2. Menyesal

821 82 25
                                    

"Maaf? Apa ini ruangan Nona Clarisa?"

Devin tersadar, dia mengangguk pelan. Lalu dokter cantik itu memasuki ruangan Clarisa

Tak lama, dokter itu kembali

"Dia hanya shock, keadaannya baik. Tak lama lagi dia siuman" Ujar dokter cantik itu

Devin tak menjawabnya, dia terus menatap wajah dokter itu

"Apa ada yang ingin ditanyakan? Jika tidak, aku akan kembali pada ruanganku"

Setelah itu, dokter itu berniat berjalan menuju ruangannya, namun langkahnya terhenti saat tangannya di tahan oleh seseorang

Dokter itu membalikan tubuhnya menghadap Devin yang sedang menggenggam tangannya

"Ada apa?" Tanyanya

"Kau....Marsha?" Tanya Devin terus menatap mata dokter itu

"Ah? Ya! Namaku Marsha, Videmarsha. Apa kau memgenalku?" Tanya dokter yang bernama Marsha itu

'Seberapa bencimu padaku sampai kau berpura pura tidak mengenalku?' Batin Devin

Devin menggelengkan kepalanya pelan "Tidak, aku hanya melihat name tag di jas mu"

"Ah astaga! Kau benar, hahaha" ujarnya seraya tertawa

Devin hanya terdiam dan terus menatap wajah ceria yang ia rindukan itu. Dalam benaknya, tersimpan banyak pertanyaan yang ia ingin tanyakan pada dokter itu. Namun ia mengerti, keadaan sekarang tidaklah baik. Mungkin jika ia bertemu dengannya, lagi. Dia akan menanyakan semua pertanyaan itu

"Baiklah, apakah aku boleh keruanganku sekarang?" Tanya Marsha menyadarkan Devin dan melepas genggaman tangannya itu

Devin hanya mengangguk pelan, setelah itu Marsha kembali berjalan, namun lagi lagi langkahnya terhenti

"Astaga, hampir saja lupa" gumamnya seraya membalikan tubuhnya menghadap Devin lagi

"Jika dia sudah siuman, beritahu aku" ujarnya ramah

Devin hanya mengangguk sebagai jawaban. Setelah itu, dokter pun kembali melanjutkan langkahnya.

Devin terus menatap punggung dokter itu yang semakin lama semakin menghilang

"Pak"

"Pak, apakah kau mau masuk?"

"Pak"

"Ah? Ya" Devin mengusap wajahnya dengan kasar lalu masuk kedalam kamar Clarisa

Terlihat seorang gadis yang sedang terbaring lemah di ranjang dengan infusan ditangannya

Devin berjalan menghampirinya lalu menggenggam tangannya

"Maafkan aku" gumam Devin

Devin merasakan ada yang bergerak. Dia melihat tangan Clarisa lah yang bergerak

Devin melihat perlahan mata Clarisa terbuka

"Clarisa, kau baik baik saja? Bagaimana keadaanmu? Mana yang sakit biar aku obati. Apa kau lapar? Atau kau haus? Kau ingin apa? Biar aku belikan makanan untukmu" ujar Devin penuh perhatian

Clarisa hanya tersenyum melihat kekasihnya itu

"Tidak usah, aku baik baik saja" jawabnya dengan suara serak

"Ah, kalau begitu aku akan panggilkan dokter. Kau tunggu sebentar, ya?" Ujar Devin yang hanya diangguki oleh Clarisa

Setelah itu, Devin pun berlari keluar dari kamar Clarisa dan mulai mencari ruangan Dokter Marsha

Devin menanyakan kepada salah satu suster. Setelah menemukan jawabannya, Devin pun kembali berjalan mencari ruangan Dokter Marsha

Tinggal beberapa langkah, Devin memasuki ruangan Dokter Marsha. Namun langkahnya terhenti saat melihat seorang pria dengan jas putih khas dokter yang baru saja memasuki ruangan itu

Devin berjalan dengan lesu menghampiri ruangan itu, pintu ruanganya sedikit terbuka, itu membuat Devin semakin ingin melihat kejadian apa yang mereka lakukan

Marsha terlihat begitu senang saat dihampiri oleh pria itu. Pria itu menyodorkan sebuah kotak kepada Marsha

"Happy birthday" ujar pria itu yang terdengar oleh Devin

Devin terdiam, dia mengingat tanggal berapa sekarang, dia ingat bahwa sekarang hari ulang tahun Marsha

Marsha menerima kotak kado itu dengan mata berbinar "Terimakasih" ujarnya ceria

Dengan ragu, Devin mengetuk pintu ruangan itu

Marsha dan pria itu beralih menatap Devin

"Ah? Kau rupanya. Apakah Clarisa sudah siuman?" Tanya Marsha menghampiri Devin

Devin hanya mengangguk

"Baiklah, aku akan memeriksa pasienku sebentar" ujar Marsha kepada pria itu

Setelah Marsha pergi, kini hanya tinggal Devin dan pria itu.

Pria itu berjalan menghampiri Devin

"Maaf jika aku telah mengganggu waktu kalian" ucap Devin

Pria itu terkekeh "Tidak apa apa, hal ini sudah biasa bagiku. Aku memakluminya karna aku tau, menjadi Dokter bukanlah hal yang mudah" ujar pria itu

"Apakah kau seorang dokter?" Tanya Devin

"Ya" jawab pria itu

"Apa...kau kekasihnya?" Tanya Devin ragu

"Maksudmu? Marsha? Ah ya. Kami berpacaran setelah aku merawatnya"

"Maksudmu?"

"Ah baiklah, akan aku ceritakan kisah kami" ujar pria itu

"Dulu, aku merawatnya dirumah sakit ini saat ia mengalami kecelakaan pesawat dan membuat dia kehilangan ingatannya, saat insiden itu kami semakin dekat, dan kebetulan sekali dia dokter baru dirumah sakit ini. Karna itu, kami bertemu setiap hari sampai kami merasakan jatuh cinta. Hingga sekarang, hubungan kami tetap berjalan dengan baik" lanjut pria itu dengan senyumnya

"Dia...kehilangan ingatannya?" Tanya Devin

"Ya. Dia hilang ingatan, namun untungnya tidak parah, dia ingat dengan dirinya, dia ingat dengan keluarganya. Hanya ada beberapa yang ia lupakan. Entah, apa itu aku juga tidak mengetahuinya" ujar pria itu

Devin terdiam,

Ada rasa sakit dalam hatinya karna mendengar bahwa orang yang ia sayangi mengalami kecelakaan hingga membuatnya hilang ingatan

Ada rasa kecewa karna orang yang ia sayangi telah berpaling hati

Ada rasa menyesal karna telah melepaskan orang yang ia sayangi

Dia menyesal, sungguh menyesal

'Kau ingat dengan dirimu, kau juga ingat dengan keluargamu. Namun, mengapa kau tidak mengingatku?'

<><><><>

HAWOW!!!!

GIMANA SAMPE SINI?

LANJUT GA LANJUT GA?

VOMENT DULU YUK

KALO UDAH BANYAK YANG VOMENT, SAYA AKAN USAHAKAN NANTI SAYA DOUBLE UPDATE WKWKWK

Udah dulu yak?

Jangan kangenin saya ya he.he.he

Udah ah

Dah!

Selamat malam!

WOUNDS'2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang