1

19 0 0
                                    

Hari pertama masuk sekolah.

Aku berangkat pukul 6.15 dari rumah. Telat? Tentu tidak.
Jarak dari rumahku ke sekolah tidak jauh.

Sesampainya di sekolah aku bergabung di kerumunan siswi-siswi yang berasal dari SMP yang sama denganku.

"Lo IPA berapa?" Tanya salah seorang temanku bernama Tia.
"Ngga tau nih, baru juga dateng." Jawabku.

"Haiii By!!"
Seseorang berteriak ke arahku.
"Alya!"
Kami berpelukan.

"Lo sekelas sama gue ngga?" Tanyaku
"Tadi gue liat si, lo sekelas sama Felly," katanya sambil menunjuk ke arah Felly. Felly menoleh ke arah kami. Aku tersenyum.

Aku dan Felly memang satu SMP. Bahkan 1 kelas saat kelas 9. Namun aku tidak terlalu dekat dengannya.

Aku menghampiri Felly. "Fel, nanti ke kelasnya bareng ya!"
"Ok by," jawabnya.

Bel masuk berbunyi. Semua murid kelas 10 diminta untuk berbaris di lapangan.

Aku berbaris di barisan paling depan. Ya aku tahu diri dengan tubuh yang tidak terlalu tinggi. Aku berdiri disebelah gadis berambut panjang yang diikat kuda.

Seorang pria yang sudah berumur berbicara di depan podium. Entah apa yang ia bicarakan. Kemudian dilanjutkan dengan perkenalan guru-guru.

Demi Tuhan. Tidak satupun guru yang namanya dapat aku hafal. Yasudahlah, seiring berjalannya waktu pasti hafal juga.

Setelah selesai berbaris kami dipersilahkan masuk ke dalam kelas masing-masing. X IPA 1.

Jujur aku tidak tahu dimana ruang kelasku, bahkan aku tidak melihat secara langsung bahwa namaku tertulis di kelas itu. Aku hanya mengikuti yang lainnya.

Saat aku berjalan mengambil tas, aku melihat Faras. Dia adalah teman dari sahabatku.
"Wahh Gaby! Kita sekelas!" Katanya heboh.
"Ahh sekelas sama Faras yeay!" Kataku tak kalah heboh. Padahal biasa saja. Hehe.

Kami berjalan beriringan ke kelas sambil mengobrol dengan topik yang ringan.

"Duduk bareng nih?" Tawarku
"Hmm.. kalo lo belum ada yang booking, boleh. Hehe," jawabnya.

Kami duduk di barisan kedua. Dari belakang. Di belakang kami ada dua orang perempuan. Yang satu berkerudung, sedangkan yang satu tidak. Wajah perempuan satu itu sangat tidak asing bagiku. Aku merasakan aura yang berbeda darinya.

"Ras, cewe yang di belakang gue cantik ya," kataku berbisik
"Hm, iya. Calon anak hitz," jawabnya

Kemudian, aku dan Faras memutuskan untuk melihat orang-orang di sekeliling kami. Sesekali kami mengomentari satu persatu dari mereka. Tentunya secara diam-diam.

My first impression tentang Faras. Dia cantik, percaya diri, dan mudah bergaul. Aku rasa aku akan cocok berteman dengannya. Semoga.

Oh ya aku lupa. Padahal tadi sudah janji mau bareng dengan Felly.

Diary SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang