[Semester 5 - Minggu kedua Agustus, Sabtu.]
Pret..
Kena hukum tegak di depan kelas, pas jam-jam terakhir pelajaran pula.Padahal di awal-awal udah nasib baik. Tugas udah dikumpul, terus HP baru, Android yang bisa BBM-an pula..
Seandainya aku mengerti dengan rumus matematika itu, pasti terkejut tuh guru.
"Sabar, bro. udah terjadi juga."
Celoteh si Rizal ada benernya, tapi nggak enak 'ndengernya..
"Sabar gigimu, ke'enakan amat lu ngomong gituan."
"Ntar ujung-ujungnya baik lagi nasibmu. santai aja."
Lah, baru kali ini aku terdiam ama itu omongan, keinget kata [Bos Rumah]ku. tapi ya udah daripada 'ntar disangka ngomelin Guru Killer satu ini.
Setelah berberapa lama, Bu Ulfah.
Guru Matematika yang dicap seantero kelas 3 sebagai "Guru Killer berdarah dingin" itu akhirnya memanggilku.
"Duduklah, tapi sebelum itu. Kau push-up di disini."
"Berapa kali, bu?"
"30 kali"
Alamak, 30 kali? kemaren latihan silat 'pas pemanasan fisik push-up 70 kali. sekarang ini guru ngasih hukuman, push-up lagi. 30 kali pula! maksud guru ini apa sih, napa gak kasih hukuman lain 'kek.. memang mau ngebunuh aku banget nih guru.
Tapi ya udah, daripada balak makin gede...
Ya udah, Push-up aja dah!
"1...1...1...2...2...3...3"
Makin dilanjutin makin tegang nih urat di 'pala. Aku stop dulu push-up, ampe bentakin.
"Woi, kalo ngitung yang bener! klo gak mau diam aja"
Saking lantang suara, ampe seisi kelas diam. akhirnya lanjut push-up."
Tapi pas abis push-up itu aku kena jewer, lantaran bentakin orang tadi. hadeehh..
Akhirnya aku duduk dengan pegalnya.. otot di tulang belakangku sudah tak dapat meregang.. tungkai seperti mau lepas. tapi ya udah, udah terjadi...
Setelah berberapa lama aku merasakan "penyiksaan fisik" itu, Bel sekolah untuk pelajaran akhirnya berbunyi. Akhirnya, aku bisa menjauhi "clone of Nomura" itu.
Dalam perjalanan mau ke tempat parkir motor di belakang sekolah, Rizal. anak blasteran Jepang itu nanyain aku, soal upgrade komputer di rumahnya nanti besok.
"Kau mau upgrade ke Windows ke berapa?"
"Windows 8, di komputer aku masih XP padahal speknya udah tinggi. kayak Rigging untuk gamer malah."
"Windows 8, ori kah punyamu?"
"Ya iyalah, aku belinya di onlineshop dari jepang, terus pamanku ngirimin kesini. bukannya udah aku omongin ke kamu kemaren?"
"Maklum, Jal. Lupa."
"Dasar pelupa, ckckck."
Maklumi saja aku ini pelupa, karena aku ada kerjaan yang banyak. yang notabene cuma tidur-tiduran di rumah. sesampainya di tempat parkir, aku mulai pulang bersama Rizal dengan motor matic ku. dia kubonceng di belakang motor hingga memasuki komplek perumahan yang aku dan Rizal tinggali.
Pas baru di depan komplek, belum beneran masuk sih.
HP berbunyi, aku ditelpon [Bos Rumah] karena sekeluarga di rumah sedang membesuk Nenek, dia sakit stroke sebulan lalu. Ini membuatku untuk memajukan waktu akan membantu Rizal untuk upgrade komputer.
"Beneran, Bar? Sip bro. kita langsung aja ya ke rumah."
"Okelah kalo begitu." Akhirnya aku memarkirkan motor ke depan rumah Rizal yang berjarak 100 meter dari rumahku.
Lepas tas, sepatu, dan jaket, lalu ucapkan salam. Aku memasuki rumah Rizal, terlihat ibunya yang kelahiran Jepang asli, kata Rizal,sih dia orang Osaka. Aku memasuki kamarnya setelah dipanggil, kamarnya gak terlalu rapi, terkadang ada yang berserakan. Di lemarinya ada kumpulan manga, dan DVD Box Anime. dia juga punya berberapa Action Figure yang notabene robot-robotan. Komputer? seperti yang dia bilang, hanya harddisknya saja lama. dibawanya dari Jepang kesini, baru kali ini dia bisa beli [SSD] 500 GB pas 2 bulan lalu. Hardware lain seperti motherboard de el el memang terbaru dari dia.
Akhirnya aku mengupgrade komputer dia, selang beberapa lama dia mengajakku untuk main PS4
aku iseng saja duel dengannya untuk main Guitar Hero dan game battle yang aku lupa namanya karena lantaran itu dari bahasa jepang. Pada saat kami "duel" telepon berbunyi, kami menge-pause game lalu Rizal melihat telepon yang sedang berbunyi.
"Dari siapa itu?"
"Temanku, mungkin teman SMP"
"Oke, kutunggu sekalian lihat komputermu..." Aku pun melihat komputernya dan upgrade selesai, hanya mengatur sedikit saja untuk informasi akun dll.
Aku pun balik lagi, Rizal masih cakap-cakap di telpon dengan Bahasa Jepang yang fasih. seandainya aku bisa Bahasa Asing yang gak hanya Inggris. tapi masih malu-malu untuk menghadap.
Rizal pun menutup teleponnya. Tapi anehnya dia tertawa di depanku
"Kenapa?"
"Bukan temanku, dul! Pamanku dari Jepang mau kesini."
"Beneran? niat amat mau kesini.."
"Iya, entah dia 'ntar bawa apa kesini. Palingan dia kesini seminggu kedepan."
"Ya udah, lanjutin gamenya."
"Tapi inget ya! kalo ada yang kalah, kena jitak. dihitung dari berapa kali kalah."
"Oke, lu jual gua beli!"
Walhasil. sore hari menjelang maghrib, aku kena jitak 7 kali. didominasi game battle dia yang kalah 6 kali. sisanya Guitar Hero hasil ngepoor. Aku pun beres-beres, memakai jaket, sepatu, tas, lalu pamit. saat keluar aku menanyakan dimana ayahnya.
"Lagi ngebuat seminar di Bandung. 'ntar balik lagi 3 hari."
"Okelah, aku pamit dulu." Aku langsung menaiki motor, tetapi baru menaiki motor kunciku tak ada di kantong..
Aku langsung panik, melongo dari kiri ke kanan. tapi Sialnya kunci ada di tangan Rizal. Semprul lu, Rizal.
Akhirnya aku menaiki motor dan mengendarainya hingga menuju asalnya. Yaitu rumahku yang sudah dipenuhi orang rumah.