar no 13 itu, ku dengar sebuah jeritan misterius seorang wanita di dalamnya. Aku mendekatkan telingaku pada pintu kamar itu dan mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi di dalam. Tak lama setelah itu, terdengar seorang wanita kembali menjerit dengan suara yang cukup mengerikan. Tampaknya wanita tersebut seperti tengah disiksa di dalam kamar itu. Aku yang merasa memiliki belas kasih pada wanita itu, mencoba mengetuk pintu itu dan menolong wanita yang tengah tersiksa itu. Tak lama kemudian, pintu nomor 13 itu terbuka. Ku lihat wanita cantik yang sepertinya adalah seorang model dengan rambut panjang berwarna coklat sepinggang yang dikucir kuda. Wanita itu tersenyum dan membiarkanku masuk ke dalam kamarnya.

"Apa yang terjadi di dalam kamarmu? Sepertinya tadi aku mendengar seorang wanita menjerit dari dalam kamar ini. Apa kau baik-baik saja?" Tanyaku penasaran sembari melihat sekeliling kamar wanita itu. Kamar itu tampak tidak mencurigakan. Semua barang-barang tertata rapi, tak ada satupun yang mampu membuatku merasa curiga sedikitpun. Wanita itu mengembangkan sebuah senyum ramah kemudian menjawab pertanyaanku.

"Tidak ada. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku seperti itu. Mungkin kau salah dengar saja."

"Hmm, baiklah. Apa kau tinggal sendiri disini?"

"Iya, aku sendirian disini. Sebenarnya aku sangat membutuhkan seorang teman. Apa kau mau menemaniku 1 hari ini saja? Kurasa kau adalah gadis yang baik." Jawabnya kemudian tersenyum dengan ramahnya. Namun, tak lama setelah itu, matanya terlihat berkaca-kaca. Ia kemudian menangis sesunggukan di hadapanku. Aku benar-benar tidak mengerti dengan wanita ini.

"A-a-a-ada apa kau menangis? Apakah aku telah menyakitimu? Apa yang sebenarnya terjadi?" tanyaku kemudian menyeka air mata yang mulai membanjiri pipinya.

Ia tidak menjawab pertanyaanku. Ia terus saja menangis seolah-olah air matanya itu tidak pernah habis. Ia kemudian berdiri dan mengambil sebuah map bertuliskan 13 Desember 2013 yang sepertinya akan mampu menjawab seluruh pertanyaanku. Dengan berlinangan air mata, ia memberikan map itu padaku.

"Tolong, katakan sesuatu. Jangan menangis, aku tidak tega membiarkanmu menangis seperti ini." Ucapku seraya menghapus air matanya. Aku sendiri pun jadi ikut menangis karena melihat kesedihannya yang begitu menyayat hati.

"Aku ingin kau melakukan 1 hal ini untukku. Dan setelah itu, aku akan bisa tidur dengan nyenyak. Aku ingin kau memberikan map ini ke kantor polisi. Map ini berisi sebuah kaset dan beberapa foto."

"Sebenarnya, apa yang terjadi padamu? Mengapa kau memberikan ini semua padaku? Mengapa kau begitu mempercayaiku padahal kau tidak mengenalku?"

"Karena, aku tahu kau adalah gadis yang baik. Aku yakin kau tidak akan menyalahgunakan map yang ku berikan padamu ini. Aku ingin kau pergi menyerahkan map ini sendirian saja. Jangan ajak siapapun. Sekarang, kau boleh kembali ke kamarmu."

"Bagaimana aku bisa meninggalkanmu sendirian disini? Aku-aku tidak tega melihatmu bersedih sendirian disini."

"Sudahlah, jangan mencemaskanku. Kembalilah ke kamarmu dan lihatlah isi map itu. Map itu akan menjawab semua pertanyaanmu."

Dengan berat hati aku meninggalkan wanita itu. Ketika aku menoleh, ia kembali tersenyum. Aku melangkah membuka pintu dan segera kembali ke dalam kamarku. Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Aku segera bergegas menuju ke kantor polisi dengan membawa map itu.

Sesampainya disana, aku segera menyerahkan map itu. Map itu berisikan sebuah rekaman video disertai dengan beberapa lembar foto. Pada saat rekaman video itu diputar, betapa terkejutnya aku saat melihat wanita yang sempat ku temani di kamar nomor 13 tadi ada dalam video tersebut. Ternyata video tersebut adalah video tragedi pada tanggal 13 Desember 2013 lalu. Video tersebut memperlihatkan beberapa laki-laki yang mencoba membunuh wanita itu dengan kejamnya. Dan beberapa lembar foto itu memperlihatkan siapa wajah-wajah yang telah membunuhnya dengan sangat kejam.

Tak lama kemudian, pelaku pembunuhan wanita yang bernama Ariana itu berhasil tertangkap. Aku merasa sangat lega karena dapat membantu wanita itu.

"Terimakasih, Alena. Kau sudah benar-benar membantuku. Sekarang aku sudah bisa beristirahat dalam damai." Ucap wanita itu di sudut ruangan sembari tersenyum penuh kebahagiaan.[]


13Where stories live. Discover now