*Jihoon POV*
.
Kalian tahu, semenjak kejadian dimana Jinyoung "memperkosaku" aku benar – benar terpukul. Sungguh. Aku membencinya. Bagaimana bisa seorang sahabat, yang sudah aku anggap sebagai saudara kandungku sendiri, tega melakukan hal sekeji itu? Apa aku ini binatang, hah? Aku sangat membencinya! Benar – benar benci!
.
Sebulan, dua bulan, tiga bulan berlalu. Aku tak menghubungi Jinyoung sama sekali. Dan juga, Jinyoung juga tak menghubungiku. Aku tak ambil pusing mengenai hal itu. Dia benar – benar sudah membuatku kecewa.
Hingga suatu hari, aku entah kenapa pergi menemui Guanlin. Mungkin aku merindukannya. Ya. Mungkin. Atau, aku sudah lelah? Lelah menjadi tempat pelampiasan amarahnya. Lelah menjadi sebuah 'sarung tinju' untuknya. Hahahaha. Aku mulai kepikiran, jika apa yang dikatakan Jinyoung memang benar. Aku teralu bodoh dan menutup mata. Kalau boleh bilang, memang benar cinta itu pembodohan!
Seminggu setelah kedatanganku ke tempat Guanlin, aku merenung. Apa yang Guanlin lakukan salah. Dan aku sudah tidak kuat untuk menahannya. Hingga pada suatu sore, aku mengajaknya ke tempat dimana dia menyatakan cinta padaku. Aku akan mengakhiri hubunganku dengannya.
"tumben sekali eum, kau mengajakku kesini."
"aku hanya ingin kesini."
"hahahaha. Baiklah. Kau mau makan sesuatu?"
"aniya. Aku hanya ingin memesan kopi pahit saja."
'kopi pahit. hahahaha. Itu adalah minuman favorit Jinyoung. Youngie, apa kau baik – baik saja? Aku merindukanmu.' Aku memikirkan nya. Aku kembali teringat Jinyoung.
"Guanlin – ah, aku ingin mengatakn sesuatu."
"ada apa? Katakana saja."
"aku,, eemm,, sebenarnya aku sudah lelah."
"ne. Arraseo. Kau memang lelah, Hoon. bekerja seharian, menemaniku. Aku yakin itu sangat melelahkan."
"bukan itu."
"lalu?"
"aku lelah dengan hubungan kita. Aku ingin mengakhiri hubungan ini. Aku sudah tak sanggup lagi. Ini sangat menyakitkan."
"APAA? YAAAK! TIDAK BISA! Kau kenapa eoh?"
"sudah cukup, Guanlin. Aku tak ingin jadi seperti ini. Aku sudah lelah. Aku menyerah."
"YAAK. APA MAKSUDMU, HOON?"
"kau jangan berteriak teriak. Apa kau tak malu dilihat banyak orang?"
"MALU? Kenapa aku mesti malu?" Guanlin masih berteriak dengan nada tinggi nya.
Orang – orang café kini melihat ke arah kami. Kami menjadi pusat perhatian sekarang. Oooh sial. Aku benci ini.
"pelankan suaramu Guanlin!" gertak ku.
"wae? Kenapa kau meminta putus dariku? Ooh. Aku tahu. Apa kau berselingkuh?"
"JAGA UCAPANMU, GUANLIN! SIAPA YANG KAU BILANG SELINGKUH, EOH?"
"LALU APA? KAU SUDAH TIDUR DENGANNYA KAN? KAU LEBIH PUAS JIKA TIDUR DENGANNYA?"
'PLAAK!' aku menamparnya. Baru kali ini aku menampar seseorang. Aku benar – benar emosi.
"YAK! Berani kau menamparku?"
"kau yang mulai! Mulut kasarmu itu harus diberi pelajaran!"
"dasar namja sialan. SETELAH KAU BERHASIL MENIDURIKU, KAU MENGGEROGOTI HARTAKU, SEKARANG KAU MENINGGALKU? DASAR JALANG!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Itu, BODOH! [WinkDeep]
Short Story"Menurutku, cinta adalah sebuah PEMBODOHAN DIRI. Ya, kenapa aku bisa berbicara seperti itu, karena, aku yakin, semua orang akan menjadi bodoh saat dia sedang jatuh cinta. Bodoh mau menunggu orang yang mungkin tak memiliki perasaan yang sama terhadap...