Prolog

10 0 0
                                    

" Tit...tit...tit...tit...tittttt....."  (suara monitor jantung tak beraturan, menandakan step).

"Dok...Dok... Tolong cepat periksa anakku! " , ayah berteriak.

Tiitttttttt.....( monitor jantung berhenti).

Aku membuka mata, dan aku masih sadar aku berada di rumah sakit... Tapi, aku melayang...

"Astagah...Shittt! ", aku melihat raga ku sudah terbaring dikelilingi keluargaku yang sudah menangis hebat.

"Apakah aku sudah mati?! Ayah!!! ", aku berteriak sekuat tenaga, tapi tak seorang pun menoleh kepadaku. Semua orang hanya terpaku pada ragaku yang terbaring disitu...

"Apakah ini saatnya aku akan menyusul ibu kesurga? Atau akankah aku akan dibawa keneraka atas dosa-dosa yang telah kuperbuat?" ,aku berkata pada diriku sendiri.

Kemudian, aku melihat cahaya putih, dan entah bagaimana, ada sosok yang menarik tanganku dan membawaku kesana. Dia menarikku dengan sangat kencang dan penglihatanku berputar-putar seakan-akan rasanya aku sedang dihipnotis... Akupun membuka mata, dan aku sudah berada di daerah yang hanya dipenuhi rumput dan aku tidak bisa melihat ujung tempat ini.

Tiba-tiba, seseorang memegang erat pundakku dan mulai memelukku sambil menangis.

"Suara ini? Aku tahu suara ini! Ibuuu!!", Aku membalas pelukan ibu dengan sangat bahagia... Aku sudah berpisah dengan ibu saat aku berumur 10 tahun.  Kemudian seseorang datang dari samping kanan kami, ntah mengapa, tadi aku tidak bisa merasakan kehadirannya sama sekali... Tiba-tiba saja dia sudah ada disitu.

"Ambil ini!", dia menjulurkan tangannya dan memberikan sebuah kalung dengan simbol bulan sabit.

Ibu menggenggam tanganku, dan berkata,

"Viole... Ibu tidak bisa berkata banyak padamu... Tapi mulai detik ini, kau akan mengemban tugas yang cukup berat... Kau adalah seorang Direct Line. Jaga kalung itu, ibu akan selalu bersama mu!".

Aku bertanya, " Apa itu Direct Line? Aku tidak mengerti--" ,seketika aku tertarik kebelakang dengan sangat kencang hingga penglihatan ku berputar-putar kembali. Tak sanggup, aku menutup mataku, karena rasanya aku mau muntah. Aku membuka mata dan aku sudah kembali dirumah sakit.

"Ayah???",aku berkata dengan suara pelan. Tiba-tiba saja, tubuhku seperti tidak punya tenaga sama sekali. Seisi ruangan menjadi sangat rizuh, dokter mrngatakan ini suatu keajaiban, karna aku telah hidup kembali.

"Ayah, aku ingin mengatakan---",

"Sssttt...Tenanglah nak, istirahatlah yang cukup...", ayah sangat legah kau belum meninggalkan kami.

Kemudian aku dirawat 2 minggu di RS , hingga akhirnya aku kembali pulang kerumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Direct LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang