"Chatan sama siapa nih?" Tanya Adzraa yang baru turun dari kamarnya.
"Kepo lo" jawabku singkat.
Aku masih sangat penasaran dengan Zitney, kenapa sih dia seperti menjauh? Padahalkan, aku tidak membuat kesalahan apa - apa. Biasanya, kalau aku membuat ia sebal atau marah, ia selalu membicarakannya blak - blakan didepan mukaku sampai masalah nya selesai. Tapi, sekarang dia berubah 180 derajat. Zitney yang awalnya periang, sekarang lebih banyak diam, yang awalnya ramah, sekarang lebih ke Zitney yang cuek, dan dingin.
"Woi! Itu ada yang telfon, angkat! Bengong mulu" seru Katney.
"Eh" aku pun langsung men-slide simbol angkat ke arah kanan.
"Halo? Siapa ya?" Tanya ku mencoba agar nada yang keluar terdengar sopan.
"Hey!" Jawabnya bersemangat.
RAYN! Ya! RAYN DANUARTA menelpon ku sepagi ini?! Tuhan!
"Em, hey juga. Ada apa ya?" Ucap ku heran, jujur aku tidak tahu apakah aku yang merasa ke-pedean atau memang benar, Rayn sedang mendekatiku!
"Lagi apa nih? Aku ganggu gak? Kalo ganggu kita chatan aja" ucapnya lagi.
"Em, iya deh chatan aja ya" balasku menyetujui.
"Ok, tunggu aku greet ya!" Lanjutnya sembari menutup sambungan telepon.
~
11:00 PM.
Tidak tahu kenapa aku tidak bisa tidur, biasanya jam segini aku sedang vc-an bareng Zitney, tapi karena dianya lagi ngambek, ya udah deh.
Pasti Adzraa dan Katney sudah pada tidur, aku memutuskan untuk mengirim sebuah chat pada Zitney.
'Zit' –11:45
Menunggu dan menunggu, belum juga ponselku menandakan ada pesan masuk. Apakah ia sudah tidur?, ya sudah lah, dari pada bosan menunggu yang tak pasti, aku pun pergi tidur.
~
Pagi hari yang sangat ceraah! Membuat ku sangat semangat untuk cepat - cepat pergi ke sekolah, karenaa aku akan bertemu dengan Zitneeey!
Setelah selesai mandi, sikat gigi, mencuci muka, dan bersiap - siap, aku pun pergi kebawah untuk sarapan. Dan betapa mengejutkannya saat sampai di anak tangga paling terakhir –paling bawah– aku menemukan pemandangan yang sangat mengejutkan!
"Eh de? Sini, ini temennya udah nungguin dari tadi" ucap Mama yang sedari tadi sedang mengobrol dengan Zitney dan Rayn.
"Kalian?" Tanya ku heran.
"Hey" balas Rayn semangat. Tetapi tidak dengan Zitney, ia hanya memasang 'fake smile' yang biasa ia gunakan saat bertemu dengan guru - guru killer sekolah.
"Ya udah Mama tinggal dulu ya, tante kebelakang dulu ya Zitney, Rayn. Oh ya Rayn, tante titip Ayshe ya, kalo dia bandel kasih tau tante" ucap Mama lalu langsung pergi meninggalkan kita bertiga.
"Mm, kalian ngapain ke sini?" Tanya ku.
"Awalnya sih pengen nganter kamu ke sekolah, tapi waktu aku kesini eh udah ada Zitney" jelas Rayn sambil melirik ke arah Zitney.
"Gue duluan ya, ada yang ketinggalan" Zitney yang sedari tadi diam pun beranjak dari duduknya, lalu berjalan ke arah pintu.
"Oh ya Rayn, jangan lupa kata - kata dari tante Maya, jagain si Ayshe". Itu kalimat singkat, tetapi lebih tajam dari samurai siapa pun di dunia.
Mendengarnya, Rayn lalu mengacungkan jempol disusul dengan senyuman lebar.
Aku hanya bisa menatap punggung Zitney yang hilang saat menutup pintu ruang tamu. Entah kenapa rasanya sangat aneh saat ia mengatakan itu pada Rayn, seakan - akan ia akan pergi dan tak akan kembali lagi, itu terdengar seperti kata - kata perpisahan bagi ku. Ingin sekali rasanya mengejar dan memukulnya sekeras - kerasnya, dan bertanya apa maksudnya berkata seperti itu?! Ia pasti tahu aku tidak akan suka mendengarnya dan melihatnya berkata lalu bersikap aneh akhir - akhir ini.
"Ay?" Tanya Rayn yang menghadap pada ku.
"Em, eh apa?" Tanya ku terbangun dari lamunan.
"Em, aku panggil kamu Ay gapapa kan?" Tanya nya lagi.
"Eh iya, gapapa kok, santai aja lagi. Oh ya, yuk ah berangkat, nanti kita telat lagi. Gue ambil tas dulu ya" jelas ku. Aku pun melupakan tujuan awalku untuk sarapan, masa bodo soal sarapan.
"Ok, aku tunggu diluar ya" balas Rayn.
Aku pun berlari ke atas untuk mengambil tas ku, saat berjalan ke bawah aku pun mengecek ponsel, apakah pesan ku tadi malam telah diterima atau mungkin ada balasan dari Zitney. Saat membuka 'room chat' aku melihat tanda read! Yang artinya Zitney telah membacanya, tapi kenapa ia tidak menjawab pesan ku? Dugaan ku masih sama bahwa :
ZITNEY MARAH
~
"Udah sini aja Rayn" ucapku saat mobilnya telah sampai di depan gerbang sekolah.
"Eh kenapa? Gak masuk aja? Aku mau kok anterin kamu ke dalem" jelasnya.
Aku balas dengan gelengan, lalu turun, dan berkata terimakasih. Mobilnya pun melaju meninggalkan area sekolah.
Tanpa diberi aba - aba aku pun langsung masuk ke dalam sekolah, masih mengira - ngira apakah Zitney sudah datang atau belum, apakah ia masih memilih duduk dengan ku apa tidak? Semuanya terngiang - ngiang di dalam kepala ku, tanpa sadar aku sudah berada di depan kelas, dan sialnya, ini pelajaran Pak Handoko! Guru yang selalu datang 2 menit setelah bel, SELALU!
Tok tok tok... –aku mengetuk pintu–
Saat aku melihat ke dalam kelas, Pak Handoko langsung bangkit dari duduknya lalu menghampiriku ke depan pintu kelas.
"Kamu telat?" Tanya nya.
Ya mana aku tahu? Aku yang bingung pun menganu - anu saat ditanya untuk yang kesekian kalinya. Akhirnya aku menjawab 'iya' lalu dijawabnya :
"Kamu tau kan, kalau misalnya ada murid yang telat konsekuensinya apa?" Tanya nya lagi. Akupun mengangguk.
"Ya udah sana" ucapnya sembari menggerakkan dagu ke arah lapangan.
"Pak" panggil Zitney lalu mengacungkan tangannya.
"Apa?" Tanya Pak Handoko sembari menurunkan kacamata plusnya ke arah hidung.
"Em, sebenernya Ayshe telat gara - gara saya Pak" ucap Zitney sembari berdiri menghadap ke arah Pak Handoko. Aku yang sedari tadi terdiam merasa kaget dengan apa yang dikatakan oleh Zitney.
"Kok?" Tanya Pak Handoko bingung.
"Em, itu Pak, tadi kan buku saya ada yang ketinggalan, terus saya cuman iseng aja kasih tau ke Ayshe, eh tau - tau nya dia malah mampir dulu ke toko peralatan sekolah buat beliin saya buku tulis baru Pak" jelas Zitney. Sudah pasti semua itu bohong, aku pun tak tahu kenapa ia tiba - tiba bersifat peduli pada ku. Padahal kan, jelas - jelas tadi pagi ia bersifat dingin dan sangat cuek.
"Nah terus, maksud kamu ngasih tau itu ke saya apa?" Tanya Pak Handoko. Memang kebiasaannya itu selalu menjebak murid nya, sampai - sampai di-skak dan tidak tahu akan menjawab apa.
"Jadi, biar saya aja yang dihukum Pak" lanjut Zitney.
"Loh, gak bisa gitu, biar adil udah kalian berdua saya hukum!" Kata demi kata semua intonasinya semakin naik.
"Ya Pak" jawab Zitney yang sekarang berada di sebelah ku, kita akan menjalankan hukuman diam di lapangan sampai jam pelajaran Pak Handoko selesai.
"Em, Ay, gue pengen ngomong deh sama lo" ucap Zitney membuka pembicaraan.
•••••••••
Vote dan comment ya!
Until next time💕✌🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Writing Class
Teen Fiction[baca nya pelan - pelan yaa, cermati juga kalo cepet - cepet nanti gak rame:' comment, vote jugaa. Until next time💕] Writing Class Course mempertemukan mereka berdua Ayshe dan Zitney. Mereka pun semakin dekat saat berada di sekolah, kursus, kelas...