"Anna. Sini deh duduk sini." Seorang wanita cantik yang sangat Anna sayangi tiba-tiba saja menyuruh Ia untuk duduk disampingnya.
"Kenapa ma?"
"Kamu kenal Radit kan? Temen kamu itu." Dewi menginterogasi Anna bagai seorang manusia yang sangat ingin tau rahasia seseorang.
"Tau lah ma. Lagian itu bukan temen aku tau. Tapi musuh. M-U-S-U-H." Anna mengeja kata musuh sambil terus memandang layar HPnya.
Anna dan Radit sudah memulai permusuhan mereka dari SMP. Setiap hari tak ada kata yang namanya rukun diantara mereka. Setiap jam,menit,detik pasti mereka selalu ribut. Tapi ga jarang juga mereka seru seruan. Mereka sering banget nyemplung ke kali buat nyari ikan terus dibakar diem-diem karena saking lapernya gaada makanan di rumah.
"Ih kamu tuh ya ga boleh gitu sama temen sendiri. Harus bisa saling maaf-maaf an dong kalau salah satu ada yang salah."
"Iya iya ma. Udah ah lagian kok mama jadi ngomongin si Radit tuyul itu sih? Males tau dengernya." Tangan Anna bukan hanya memegang Iphone 6 kesayangannya itu, tapi 2 jarinya juga ia gunakan untuk mengambil satu persatu kacang atom yang sedari tadi ia taruh disebelahnya.
"Nanti malam temenin mama yuk. Kita berdua aja dinner gitu. Kan udah lama ga dinner bareng. Bang Revan sama papa lagi sibuk, makanya ga bisa ikut. Nanti kamu pakai baju paling rapih ya. Ga boleh pake baju rombeng kaya gini." Dewi memajukan dagunya menunjuk baju yang sedang dipakai Anna.
Anna. Revanna Dinda tepatnya. Cewek umur 23 tahun yang pintar dan menjadi incaran cowok-cowok karena wajah dan bodynya yang aduhai. Tapi sayangnya, dia tomboy begajulan tingkat dewa yang sangat akut.
Anna punya 2 orang yang sangat disayanginya. Siapa dia? Dialah Revanno Gibson. Abang gantengnya yang sekarang sudah sukses meniti karir di Negeri Paman Sam. 1 orang lagi siapa dong? Dia Nathania Lyra. Si monyet yang selalu ada di samping Anna. Tapi dia bukan monyet, dia sahabat karib Anna sedari MOS SMP dimulai. Dewi dan Rino, 2 orang yang juga sangat penting di hidup Anna. Dewi sang ibu rumah tangga rempong yang suka arisan. Dan Rino, sang direktur perusahaan terbesar di Indonesia, LOEY Company."BAHAHAHAHA. Yakin tu ma kita mau dinner? Biasanya juga mama arisan kan tiap hari." Anna masih dengan tawanya karena ajakan Dewi tadi.
"Ya yakin lah sayang. Kamu ga mau nih? Kamu pesen apa aja pasti mama kasih deh."
"Hmmm... Okay. Deal ya ma." Anna mengulurkan tangannya dan dibalas dengan uluran tangan Dewi.
💩💩
"Anna! Ayo buruan bangun atuh. Udah jam 7 ieu teh kamu teu bangun-bangun. Ibu teh udah rapih dibawah tinggal kamu doang yang belom bangun." Suara berlogat Sunda yang khas membangunkan Anna dari tidur siang yang sangat berarti baginya.
"Apa sih mbak Siti? Udah deh sono aku mau tidur dulu." Anna kembali merebahkan tubuhnya di kasur berlapis sprei dengan motif Sofia The First kesayangannya.
"Ih maneh teh. Ieu si ibu udah nunggu dibawah. Ayo atuh bangun." Mbak Siti mengguncang badan Anna dengan sekuat tenaga sampai suara benturan pun terdengar.
"Adohh mbak Sitiii! Sakit nihh! Iya deh iya aku mandi. Udah sana mbak keluar." Anna berusaha bangun dari lantai keras yang baru saja ia sentuh karena guncangan dahsyat Mbak Siti tadi.
"Aduh neng Anna! Hehe maapkeun ya neng. Sini mbak bantuin."
"Nggak usah udah sono."
"Ehe iya neng."
"Kalo gue jatoh aja baru dia panggil gue neng. Dasar mbak-mbak sarap." Anna mengeluh kecil sambil hitam itu.
💩💩
"Ma. Aku udah siap nih."
"Yaampun ni anak siapa sih? Gila kamu, na. Kamu mau kemana sih? Kalo dandan tu yang bener napa sih?" Dewi mulai mengeluarkan suara ocehan disertai 3-sih nya.
"Lah kata mama kan suruh dandan rapih. Nah ini kan rapih ma."
"Sini deh ngaca sini. Ampun deh mana ada kita dinner terus kamu dandan kaya cowo kampung gini."
Anna cengar-cengir sambil memandang dandanannya yang ia sebut rapih itu. Baju putih ombrong dipasang dengan celana jeans biru ketatnya serta sepatu converse dan topi bertuliskan "Swag" miliknya.
"Sini mama dandanin kamu." Dewi menarik lengan Anna menuju ke kamarnya.
"Nggak mau ma. Pokoknya kalo mama masih maksa Anna jadi apa yang mama mau. Anna mau pergi aja." Anna memasang muka dramatis andalannya.
"Eh eh iya iya jangan pergi. Oke oke sekarang kita langsung berangkat
aja."💩💩
"Eh jeng jeng sini! Aduh udah lama ya ga ketemu." Anna bengong melihat 2 wanita didepannya yang sedang ber-cepika-cepiki.
"Mama gimana sih? katanya cuma dinner berdua tapi kok malah ngajak tante Indri? " pekik Anna dalam hati.
"Nah ini Anna jeng. Anakmu Radit mana?"
"Wah cantik banget ya Anna sekarang.Udah bongsor gini padahal dulu masih imut imut. Apik tenan iki kalo dijodohin ama anakku."
"Hah dijodohin?!?!" Pekik Anna dalam hati.
Tiba-tiba seorang cowok sok ganteng berjalan kearah meja yang Anna tempati.
"Nah ini anakku,jeng."
"Wah Radit tambah ganteng yo sekarang."
Anna yang sedang melahap Chicken Filletnya tiba-tiba saja tersedak.
"ELO? NGAPAIN LO DISINI? Wah pasti lo mau nguntit kan? Ngaku lo?!" Anna berteriak sambil memandang muka cowok itu.
Radityo Putra. Anak pemilik perusahaan terbesar juga, tapi di Singapura. Indri dan Tio. Orang tua Radit yang telah merawatnya dari kecil hingga tumbuh menjadi laki-laki yang tampan dan cerdas. Indri dan Tio merupakan teman dekat Dewi dan Rino sejak SMA. Radit sama pintarnya dengan Anna. Saat ini Radit berumur 24 tahun dan sudah menjadi CEO di perusahaan Tio. Radit mempunyai 2 orang penting lagi didalam hidupnya. Nita dan Boy. Reynita Putri adalah adik Radit yang paling nyebelin sekaligus ngangenin. Beda sama Boy, dia bukan saudara kandung Radit, tapi Radit sudah menganggap Boy sebagai saudaranya. Boy adalah tempat curhat Radit dikala senang dan susah. Boy adalah sahabat karib Radit dari hari pertama TK Kenari memulai tahun ajaran baru.
"Lah elo saha?" Radit menanyakan 3 kata yang sangat membuat Anna ingin mencabik-cabiknya.
"Heh anjir! Lo gatau gue siapa? Gue juga gatau gue siapa."
"Yeu gajelas lo. Hmm tapi kayanya gua tau lo siapa."
Anna memandang serius muka mulus Radit untuk menunggu lanjutan kata- kata yang Radit jeda.
"Lo pasti si Anna gembel binti jelek itu kan?"
"Wah ngeledek lo."
Dewi dan Indri melongo melihat 2 buah hatinya yang sedang mempertengkarkan hal yang sangat sepele itu.
"UDAH UDAH STOP!" Teriakan membahana Dewi membuat 2 orang didepannya langsung kicep tak bersuara.
"Mending sekarang kalian duduk dulu. Kita mau ngomong sesuatu." Radit dan Anna pun mengikuti perintah Indri untuk duduk tapi dengan mata sinis yang masih saling menatap satu sama lain.
"Jadi, kalian bakal kita jodohin. Sesuai dengan permintaan papa kalian juga. Kita mohon dengan sangat supaya kalian bisa menerima ini semua. Lagipula kalian sudah cukup umur untuk menikah dan bisa membiayai hidup masing-masing kan. Radit CEO, Anna Fashion Designer. Udah cocok." Dewi langsung mengambil nafas lega karena daritadi dia berbicara tanpa mengambil nafas sedikitpun.
"APA?!? DIJODOHIN AMA DIA?!?!" Teriakan Radit dan Anna yang bersamaan membuat seisi restoran beralih menatap mereka berdua.
HAI HAI HELO GAIS! MAAF KALO ADA SALAH KATA YA. MAAF JUGA RADA ANEH CERITANYA HEHE. MAKLUM BARU PERTAMA KALI NULIS.😊😊 HOPE U GUYS LIKE IT
-author-
KAMU SEDANG MEMBACA
Matrimony
RomanceApa yang kita pikirkan buruk sebenarnya tidak seburuk apa yang kita pikirkan. Cerita ini bukanlah cerita perjodohan biasa. Tapi cerita ini merupakan awal dari sebuah kisah kasih 2 orang petakilan yang memang sudah ditakdirkan merubah kata "Gue" dan...