Jeon Jungkook

342 62 16
                                    



"The day when you want to run towards where your heart is headed"

Seorang pemuda di kursi roda tampak kesulitan menggerakan alat penopang tubuhnya tersebut. Dengan susah payah sang pemuda berusaha mendorong kursi rodanya untuk tetap bergerak menuju arah yang ia inginkan. Pemuda itu masih belum terbiasa dengan alat barunya tersebut.

"Apa kau perlu bantuan?"

Tanpa menghiraukan sang penanya, Jeon Jungkook, pemuda berkursi roda, mendengus kesal dan menggerutu pelan. Ia tidak suka kondisi barunya. Ini membuat ia tampak seperti lelaki lemah.

"Sepertinya kau kesulitan. Aku bisa mengantarkan tujuanmu. Mari kubantu"

"Tidak perlu. Aku bisa sendiri" dengan arogan Jungkook menolak bantuan. Setelahnya usaha Jungkook tidak sia-sia, ia bisa menggerakkan kursi roda dan berjalan menjauh dari gadis yang berusaha menolongnya tersebut.

~~~

Sudah dua minggu Jungkook dirawat di rumah sakit. Kecelakaan lalu lintas yang dialaminya menyebabkan ia harus dirawat dan menerima kenyataan pahit. Sekarang Jungkook adalah lelaki cacat, begitu pemikirannya. Kaki kirinya mengalami patah tulang. Beruntung dokter mengatakan ia bisa sembuh, namun keberuntungan itu bukanlah hal yang patut disyukuri bagi Jungkook. Ia tak akan pernah bisa bermain sepak bola lagi begitu pemaparan dokter yang menangani. Lalu bagaimana ia bisa bertahan hidup jika satu-satunya hal yang membuat ia tetap hidup harus direnggut paksa olehnya?

Sejak mengetahui kenyataan hidupnya, Jungkook menjadi pribadi yang memberontak. Sering ia kabur dari kamar rawatnya dan menyendiri di tempat sunyi. Seperti malam ini. Jungkook bersama kursi rodanya bergerak menuju taman rumah sakit dan tercenung menikmati sunyinya malam.

Malam tanpa bintang menambah kemuraman di wajah Jungkook. Tanpa sadar lelaki Jeon tersebut bersenandung menyanyikan sebuah lagu.

Prok Prok Prok

Jungkook menoleh kaget ketika mendengar suara riuh di balik punggungnya. Seorang gadis tampak mendekatinya dan bersorak girang. Senyum bahagia tercetak jelas di wajahnya, bahkan Jungkook bisa melihat sinar yang terpancar olehnya.

"Wah suara mu bagus sekali. Apakah kau seorang idol?" tanya gadis dengan boneka kelinci ditangannya, ia mencoba bergurau.

"Aku hanya lelaki cacat" Jungkook menjawab lirih, suaranya tak sampai ke pendengaran gadis itu.

"Apa? Kau mengatakan apa?"

"Tidak. Bukan apa-apa" merasa tempat itu bukanlah tempat yang nyaman lagi baginya, Jungkook beranjak pergi. Gerakannya terhenti ketika suara gadis itu menahannya.

"Hei kau kan yang waktu itu? Lelaki sombong yang menolak bantuan ku!" ujar gadis tersebut. "Sekarang kau sudah pandai menggunakan kursi roda mu ya? Sudah bisa berjalan-jalan?"

Jungkook memutar kursi rodanya hingga kini keduanya saling berhadapan. Mereka saling bertatapan lama hingga sang gadis berjalan mendekat dan menjulurkan tangan.

"Namaku Jung Yein, siapa nama mu?"

~~~

Dan seperti itu lah awal pertemanan Jungkook dengan Yein. Gadis manis yang lebih muda satu tahun darinya. Yein sering berkunjung ke rumah sakit tempat Jungkook dirawat. Bahkan para dokter, perawat hingga pasien sangat akrab dengannya. Hampir setiap hari ia datang untuk bermain dengan para pasien anak-anak atau pun anak pasien yang orang tuanya sedang dirawat. Yein memang gadis yang baik hati. Beberapa hari mengenal Yein, Jungkook merasa bersalah atas sikap awalnya pada gadis kelinci itu.

LOVE YOURSELFWhere stories live. Discover now