Part 2

56.6K 443 10
                                    

"Steve…” protes Papa. Tapi protesnya itu bernada setengah hati. Gue pun tidak memedulikannya dan terus menservis tubuh papa.

“Akh…” geliat Papa saat gue menggigit salah satu tonjolan sixpacknya dekat dengan pusarnya. Rupanya itu salah satu titik g-spot milik papa. Gue pun semakin bersemangat berfokus pada daerah itu. Dengan lidah, gue sapu pusar papa beberapa kali. Hal itu sudah cukup membuat Papa beberapa kali terlonjak sambil mengerang.

“Ouh! Ouh!” erang Papa.
Secara gak sadar Papa meregangkan kedua pahanya dan lengannya meremas sprei erat-erat. Geliat papa makin menghebat saat gue menciumi bagian bawah pusarnya sambil menurunkan perlahan celana boxernya. Gue menggelitik hidung gue sendiri pada rambut kemaluan Papa yang kini terekspos.

“Ssshh.. Steve…” desis Papa. Gue tahu, Papa sudah tahu niatku yang ingin mengoral kontol Papa. Gue tarik lagi celana boxer Papa hingga batang kontol dan buah zakarnya menyembur bebas keluar. Batang kontol itu tampak mulai mengeras. Gue menatap Papa penuh arti yang memandang gue dengan gugup. Berkali-kali Papa meneguk ludah dan dadanya naik turun mengantisipasi atas apa yang bakal gue lakuin.

“Mmmm…” gue bergumam pelan dengan menyentuhkan bibir gue pada kulit batang kontol papa yang berurat itu. Gue genggam perlahan dan mulai mengocoknya naik turun.

“Oouuhh…” Papa mendesah saat kepala kontolnya mulai gue masukkan ke dalam mulut. Sensasi kehangatan mulut gue dan basahnya liur yang melumuri kontol Papa membuatnya semakin menggeliat.
Aliran darah yang cepat mengisi pembuluh-pembuluh darah pada kontol Papa membuatnya berkedut-kedut dan semakin mengeras. Gue semakin semangat mengulum kontol Papa yang ukurannya cukup fantastis. Gue langsung membayangkan bagaimana rasanya bila kontol sebesar milik Papa menerobos lubang pantatku yang kini berdenyut-denyut seolah mengharap untuk dipuaskan.

“Ouuw.. Steve… Ouuw…” Desah Papa. Pinggulnya bergerak-gerak keenakan saat gue berusaha semampu gue memasukkan batang kontol Papa seluruhnya ke dalam mulut. Tangan Papa mengusap-usap pundakku seolah memberi semangat atas aksi gue membuatnya nikmat.

Dengan perlahan tak ingin melewatkan satu sentipun kulit kontol Papa, gue kulum, gue sedot, gue lumuri dengan liur hangat sehingga desahan Papa semakin menggila. Cukup lama gue melakukan itu sampai kemudian gue berdiri di atas tubuh Papa.

“Steve?” tanya Papa heran. Gue kemudian berjongkok tepat di atas selangkangan Papa.

Gue raih kontol Papa yang tegak menantang dan basah oleh ludah gue sambil berkata “Yang paling enak, bakal Papa rasain..” Gue tersenyum penuh arti sambil menurunkan pantat gue, sementara tangan gue satunya yang menggenggam kontol papa berusaha menempatkannya tepat di luar lubang anusku.

“Aaah….” gue mendesah sambil memejamkan mata saat batang kontol papa yang kuarahkan pada lubang pantat gue kini mulai menyeruak masuk seiring diturunkannya pantat gue lebih rendah.

“Ohh…” desah Papa takjub. Matanya melotot terkejut mendapatkan sensasi yang baru dia rasakan saat batang kontolnya perlahan masuk ke dalam lubang yang sempit dan ketat yang berdenyut-denyut memijat kontol Papa.

“Steve…” ujarnya sambil menatap mata gue. Tak percaya bahwa lubang pantat anaknya bisa membuatnya senikmat itu.

“Aaaaah…..” gue mendesah menahan perih saat kontol papa masuk semakin dalam pada terowongan anus gue. Reaksi pantatku menerima kehadiran batang sebesar itu adalah berdenyut-denyut protes. Namun denyutan itu malah mendatangkan sensasi kenikmatan luar biasa pada kontol Papa yang serasa dipijat, lebih nikmat dari jepitan vagina mama.

“Ouuuhhh.. ” erang Papa. Tangannya yang kekar mencengkeram pinggang gue mencoba mengontrol gerakan badan gue.

Gue kemudian mengatur nafas mencoba terbiasa dengan kontol papa yang tertancap di pantat. Gue lalu membenamkan wajahku pada dada papa dan memeluknya. Setelah terbiasa, gue kemudian bangkit sambil bertumpu pada dada bidang papa dengan tangan. Perlahan gue mulai menaik-turunkan pinggul seirama dengan keluar masuknya kontol papa.

LOVE MY DADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang