You are not an exile

10 1 1
                                    

                   WARNING!

                   BOY X BOY

       DON'T LIKE DON'T READ OKAY?!

"eumhh harum sekali roti bakar ku ini kkk ~"
Pria mungil itu membawa roti bakar ke meja makan juga sambil membawa segelas susu strawberry. Matanya berbinar menatap sarapan kesukaannya kini sudah siap dia santap.

"umh baiklah. Selamat makan ~" dia berucap untuk dirinya sendiri. Iya, untuk siapa lagi? Dia hanya tinggal sendiri di sini, di apartement kecilnya.

"ck, menyedihkan sekali aku. Selalu sendirian, sepertinya sampai tua aku juga akan sendirian. Ah sudahlah, lebih baik aku makan roti bakar menggoda ku ini." bersamaan dengan itu pria mungil itu memasukan roti bakar itu kedalam mulutnya dengan lahap. Setelahnya dia menenggak habis susu strawberrynya.

"ahh susu strawberry memang yang terbaik. Baiklah, ayo kita berangkat sekolah sekarang!" pria mungil itu berucap untuk dirinya sendiri lagi, sambil memaksakan senyum kecil di bibir tipisnya.

-'-'-'-'-'-'-

Kaki mungilnya melangkah memasuki gerbang sekolah, berjalan ke arah kelasnya. Sepanjang koridor kepalanya tertunduk, enggan untuk menatap manusia manusia kaya di sisi kanan dan kiri yang sedang berbisik bisik tentangnya. 'Setiap hari selalu begini, kenapa mereka tidak pernah bosan berbisik bisik tentang ku!' pikirnya dalam hati, kaki mungilnya sampai di depan kelasnya, langsung dia membawa langkahnya ke bangku pojok yang paling belakang, tempat duduknya.

"yak! Anak buangan! Sudah mengerjakan pr ku belum?!" mata pria mungil itu langsung menatap ke depan dan mendapati seorang wanita berambut dark brown berdiri angkuh di depannya. Cepat cepat ia mengambil sebuah buku dari dalam tasnya dan menyodorkannya ke wanita itu.

"um, sudah ku kerjakan. Ini buku mu"

"bagus." ucap wanita itu ketus sambil menarik bukunya dengan kasar dan melenggang pergi untuk duduk di bangkunya. Pria mungil itu hanya menghela nafas, sudah biasa. Wanita penguasa kelas itu selalu menyerahkan semua tugas sekolah padanya, siapa yang berani menolak? Kalau dia menolak bisa habis dia.

Tringg tringgg

Bel masuk sudah berbunyi, murid yang tadinya berdiri di depan pintu kelas langsung masuk dan duduk dengan manis di bangku mereka masing masing.

Pelajaran pertama adalah sejarah, cukup membosankan, apalagi guru yang mengajar sudah tua, ah benar benar.

Tapi ada sesuatu yang berbeda. Pria tua berkacamata dan berambut hampir putih semua itu membawa seseorang pemuda di belakangnya. Pria dengan mata seperti rusa. Lucu sekali.
"a-annyeong.. Xi Luhan imnida. Kalian bisa memanggil ku Luhan." ucap pria bermata rusa itu sambil menunduk memberi salam pada murid sekelas, calon teman barunya.

"ah Luhan, duduklah di bangku di belakang yang kosong itu, di samping Byun Baekhyun." tunjuk pria tua itu, Luhan hanya menurut dan melangkahkan kakinya, setelahnya mendudukan bokongnya di kursi barunya itu.

Baekhyun hanya menunduk, tidak menatap murid baru itu sama sekali. Untuk apa? Toh dia pasti juga akan mengucilkannya, tidak akan berkenalan dengannya walaupun Baekhyun ingin. Tapi sebuah tangan terulur ke arahnya, dia menengok ke samping dan melihat kalau itu tangan Luhan.

"Hai! Aku Luhan. Kau Byun Baekhyun kan? Aku harus memanggil mu apa? Byun? Baekhyun? Atau Baek? Atau Hyun? Atau apa hm?" pria itu berujar panjang lebar sambil masih menyodorkan tangannya di depan Baekhyun, sedang Baekhyun hanya terdiam.

"hei, apa tangan ku kotor sampai kau tidak mau menjabat tangan ku eoh?" ucap pria bermata rusa itu pada Baekhyun dan barulah dia tersadar.

"eung? Eh maaf, tangan mu tidak kotor kok. Hanya saja... " tangannya membalas jabatan tangan Luhan sambil tersenyum simpul.

"hanya saja kenapa eoh?"

"ah tidak, tidak apa apa. Nama ku Byun Baekhyun, panggil saja aku Baekhyun hehe" ucapnya sambil tangan kirinya menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. Dia hanya gugup karena baru kali ini ada yang mengajaknya berkenalan.

TBC

Pendek dulu ya, masih perkenalan muaahhh :*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You are not an exileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang