Ada yang menggedor pintu.
Hani nggak harus ngintip untuk tau siapa yang berdiri di depan pintu. Sejujurnya dia nggak pernah tau ada orang yang sehobi ini menggedor pintu orang lain tanpa mengenal waktu.
"Itu lho, Han, cuma mau ngingetin, minggu depan tanggal 30 jangan lupa bayar sewa." Katanya sambil tersenyum.
Nama: ibu kos; Ros (nama asli disamarkan)
Tempat Tanggal Lahir: Rumah Sakit XXX, 12 Maret 19xx (tahun disamarkan)
Umur: disamarkan
Jenis kelamin: disamar- eh perempuan
Kesukaan: cash!
Pekerjaan:debt collect- eh, make up artis (ngaku pernah ketemu Anjelina Jolie!)
Hani balik tersenyum. "Bayar kayak tanggal biasa aja lah, Ros. Kan gajian hari Jumat, tanggal 7."
Ros tersenyum manis, lalu melengos pergi. Sebenarnya Ros orang baik, kalau bukan karna kebiasaannya menggedor pintu kamar kos para penghuni kontrakan, dan kebiasaannya menyombong, juga make upnya yang selalu sedikit terlalu tebal, dan hal-hal lainnya yang konotasinya sama, Ros adalah orang baik.
Namanya Ros. Tidak ada yang tau nama aslinya. Menurut gossip yang beredar, nama aslinya Ruslan Maulana. Itu menurut gossip. Menurut Ros sendiri nama aslinya Rosmalina. Pertama kali penyanyi Ayu Ting Ting terkenal di dunia hiburan, Ros buru-buru mengklaim nama aslinya Rosmalina, dan ini menjadikan Ros sebagai bahan gosipan sebulan penuh. Aaaahh Ros yang malang.
Di kontrakan yang terdiri dari 20 kamar ini, Ros tinggal di kamar paling ujung, nomer 20. Beda dengan kos-kosan lain yang menghilangkan nomor 13 sebagai nomor penanda kamar, kos-kosan milik oom Tom tetap memakai nomor 13, nomor keberuntungan katanya.
Dulu waktu oom Tom masih kuliah di jurusan ekonomi, Tom muda pernah sangat kekurangan biaya hidup. Lalu suatu malam oom Tom yang putus asa dan patah hati karna pacarnya yang sekaligus tempat Tom muda numpang segalanya, mulai makan, minum, maupun nginap, punya selingkuhan yang lebih muda dari Tom yang masih muda, Tom yang malang pun diusir paksa dengan hanya mengenakan kaos oblong, dan celana jeans biru pudar. Untungnya si pacar yang sudah punya pacar baru yang lebih muda dari Tom yang masih muda masih sedikit berbaik hati dengan memberi ongkos ojek sebesar lima puluh ribu rupiah. Tom muda yang marah menggunakan uang satu lembar dan satu-satunya untuk membeli lotre dan tidur di emperan ruko berselimutkan koran. Rupanya Yang Di Atas masih menyayangi Tom muda yang rajin beribadah. Keesokan harinya Tom muda yang kelaparan dan kedinginan dan belum mandi membawa setumpuk uang dalam pecahan seratus ribu rupiah ke rumah makan Padang dan memesan lima menu berbeda. Hebatnya lagi Tom muda tidak menyisihkan sebiji nasi pun di atas piring. Aaahhh oom Tom yang luar biasa beruntung.
Kembali ke topik sebelumnya: tentang Ros. Ros berumur dua puluhan lebih (ngakunya). Dan masih hal yang diaku Ros, lebihnya nggak banyak, sekitar lima atau enam tahun. Ros orang yang disiplin, waktu muda dulu pernah ikut pramuka dan jadi ketua regu! Bapak Ros yang seorang guru Penjaskes ikut ambil bagian dalam mendisiplinkan Ros. Berkat gemblengan terus menerus yang diberikan Guru Olah Raga yang juga merangkap sebagai bapak kandung, Ros dan kedua adiknya yang sekarang masih SMA memiliki mental disiplin yang kuat.
Ros mempunyai rutinitas pagi yang sudah dihapal mati oleh seluruh penghuni kos-an. Bangun pukul 5.15 pas, tidak kurang dan tidak lebih. Cuci muka, ganti baju, minum susu, membutuhkan waktu selama 15 menit. Jam 5 lewat 31 Ros mulai jogging dua kali keliling lapangan bola. Dan 30 menit kemudia secara rutin mulai menggedor pintu-pintu kamar kos-an yang masih tertutup.
Ros juga dikenal sebagai orang baik. Pernah suatu hari, dipagi yang mendung di musim hujan, Hani yang selimutan sarung cap Gajah Terbang dan masih bermimpi tentang kebut-kebutan motor di jalan tanpa memakai helm harus rela bangun dengan perasaan menyesal yang dalam. Dalam mimpinya, tangan Hani sudah tinggal sedikit lagi memegang trofi juara 1 lomba balap motor sekecamatan, lalu suara merdu mbak pembawa acara tiba-tiba berubah cempreng dan terdengar mengerikan:
"Haaann, ayo keliling lapangan!"
Hani yang kecewa setengah mati melotot di depan pintu balas teriak "Lapangan kebanjiran! Pialaku ilang!" lalu membanting pintu dan menghentakkan kaki dengan keras.
Berhari-hari berikutnya Ros yang merasa bersalah menyelipkan piala berukuran 15 senti ke kamar Hani, saat empunya kamar sedang belanja indomi.
Kan? Penghuni kamar nomor 20 ternyata memang orang baik.
YOU ARE READING
Pulang
RandomCerita pertama, kritik dan saran sangat diperlukan. :) Maaf bagi yang udah kena spam iklan. :) Hani anak rantau. Saat ibunya menelpon bertanya tentang kabar, Hani berusaha menghindari topik tentang rumah dan pulang. Ada begitu banyak hal yang perlu...