Memulai mimpi

34 6 4
                                    

Jendela kamar pagi ini entah mengapa terbuka dengan sendirinya, sembari mengusap bola panorama ku tatap cahaya yang masuk melalui sekat jendela itu, cahaya berkilau, burung yang berkicau, dan gunung-gunung yang memukau membuatku terperanga memandang agungnya sang maha pencipta. Kubuka selaput kapas yang sedari fajar membalut dengan ganasnya badanku, lalu ku beranjak melangkah menemui buliran kehidupan yang bernyanyi , kubasuh wajah kusam ini sambil kudendangkan jemari diatas pipi . indah. Rasa yang begitu melegakan hati, nyaman. Perasaan yang tak bisa digambarkan dengan sekedar kata-kata, kesegaran nikmat sang Illahi memang tiada tandingannya, tapi alangkah nistanya banyak manusia yang tak mampu memahaminya.
Sungguh dusta mereka.
Lupakan, kini diri ini telah siap, kini hati ini telah mantap, dan kini tekad ini telah bulat, akhirnya tanpa berfikir panjang, ku langkahkan kaki ini membuka gerbang impian , ku pandang jauh kedepan kehidupan ini didepan pijakan pertamaku, Tapi,,Aaaaaa aku terkaget bercampur malu melihat ribuan pasang mata manatapku dengan keheranan dan tertawaan , ternyata oh tertanya? Ada apakah ini?
...........
Ohhh nooo!!!! Tak kusadari tubuh ini belum siap menatap mimpi , karena sehelai benang pun tak ada yang melekat pada diri.
"Jika kamu berani tampil didepan tanpa persiapan maka beranilah turun dengan kehinaan"
Sekian kawan ini ceritaku untukmu.
#Hapsy

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GeniusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang