Selamat menikmati buat yang kemarin kagak bisa ngebuka cerita ini.
Kalo cerita gue pada gak logis, terus juga kagak okeh
Gue hanya seneng nulis, gue juga bukan sastrawan. Gue nulis kagak di batasi sama EYD atau KBBI, ini bukan buat diterbitin kok. Ini hanya buat have fun aja.
Sorry ye, kalo gue rada emosi. Masih kesel banget sama kemarin, karena cerita gue ilang semua.
"Keiraaaa!" panggilan keras itu menyentakkan gadis itu dari pelukan seorang lelaki. Dia cepat-cepat membenahi pakaiannya yang sudah berantakan, dan mencabut kejantanan sang lelaki yang tadi sedang sibuk memompanya.
"Iya, Tanteeee!" sahut Keira setelah memastikan penampilannya sudah rapi. Lelaki itu mendengus tidak suka, apalagi permainannya harus dihentikan di tengah jalan.
Keira berlari di sepanjang lorong lantai dua, dan tiba dengan napas tersengal begitu sudah berada di hadapan wanita yang tadi memanggil. Aradna sudah berdiri di ujung tangga, dengan puluhan tas belanja.
"Ini buat kamu. Jangan lupa dipakai nanti malam untuk pesta di rumah keluarga Lucero." Aradna menyodorkan dua tas dengan merek rumah busana terkenal di kertasnya.
"Terima kasih, Tante."
"Di mana Jorge?"
"Om Jorge sedang di kamarnya, Tante. Dia tadi pamit untuk istirahat siang."
"Ya, sudah. Kalau begitu, aku akan ke kamar dulu."
Keira hanya mengangguk, sebelum bernapas lega. Untung saja dia tidak ketahuan. Dia cepat-cepat menuju ke kamarnya sendiri di lantai dua, dan langsung mengunci pintunya begitu sudah berada di dalam.
Dia berdoa, semoga saja Jorge sudah membereskan kekacauan yang tadi mereka buat. Keira segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket. Dia berdecak kesal, ketika menemukan tanda merah di seputar buah dadanya yang besar dan padat.
Jorge memang sangat menyukai dadanya yang montok tanpa operasi plastik. Lelaki itu betah berlama-lama di sana, hingga selalu membuat Keira menggelinjang penuh kenikmatan. Lelaki itu memang selalu membuatnya puas di atas ranjang. Apalagi dengan bentuk rudal Jorge yang sangat besar dan panjang.
Belum apa-apa, vagina Keira sudah terasa basah. Apalagi permainan mereka masih belum selesai tadi. Aradna terlalu cepat pulang. Padahal biasanya wanita itu akan pulang sore, setelah puas menghabiskan waktu dengan berondong peliharaannya.
Keira mengambil penis palsu yang dapat ditempelkan di dinding. Dia langsung menempelkan di dinding, dan langsung memasukkan ke dalam vagina. Pinggulnya mulai bergerak ke depan dan belakang, sementara mulutnya tak hentinya mendesah-desah.
Matanya terpejam membayangkan jika yang sedang memompanya adalah Jorge. Kejantanan Jorge yang besar selalu terasa luar biasa bila memasukinya. Lelaki itu selalu membuatnya terasa penuh dan sesak.
Benar, mereka memang berselingkuh di belakang Aradna. Mereka menjalin hubungan terlarang, setelah Jorge tahu jika istrinya juga memiliki kekasih gelap di luar sana. Aradna seorang wanita karir yang sukses. Dia memiliki perusahaan sendiri, dan sangat jarang pulang ke rumah.
Jorge sebenarnya tidak kalah sukses. Lelaki itu memiliki beberapa showroom mobil mewah, dan sebuah toko permata. Hanya saja mereka jarang bertemu, hingga membuat Aradna memilih lelaki lain.
Jorge tidak mempermasalahkan, karena dia tahu jika istrinya seorang hiper seks. Aradna seperti tidak pernah puas, sementara Jorge tidak mungkin terus menemani dengan kesibukan yang menyita banyak waktu.