1/2

424 40 37
                                    

*Jinyoung POV*

Menurut kalian, apa definisi dari kata cinta?

Menurut Kahlil Gibran, cinta adalah satu-satunya kebebesan di dunia karena cinta itu membangkitkan semangat hukum-hukum kemanusiaan dan gejala-gejala alami pun tak bisa mengubah perjalanannya. Cinta ibarat seekor burung yang cantik, meminta untuk ditangkap tapi menolak untuk disakiti.

Eric Fromm sendiri mendefinisikan cinta adalah suatu seni yang memerlukan pengetahuan serta latihan. Cinta adalah suatu kegiatan dan bukan merupakan pengaruh yang pasif. Salah satu esensi dari cinta adalah adanya kreativitas dalam diri seseorang, terutama dalam aspek memberi dan bukan hanya menerima.

Sedangkan Abraham Maslow mengutarakan pendapatnya tentang cinta adalah suatu proses aktualisasi diri yang bisa membuat orang melahirkan tindakan-tindakan produktif dan kreatif. Dengan cinta seseorang akan mendapatkan kebahagiaan bila mampu membahagiakan orang yang dicintainya.

Tapi, aku mempunyai difinisi tersendiri tentang cinta itu. Cinta. Menurutku, cinta adalah sebuah PEMBODOHAN DIRI. Ya, kenapa aku bisa berbicara seperti itu, karena, aku yakin, semua orang akan menjadi bodoh saat dia sedang jatuh cinta. Bodoh mau menunggu orang yang mungkin tak memiliki perasaan yang sama terhadap kita. Bodoh karena mau membohongi diri sendiri saat melihat orang yang kita cintai berada disisi orang lain.

Ya, begitulah cinta menurutku. Itulah yang aku rasakan saat ini. Mencintai seseorang dan orang itu hanya menganggap mu teman nya? Ya. Itu sudah biasa. Terlebih untuk ku. Lima tahun? Aniyo. Lebih dari itu. Sudah sejak aku masih memakai seragam sekolah menengah tingkat pertama, aku menyukai dirinya. Sosok cerewet, manja, aneh, suka berbicara sendiri, dan bisa dibilang playboy. Tapi entah kenapa, aku tetap sangat mencintainya walaupun dia seperti itu.

Jika saja perasaan ini dapat berbicara, pastilah ia akan menyumpah serapah kepada Jihoon. Karena apa, berulang kali perasaan ini merasakan sakit. Berulang kali hati ini teriris. Tapi, perasaan ini sungguh ajaib. Hanya dengan melihat senyumnya, senyum yang lepas dan tulus, akan selalu membuat hati dan perasaan ini luluh seketika. Hancur sudah tembok amarah yang ingin aku luapkan. Dasar cinta!

.

.

"Youngie, apa itu kau?" Tanya seseorang dibalik selimut tebalnya.

Aku berlari dari apartemenku yang jaraknya hampir dua puluh menit dari tempat ku sekarang berdiri ini. Menerobos hujan tanpa menggunakan pelindung sama sekali. Nafasku masih memburu. Sisa – sisa air hujan masih menetes dari rambutku yang basah. Bahkan bajuku masih basah kuyup. Aku kedinginan. Tapi, sekali lagi, cinta itu pembodohan diri. Aku mengabaikan rasa dingin ini untuk bertemu dengannya yang tiba – tiba menelphone ku.

"berapa derajat suhu tubuhmu?" ku sentuh dahi nya. Rasanya seperti ada bara api di sana. Panas.

"mollayo. Aku belum mengukurnya. Aku tak tahu dimana kau meletakkan thermometernya. Aku sudah mencarinya kemana – mana, tapi nihil. Tapi aku sudah minum obat penurun demam tadi." Jawabnya parau.

"aku sudah bilang berapa kali, eoh? Ada di dalam kotak plastik di dalam kotak P3k." Hanya sebuah cengiran yang aku dapat sebagai respon atas ucapanku tadi. Dan lagi, aku hanya menghela nafas. Benar – benar. Cinta memanglah pembodohan diri.

"mian, Youngie. Aku menelphone mu disaat seperti ini. Pasti di luar hujannya deras sekali." Suaranya mengecil. Dan aku benci diriku yang tak bisa memarahinya meski dia yang salah. Apalagi saat dia sudah mulai mengeluarkan jurus andalannya, wajah sedikit sendu, mata sedikit berair, dan suara parau. Sungguh. Aku benci saat aku yang tak kan bisa apa – apa saat melihatnya melakukan ekspresi seperti itu.

Cinta Itu, BODOH! [WinkDeep]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang