hatiku masih tertutup

192 7 0
                                    

"Ligiaa.. Pliss.. Dia itu udah ga peka ama lo. Masih ajaa ditungguin, di kodein. Cari aja si penggantinya" aku tahu, setiap kali aku sedang berdua dengan nika, sahabatku dari kelas 1 SMP dia selalu bilang begitu.

"Nik. Cari cowo itu gampang. Pertahaninnya yg susah. Emgnya lo, yg sehari sekali gunta ganti." sautku tanpa melihat kearahnya. "Aauuu.. Sialan" aku mengeluh kesakitan, saat bantal yg dilempar nika mendarat dikepalaku.

"Dengerin. Kita ini masih remaja, puas-puasin dululah hidup lo. Jangan cuma pokus ke satu cowo. Biar lo tau rasa indahnya jatuh cinta" gerutu nika. Aku hanya diam tanpa memperdulikannya. Membiarkan dia mengoceh panjang lebar.

"Lo dengerr guee ngomong gaa sii ya?" aku masih acuhkan dia. "Gii..."
"Nikaa! Liatt!! Gilaaa.. Ini lo liat. Artikel ini." teriak ku membungkap teriakan nika.

"Apaan si.." ucap nika tanpa antusias.
"Ini lohh.. Indonesia katanya negara maritim tapi garem aja impor. Kasian banget nelayannya." jelasku.
"Duh.. Lo bisa gak si sekali aja gaush urusin masalah politik. Gyaaa.. Ga di kampus ga di rumah. Pikiran lo kritis teruss.."  gerutus nika.

"Eh iya.. denger-denger di kampus ada organisasi buat yang bahas ginian kan ya? Gue mau ikut ah" kata ku antusias.

"Nanti lo demo-demo gitu?? Nggaaa gya ngga. Lo ga boleh ikut itu. Apa2an si cewe kok anarkis"

"Sirik aja. Kalo mau ikut bilang. Eh jangan salah.. Dengan cara kaya gitu kita bisa menyalurkan aspirasi rakyat. Ga semua demo itu anarkis kok" belaku.

"Serahlah.. Gue mau mandi dulu, cape ngomong ama lo. Apaa yg dibahas kemana-mana" nika pergi mengambil anduk dan masuk kekamar mandi.

"Dasar cewe." gerutuku.

Yaaa.. Aku dan nika adalah sahabat dengan kepribadian yang bertolak belakang. Kami sudah satu sekolah sejak SMP terpisah saat menengah atas. Aku memilih SMK dan nika SMA tetapi, entah takdir apa kami dibersatukan kembali di perguruan tinggi di ibu kota. Memang prodi kami berbeda tapi kami masih 1 fakultas. dan sekarang aku sering bermain di rumahnya nika. Bagiku rumah nika adalah salah satu tempat yang tenang untuk ku lari dari masalah yang ada di rumahku.

Aku kembali membuka laptopku. Disana masih tersimpan foto dari seorang laki-laki yang aku kagumi. 3tahun lalu aku menaruh hati kepadanya. Dan sampai saat ini rasa itu masih ada.

Entah sampai kapan hatiku terbuka kembali untuk orang lain.
5bulan lalu aku sudah mencoba membuka hatiku untuk orang lain sesuai perkataan nika. Aku menjalin hubungan dengan temanku. Tetapi nihil, aku membohongi diri sendiri.
Hatiku tidak untuknya.

Dan saat ini aku masih saja berharap ada seseorang yg berhasil mengetuk pintuku. Akan ku coba persilakan masuk. Entah dia siapa.

------

Gimanaaaa?? Fix komentar ya. Kalo suka dilanjut nich.

komandan (tanpa) anarkisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang