Felix & Edgar

461 30 0
                                    

Mafia dan bisnis gelap tidak akan pernah bisa terpisahkan. Mereka memang manusia – manusia dunia bawah. Bekerja dibelakang untuk menyalurkan barang – barang yang tidak seharusnya beredar. Pekerjaan yang memiliki resiko sangat besar, tetapi juga memiliki bayaran tinggi. Sepadan. Membunuh dan merampok juga adalah kegiatan yang wajar dilakukan mereka. Tapi ada satu organisasi mafia yang tidak melakukan salah satu hal diatas. Mereka memang melakukan bisnis gelap, menerima pekerjaan membunuh, dan pekerjaan mengerikan lainnya. Tapi tidak dengan merampok. Menerima tawaran pekerjaan membunuh pun pilih – pilih. Mereka adalah organisasi yang pintar, penuh pertimbangan matang dan hati – hati. Identitas mereka tidak boleh sampai diketahui meski kabar simpang – siur mulai ramai membicarakan keberadaan mereka.

.

.

Seorang pemuda tengah duduk di kursinya, menopang dagu dengan tangan kanannya sambil memperhatikan dokumen – dokumen yang berserakan disekitar mejanya. Ruangan khusus berukuran besar ini menjadi ruangan pribadinya sejak lama. Ruangan ini terletak diujung lorong bangunan bawah tanah yang menjadi tempat bernaung dia dan seluruh bawahannya. Selain pintunya terbuat dari baja, temboknya pun terbuat dari beton. Sangat kuat dan tidak mungkin untuk diselundupi perampok professional sekalipun.

Pria dewasa berumur dua puluh lima tahun itu menegakkan kembali tubuhnya. Meneliti dengan seksama dokumen – dokumen yang sejak tadi berserakan menunggu untuk dibaca. Berbagai permintaan membunuh dan mengedarkan barang – barang gelap mengantri untuk diterima.

Ia melirik ke pintu baja didepannya. Bunyi gesekan pedang yang sengaja di gesekkan di lantai marmer memecah keheningan yang sejak tadi menemaninya. Lelaki itu tahu. Satu – satunya yang masih mau bermain dengan pedang hanyalah kakak kembarnya. Perempuan manis dengan senyuman dingin yang selalu membuat siapapun merinding memandangnya.

Brak!

Pintu dibuka dengan kasar. Lelaki itu menghela napas memandang satu – satunya saudara kandung yang dimilikinya. Senyuman dingin terpatri disana dengan tangan kanan yang masih setia menggesekkan pedang dilantai marmer yang dilewatinya. Kebiasaan.

Trang!

Bunyi gesekan pedang semakin mendekatinya. Wanita itu berhenti tepat didepan meja kerja adik kembarnya.

"Apa kabar, adikku." Sapanya datar. Senyum dingin itu menyapanya, tapi ia tidak takut. Sudah bertahun – tahun ia melihat senyuman itu. Banyak diantara bawahannya yang enggan bekerja satu tim dengan kakaknya.

Edgar—nama pria itu. Ia memandang kakak perempuannya yang masih setia mengayunkan pedang kesayangannya didepan wajah. Ngeri, jika tidak pernah melihatnya. Tapi Edgar sudah terbiasa dengan ini.

"Elena, berhentilah memainkan benda kuno itu! Kau bisa menggunakan koleksi senjata api ku. Ambil yang kau mau." Ujar Edgar lelah. Status mereka sebagai organisasi gelap mengharuskan mereka menyembunyikan identitas serapat mungkin ketika tengah berada diantara orang – orang. Tapi melihat bagaimana Elena selalu menenteng pedang panjangnya, bukankah itu terlalu menarik perhatian?

Elena terkekeh. "Aku tidak suka menggunakan senjatamu. Mereka hanya bisa membunuh, aku ingin mendengar teriakan orang – orang yang mau aku habisi dengan menyayat mereka."

Dasar psikopat gila!

Elena memang wanita kejam. Ia sudah seperti ini sejak remaja. Tapi Edgar selalu menyayanginya. Satu – satunya saudara kandung yang dimilikinya hanyalah Elena, dan bagaimanapun, Elena selalu melindunginya sejak dulu. Sebelum dirinya berubah menjadi bos mafia seperti ini, ia hanya bocah laki – laki biasa yang lemah dan menyedihkan. Meskipun sekarang tubuh dan wajahnya tidak menampilkan jati dirinya yang sebenarnya, tapi jangan salah sangka soal keterampilannya menangani organisasi gelap seperti ini. Jujur saja, dengan wajahnya yang cenderung campuran antara tampan dan manis dengan tubuh standart seperti itu, gampang bagi Edgar untuk menyembunyikan identitas aslinya. Ia lebih terlihat seperti pemuda biasa ketimbang bos organisasi gelap seperti ini.

Accident (BoyXBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang