Liona-Lionel

454 22 13
                                    

"Lionelllllll!" Teriak Liona geram.

Lionel mengucek matanya yang masih terlihat mengantuk.

"Apaan sih, na? Bising banget lo!" Geramnya karena dibangunkan pagi-pagi buta.

"Mana?" tanya Liona tanpa basa-basi. "Laptop gue?"

"Ya ampun, na. Baru juga pinjem semalam, udah ditagih aja. Yaudah ambil aja noh di meja." Gerutu Lionel.

"Kan semalam gue udah bilang, gue mau main moba." Balas Liona tidak mau kalah.

Lionel berdiri mengambil laptop diatas meja belajarnya, lalu menyerahkannya pada siempunya.

"Nih!"

Lionel memutar bahu Liona, untuk memintanya keluar dari kamarnya.

'Klick' pintu kamarnya dikunci.

"Sialan!" Liona membatin.

Jam dua pagi. Liona nyengir bahagia.

"Aku masih punya empat jam." Ceracau Liona.

Setelah Liona kembali ke kamarnya. Liona mengaktifkan laptopnya dan mulai membuka game moba favoritenya.

Seperti biasa, Liona akan memainkannya sampai pagi. Setelah selesai bermain, dia akan langsung pergi kesekolah.

Permainan Liona berakhir sengit. Beberapa kali terdengar makiannya yang tidak jelas diutarakan untuk siapa.

Waktu berjalan cepat untuk seorang gadis yang sibuk bermain moba di pagi hari.

Jam enam pagi.

Liona konsisten dengan komitmennya yaitu bergadang bersama moba.

"LIONAAA LIONELLL!" Teriak wanita paruh baya yang melahirkan mereka berdua.

"YAA MA!" sahut mereka berbarengan dari kamar yang berbeda.

Liona yang merasa tanggung dengan gamenya, tidak beranjak se-inchipun dari gaming chair miliknya.

'Victory'

"Ha! Hebat banget kan gue? Bisa apa kalian tanpa gue?" Ceracau Liona.

"LIONAAA!" Teriak mamanya sekali lagi yang menandakan itu panggilan terakhir.

Jika Liona tidak segera turun, ibunyalah yang akan naik dengan membawa semua barang-barang berharganya Liona untuk disita selama-lamanya.

"BENTAR MA!" Sahut Liona.

Seperti biasa, Liona yang terlalu sibuk dengan gamenya selalu tidak sempat untuk mandi.

Dia hanya membasuh wajahnya dan menyikat gigi dengan terburu-buru.

"Pagi, Mama sayang." Sapa Liona sambil mengecup pipi Ria dari belakang.

"Pagi sayang. Nih makan dulu, udah mama siapin." Ucap Ria.

"Ma, tadi pagi jam du-hhmm" Ucapan Lionel terpotong dikarenakan bekapan Liona.

Ria yang menatap mereka dengan heran mendadak menatap Liona khawatir.

Ria mengambil antiseptik dan plester dari saku bajunya. Ria selalu membawa itu kemana-mana.

Ria menggenggam lengan Liona yang terluka. Menaruh beberapa tetes obat, lalu menempelkan plester pada luka goresan di lengan Liona.

"Ah! Aku terluka lagi." Ucap Liona yang baru menyadari bahwa dirinya terluka.

"Ma, tadi pagi Liona bergadang lagi!" adu Lionel tanpa jeda.

"Lionel!" pekik Liona kesal.

"Sudah-sudah. Kalian udah hampir telat lohh. Selesaiin makanan kalian dulu." Tegur Ria pada kedua putra-putri kembarnya.

CIPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang