SD : 1

3.1K 102 5
                                    

Kalau nggak suka baca aja,

Kalau suka Vote aja ga ada yang ngelarang


  ===================================================

Dira sedang menikmati sore harinya di rumah pohon milik sahabatnya, Kayla. Mereka sudah bersahabat sejak lama. Sejak mereka TK, mereka sudah berteman. Bahkan meskipun mereka tidak bertetangga lagi karena orang tua Dira pindah ketika dia duduk di kelas 2 SMP mereka masih berteman.

Meskipun tidak bertetangga, kedua gadis itu bersekolah di tempat yang sama. Membuat keduanya masih bisa saling bertemu. Kini mereka di tahun terakhir SMA. Mereka sering menghabiskan sorenya di rumah pohon milik Kayla sembari belajar bersama. Keduanya memang termasuk jajaran siswa berprestasi sehingga tidak heran jika keduanya sering belajar bersama, seperti sore ini.

Dira baru saja menyelesaikan PRnya ketika Kayla datang. Gadis itu tadi berniat mengambil minum untuk mereka. Dari tempat duduknya, Dira dapat melihat Kayla membawa kantong plastik ditangannya. Dira yakin minuman mereka ada kantong plastik tersebut. Kayla menaruhnya di sana agar mudah mebawanya ketika menaiki tangga.

Setelah berdiri di depan Dira, Kayla menjatuhkan begitu saja kantong plastik miliknya. Kemudian gadis itu berjalan untuk mempersempit jaraknya dan Dira. "Dir, gue udah nggak kuat lagi. Yang dibawah udah sangat basah. Gue butuh lo, bantuin gue. Gue udah nggak sanggup Dir."

Dira bingung dengan ucapan Kayla barusan. Apanya yang nggak kuat? Apanya yang basah? Memangnya sekarang musim hujan sehingga Kayla bilang yang dibawah sudah sangat basah. Perasaan sekarang ini musim kemarau, dan halaman belakang rumah Kayla tempat rumah pohon ini berada tidak pernah disiram. Jadi di bawah sana apanya yang basah.

Dira terperanjat kaget ketika melihat Kayla menurunkan celana olahraganya. Memang kelas Kayla tadi tengah melakukan olahraga dan gadis itu memakai kembali celananya. Katanya biar sekalian kotor dan nanti abis mandi baru ganti pake yang bersih. Di balik celana olahraganya itu Kayla tidak mengenakan apapun, membuat Dira dengan jelas melihat kewanitaan Kayla yang ditumbuhi rambut halus. Sepertinya Kayla rajin merawatnya sehingga rambut yang ada di sana tidak terlalu panjang.

"Kay, apa-apaan ini. Ngapain lo nurunin celana lo. Dan kenapa lo nggak pake celana dalam."

"Dir sentuh gue. Yang di bawah udah sangat basah. Gue nggak kuat. Lo kan sahabat gue. Jadi bantu gue." Kayla menghiraukan pertanyaan Dira barusan. Gadis itu menunduk, meraih sebelah tangan Dira untuk ditempelkan di kewanitaannya. "Please Dir, masuki gue dengan jari-jari lo yang panjang itu. Puasin gue. Lo bisa rasain kan yang di bawah udah sangat basah."

Dan sekarang Dira paham apa yang dimaksud Kayla dengan berucap yang di bawah sudah sangat basah. Itu adalah kewanitaannya. Memang itu sudah sangat basah. Dari tangannya yang menangkup kewanitaan Kayla, Dira dapat merasakan hal itu.

"Please Dir, puasin gue. Bantu gue mencapai puncak."

"Lo yakin?"

"Ya, bantu gue."

Dira menarik pelan tangan Kayla. Meminta gadis itu untuk duduk lesehan di sebelahnya. Dengan cepat Dira membereskan bukunya dan buku milik Kayla yang masih berserakan. Walau bagaimanapun juga buku-buku itu masih mereka butuhkan. Dira tidak mau jika nanti bukunya ada yang sobek karena ulah mereka yang tidak mereka sadari.

Setelah buku-buku itu aman, Dira memposisikan dirinya di depan Kayla. Membuka lebar-lebar paha gadis itu. Dira disambut dengan kewanitaan Kayla yang terlihat jelas. Tanpa banyak bicara Dira mendekatkan kepalanya ke kewanitaan Kayla. Mengecup-kecupnya dan kemudian memainkan lidahnya di lubang kewanitaan Kayla. Sesekali dia mengulum klitoris Kayla yang terlihat bengkak. Bukti bahwa gairahnya tinggi.

Sweetest Dream (g x g)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang