You're the one who set it up
Now you're the one who make it stop
I'm the one who feeling lost right now
Now you want me to forget every little thing you said
But there is something left in my headThat's Why (You Go Away) - MLTR
Teesha
Seperti sebuah kisah klasik tentang patah hati. Lagi, untuk kesekian kalinya aku menangisi sebuah perasaan yang bernama cinta. Ah sudahlah, mau dikata apa, mungkin aku kurang beruntung perihal cinta. Aku ingin berhenti menangis sejak tadi sore, tapi, semacam mesin air yang dibiarkan menyala, airmata ini terus mengalir. Kini senja telah berganti malam, aku ingin berdoa pada Tuhan, bisakah malam ini tidak akan pernah berganti menjadi fajar lagi. Rasanya sesak jika aku teringat esok hari, aku akan menonton suatu drama kehidupan yang akhirnya membuat luka ini semakin ternganga lebar dan perih. Siapakah yang akan bertanggungjawab atas semua ini? entahlah, aku enggan untuk menebak siapa yang bersalah disini. Mungkin akulah penyebabnya, yang tidak pernah belajar dari masa lalu, yang masih saja mencintai seseorang begitu dalam, ataukah dia? yang terlalu mudah untuk membuat wanita jatuh cinta?
Aku melihatnya, dia, pria yang selama ini aku cintai setengah mati, bahkan lebih dari diriku sendiri, akhirnya menyatakan perasaannya kepada temanku sendiri. hati siapa yang tak akan hancur, dua orang yang selalu kuperdulikan Kemudian berciuman di depan mataku, sungguh pemandangan yang menjijikan sekaligus menyakitkan hati dan keduanya tampak bahagia. Tanpa kusadari airmata begitu saja mengalir menyaksikan semua drama pilu itu. "Bodoh! Kenapa harus menangis, harusnya gue senang, gue senang dua sahabat gue akhirnya menemukan kebahagiaannya" Aku menggumam, kemudian menghapus airmataku yang mengalir, mencoba mengendalikan diri, tapi tetap saja, airmata ini terus mengalir. Aku meninggalkan lokasi itu. Setidaknya jangan sampai mereka melihat aku, apalagi dalam keadaan seperti ini.
Lima tahun perjumpaan, tiga tahun aku merasakan sakit. Mungkin aku yang salah mencintai seseorang, yang hanya menganggap aku sebagai pelarian. Tapi apasih kurangnya aku? Apa kelebihannya sehingga pria yang aku cintai lebih memilihnya menjadi cintanya ketimbang aku? Rasa-rasanya, jika aku mampu menciptakan mesin waktu, akan kuputar waktu dimana lima tahun yang lalu aku tidak pernah bertemu dia, atau jikapun bertemu, tidak akan kupedulikan dia. Jika, akhirnay menjadi begitu dekat dengan dia, artinya sakit.
"I always hurt people around me, and i won't do that to you, please, lupakan semuanya" kata-kata itu kembali berputar di benakku. Begini caranya untuk tidak menyakitiku? Apanya yang tidak akan pernah menyakitiku?
Airmata ini kembali mengalir. Entah berapa banyak sudah mata ini terus berair. Tampaknya mataku sudah begitu perih karena terus menangis. Aku duduk termangu di pinggir kolam, sembari membiarkan kakiku meriakkan air.
Seseorang menepuk pundakku dari belakang. Aku bergeming "lo harus menemukan kebahagiaan lo sendiri Sha, cukup selama ini lo terus menangisi cowok itu" ujarnya. Namanya Tatjana, sahabatku sedari Sekolah dasar. Aku masih terdiam.
"Ayolah Sha. Untuk move on dari cinta pertama lo itu yang buat lo gila selama 5 tahun bisa, seharusnya move on dari dia juga bisa" ujar Tatjana. Aku mengidikkan bahuku. "sha..."
"Dia itu berbeda Tat. Gue nggak tau apa gue bakal seperti ini seumur hidup, karena hingga detik ini, cuma dia yang terus menghantui pikiran gue" airmataku kembali mengalir.
Atira
Bukan Atira namanya, kalau nggak bisa menaklukkan hati perempuan satu ini. Perempuan di hadapan gue sekarang adalah yang terbaik untuk saat ini. Perempuan yang sekarang ada di pelukan gue, dengan tubuh indah dan kulit mulusnya, tawanya yang begitu renyah, senyumnya yang membuat gue selalu ingin bertemu dia setiap saat, obrolannya yang cerdas dan dia begitu sempurna. Semoga kali ini keputusan gue tepat dan inilah yang terbaik buat kami. Gue harus bisa menghilangkan perasaan mengganjal ini.
"aku sayang kamu Tir" ucap perempuan gue, ia mempererat pelukannya dan gue membalasnya sambil tersenyum.
"Can we get our date right now, perutku sudah lapar dan aku sudah tidak sabar mencicipi masakan kamu yang lezat itu" gue memegang perut. Dia cuma ketawa kecil. Cantik. Kemudian dia menarik tangan gue lembut, mengajak masuk dan kami menuju meja makan. Kurang sempurna apa lagi perempuan gue ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Complicated Status
RomanceAku mencintainya, lebih dari diriku sendiri, tapi aku bingung ketika aku dihadapkan dua pilihan.... pergi meninggalkannya demi kebaikan atau tetap memilikinya tapi akan menyakitiku Teesha dan Tira, ada yang berkata bahwa tidak ada yang murni dari se...