Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Sudah saatnya aku pulang dari kerja paruh waktuku ini. Ji Eun, yang akan menggantikanku, baru saja datang dan tengah mempersiapkan diri di kamar ganti. Begitu ia ke luar nanti, aku akan langsung mengambil ranselku dan bergegas menuju kafe yang terletak di ujung jalan.
"Uang di mesin kasir ada sepuluh ribu Won dan bos berpesan untuk menutup toko pada pukul 10,"ucapku ketika Ji Eun sudah berada di sebelahku dan ia pun mengangguk.
Ketika ke luar dari kamar ganti, Ji Eun memanggilku. "Kamu akan ke kafe itu lagi?"
Aku hanya mengangguk menjawab pertanyaannya.
"Separuh gaji harianmu kamu habiskan untuk membeli minuman di kafe itu, Yoon Cheol. Apa tidak sayang?"
Aku menggelengkan kepala sambil memoleskan senyum simpul di wajah. "Tidak."
Setelah berpamitan, aku pun berlari menuju kafe langgananku. Selesai kerja, aku pasti akan mampir ke kafe itu. Untuk apalagi kalau bukan untuk bertemu Jinyoung.
"Satu caramel frappucino," pesanku. Barista yang melayaniku bukan Jinyoung. Jinyoung sedang tidak kelihatan. Mungkin ia tengah berada di belakang?
"Namamu?"
"Chae Yoon Cheol,"jawabku, singkat.
Ketika sudah mendapatkan kopiku, aku duduk di meja yang terletak tidak jauh di kasir. Sembari mengeluarkan buku dan belajar untuk ulangan Matematika esok, mataku terus tertuju ke meja barista.
Dan, ketika Jinyoung keluar dengan celemek hitamnya, aku pun langsung tersenyum bahagia.
Kamu menyuruhku mendekatinya? Ah, aku tidak akan berani. Melihatnya dari jauh saja sudah memuaskan dan hanya melihat sosok Jinyoung melayani orang-orang yang datang saja sudah bisa memberiku semangat.
***
"Yoon Cheol, hari ini kamu jaga dua shift, ya," ujar pak Gong Chan ketika aku baru sampai di meja kasir.
"Lho, kenapa pak? Bukannya shift malam itu Ji Eun yang jaga?"
"Iya tapi Ji Eun tidak bisa hadir hari ini. Neneknya meninggal dan ia harus pergi ke Busan. Tolong ya," ucap pak Gong Chan yang kemudian berlalu begitu saja.
Artinya, hari ini aku tidak bisa bertemu dengan Jinyoung, dong?
***
Aku terus memperhatikan jam tanganku. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 10 malam dan sudah pasti Jinyoung sudah pulang dari kafe.
Aku melihat dua buah susu pisang ditaruh di atas meja kasir. Dengan wajah yang lemas, aku lalu mengemas kedua botol susu pisang tersebut ke dalam plastik.
Namun, si pembeli malah mengeluarkan satu botol dan menaruhnya di atas meja kasir.
"Maaf tapi..." Aku terdiam ketika menengok ke atas. Mulutku terbuka lebar, tidak mempercayai apa yang ada di hadapanku saat ini.
Jinyoung?
"Chae Yoon Cheol-ssi, kamu telah bekerja keras hari ini," ucapnya, sembari mengukir senyum yang selalu menjadi suntikan semangatku.
"Jinyoung oppa... bagaimana..."
"Kamu selalu memesan kopi setiap hari di kafe-ku, bagaimana aku bisa lupa? Dan juga, aku tahu kalau kamu bekerja di sini. Tempat kerja kita tidak terlalu jauh kok," jawabnya, sebelum aku bisa menyelesaikan perkataanku. "Oh iya, aku pikir, kamu akan bosan meminum caramel frappucino setiap harinya, makanya aku beliin kamu susu pisang aja, ya. Gak papa, kan?"
"I... Iya... Gak papa..." kataku, terbata-bata, masih tidak percaya akan apa yang sedang terjadi.
"Tokonya tutup jam 10, kan? Aku akan nunggu kamu sampai kamu selesai. Gak baik anak cewek jalan malem sendirian. Aku yang akan mengantarkan kamu pulang."
Mulutku malah menjadi semakin lebar mendengar perkataan Jinyoung namun wajahku tidak bisa berbohong. Andai aku bisa melihat diriku sekarang, pasti sudah merah bak tomat. Aku mengangguk, menyetujui tawaran Jinyoung.
"Ne, oppa."
***
YOU ARE READING
A CUP OF COFFEE - JUNG JINYOUNG
Short StoryChae Yoon Cheol selalu ke kafe yang berada dekat tempat kerjanya setiap hari. Bukan, bukan karena ia pecinta kopi. Ia mencintai peracik kopinya, Jung Jinyoung.