ChanBaek
.
.
."Tolong, kumohon, kumohon maafkan aku. Kau...kau mau memaafkanku kan sayang?"
"A-aku tidak tahu"
"Kumohon, berikan satu kesempatan lagi untukku"
"Masuklah, diluar dingin"
Mau tak mau, lelaki tinggi itu pun mengalah dan segera melangkah masuk kedalam apartemen-nya. Ia tak kunjung berbicara, bahkan saat lelaki yang lebih mungil darinya sudah berlalu begitu saja setelah ia menutup pintunya.
Ia tahu ia salah sudah membuat suami manisnya itu merasa kecewa, lagi. Namun sungguh, tak ada satu kalipun niatan untuk mengecewakan lelaki itu, membuatnya bersedih apalagi sampai membuatnya menangis seperti sebelumnya.
Tak ingin membuat kesalahpaman ini semakin berangsur-angsur, Chanyeol pun berjalan berniat menyusul Baekhyun suaminya. Sedikit tak percaya, ia pun tersenyum penuh rasa bersalah saat didapatinya Baekhyun baru saja menghampirinya dengan secangkir americano ditangan lelaki manis itu.
"Minumlah. Aku tahu kau kedinginan diluar sana"
"Terimakasih"
Sungguh, Chanyeol sangatlah mencintai Baekhyun. Tak ada yang bisa membuatnya jatuh cinta sampai seperti ini. Bahkan ia rela melakukan apapun agar suami manisnya ini bahagia.
"Bagaimana.....pekerjaanmu?"
Baekhyun mengawalinya, membuat Chanyeol yang baru saja menyesap americano-nya mau tak mau berhenti. Lelaki tinggi itu meletakan cangkirnya diatas meja, nampak sedikit gugup ketika matanya bertemu dengan mata sembab Baekhyun. Ah, betapa malunya Chanyeol melihat mata indah itu sembab setelah menangis karenanya.
Ia berdeham sekali, meraih jari-jemari Baekhyun untuk bertautan dengan miliknya. Ia kecup berkali-kali punggung tangan suaminya. Tak mendapat respon apapun dari Baekhyun, Chanyeol pun mengangkat kepalanya. Ia berusaha tersenyum walau matanya mendapati wajah Baekhyun yang kembali nampak bersedih."Maafkan aku Baek, harusnya aku tidak me-"
"Aku hanya bertanya bagaimana perkerjaanmu"
"Pekerjaanku.....baik-baik saja. Tadi aku hanya melakulan sebuah pemotretan kecil untuk sampul majalah"
"Oh. Pasti menyenangkan"
Chanyeol baru saja berniat protes pada pendapat suaminya. Namun melihat sebuah senyum yang sangat sangat dipaksakan oleh lelaki itu membuat Chanyeol akhirnya memilih untuk mengalah dan membiarkan Baekhyun berjalan menjauh meninggalkannya.
"Maaf tidak bisa menemanimu. Aku sangat mengantuk"
"Tak apa, kau bisa tidur duluan. Aku akan menyusul setelah kopinya habis"
Tak ada kecupan sebelum tidur yang biasanya selalu Baekhyun berikan untuknya. Lelaki itu bahkan tidak menoleh sedikitpun padanya, ia terus melenggang menjauh hingga tubuh rampingnya hilang dibalik pintu kamar mereka.
Chanyeol benar-benar menghela nafasnya frustasi. Hal seperti ini sebenarnya sudah sering terjadi, namun entah kenapa kali ini rasanya agak berbeda. Tidak biasanya Baekhyun seserius ini ketika merajuk, biasanya bahkan Chanyeol selalu bisa mendapatkan maaf dari lelaki itu dengan beberapa rayuan dan juga tawaran seperti mentraktir dan jalan-jalan. Namun sekarang, jangankan merayu atau jalan-jalan. Meliriknya saja Baekhyun terlihat sangat terpaksa.
Sudah hampir seminggu kecanggungan ini berlangsung. Chanyeol sediri bahkan sudah hampir menyerah untuk meminta maaf pada suaminya. Ia tak tahu, apakah benar ini adalah murni kesalahannya. Ia hanya bekerja sebagai seorang model, berpose menggoda dengan banyak model lainnya seharusnya bisa dimengerti oleh Baekhyun. Anak itu selalu cemburu, merajuk ketika mendapati pekerjaan Chanyeol malah berakhir sebagai bintang dewasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Gonna Leave This Bed (ChanBaek)
FanfictionBaekhyun hanya cemburu karena Chanyeol terlihat begitu menggairahkan bersama orang lain. Walau hanya sebuah pemotretan, Baekhyun susah payah menyembunyikan kekesalannya.