Dunia ini, tak seluas yang aku kira. Dimana hanya ada 'Dia' yang aju lihat dan aku temui.
Kali ini aku akan menceritakan beberapa kisahku dengan 'Dia'
-00-
Malam itu, aku masih ingat bagaimana eratnya tangan mungil itu menuntunku dari keramaian pasar malam. Aku ingat bagaimana ekspresi wajahnya 'Dia' saat melihatku terduduk disebelah sebuah mesin penjual permen. Aku ingat bagaimana marahnya 'Dia' saat menatapku. Hanya menatapku. Tak ada satu katapun yang 'Dia' keluarkan dari mulutnya yang kecil.
'Kan tadi aku udah bilang! Jangan masuk kerumah hantu sendirian!' kata-kata itu. Kata-kata pertama yang aku terima saat sudah dirumah.
Aku tersenyum kecil mendengarnya. Setidaknya ada orang yang memperhatikanku.
****
'Dia' satu satunya harta berhargaku.
Saat itu. Entah sudah berapa lama aku berada di sampingnya. Aku lupa sudah berapa lama.
Aku tak ingat. Yang aku inginkan.... Sampai saat aku sudah tidak diperlukan di dunia ini, hanya bersama 'Dia'. Hanya melihat 'Dia' tersenyum.
****
Aku melihat 'Dia' lagi. 'Dia' yang aku lihat bukan 'Dia' yang selama ini menemaniku. 'Dia' yang aku lihat tidak tersenyum manis, 'Dia' yang aku lihat tidak setenang biasanya. 'Dia' yang aku lihat tidak seceria biasanya. 'Dia' yang aku lihat, kini sedang menitikan air mata begitu derasnya. 'Dia' yang aku lihat sedang meneriakkan nama seseorang, Sesekali berteriak histeris. 'Dia' yang aku lihat kini sedang duduk disebelah sebuah pusara yang terlihat masih baru, dengan seikat bunga edelwais. Tunggu sebentar!
Bunga itu... Bunga itu....
"Sudahlah Achan. Mari kita pergi" Kulihat seseorang dengan gaun putih, mahkota bunga yang juga berwarna putih, serta sepasang sayap yang menempel pada punggungnya.
"Tunggu sebentar. Aku tidak mengerti. Apa yang sebenarnya terjadi!"
"Sepertinya saat kejadian itu terjadi, sesuatu membentur kepalamu"
"Aku tidak mengerti"
"Selamat datang di dunia kami Achan"
"Apa?"
"Selamat datang di dunia kami. Tempat dimana seseorang yang blm bisa bahagia semasa hidupnya. Ayo kita pergi."
"Tunggu...."
"Kau mau apa lagi? Bertemu dengan 'Dia' dan memberikan kata-kata terakhir?"
"......"
"Waktumu sudah habis Achan, tempatmu bukan disini lagi"
Aku masih tak percaya. Jadi aku sudah tiada? Jadi sekarang aku sudah tidak bisa berada di samping 'Dia'?
Kini, kulihat kearahnya. Kini 'Dia' sudah bersama aku yang lain. Kini 'Dia' sedang berada di dalam pelukan aku yang lain. Mungkin dia akan bahagia bila bersama perempuan berambut pendek dan wajah yang sekilas mirip sepertiku.
Tunggu!! Aku mengenal wanita itu. Wanita dengan rambut sebahu dan pernak pernik serba biru! Dia... Dia kembaranku. Ichan!!