Awalan

14 3 0
                                    

Hei kamu.
Iya kamu yang namanya disamarkan
Pernah kah kamu merindukan aku?
Jangan, jangan kan pertanyaan itu, coba jawab apakah kamu pernah memikirkan aku seperti aku memikirkan mu?

Atau pernah kah kamu kehilangan di saat aku lama membalas isi pesanmu?
Terkadang aku ingin menelepon mu karena aku lelah dengan pesan yang dibalas perhari bukan perjam apalagi perdetik.

Kalau dikatakan lelah atau tidak aku memilih tidak, tapi itu dulunya. Sekarang aku lelah. Lelah banget. Semua teman-teman ku menyarankan ku untuk melupakanmu, tapi aku gabisa. Kita bertemu saja belum, masa harus langsung melupakan?

Aneh ? Iya.
Aneh memang karena selama ini kita saling bertukar kabar , selama itu juga kita tidak  pernah bertemu , tanpa pernah tau bagaimana wajah masing-masing, karakter masing-masing akan tetapi aku telah menggunakan hati ku selama ini. Kamu bilang aku bodoh?  iya silahkan. Tapi kumohon jangan buat aku makin terlihat bodoh dengan semua isi pesanmu.

Terkadang kamu khawatir, terkadang kamu becanda, terkadang kamu serius dan terkadang kamu cuek, tapi tolong jangan hilang. Setidaknya kasih tau aku alasan apa yang buat kamu menghilang. Tidak perlu membalas perasaan ini, cukup memberi tau kalo bukan aku yang dihatimu supaya aku bisa berhenti tidak abu-abu seperti ini.

Salah ku dulu yang berawal  minta dikenali denganmu. Berawal dari sapaan ramah dari mu, yang lama kelamaan membuatku terbiasa dan nyaman. Bodoh memang aku menyukai kamu yang jelas-jelas aku tidak tau dengan siapa aku berkomunikasi selama ini, dan aku sudah mengatakan sebelumnya kan kalo kamu bisa mengatai aku bodoh. Atau yang lain juga dapat beraanggapan hal yang sama.

Beberapa temanku sudah mengetaui tentang kamu. Tentang perasaanku. Mereka mencoba membantu menyelasaikan masalah ini. Mereka memberi dua pilihan. Bertahan atau melepaskan. Mereka memang memberi dua pilihan tetapi aku sudah tau jawaban mereka semua,  yaitu melepaskan. Tapi tidak dengan aku yang dengan begitu mudah nya memilih untuk bertahan.

Dan ternyata jawabanku benar. Kamu datang lagi. Dan pasti kembali untuk menghilang lagi. Aku sudah mendunganya. Kamu hadir dalam waktu yang sebentar sebelum menghilang dan aku gak pernah tau kapan kamu akan datang lagi. Aku ingin bertahan , sungguh. Cuma aku sudah tidak mampu lagi bertahan, jika hanya sendirian.

Aku sebenarnya tidak mau mengucapkan janji yang kemungkinan tidak akan ku tepati. Tapi aku kali ini aku mau  berjanji. Tidak, kamu tenang saja. Aku tidak akan mengucapkan janji kalo aku tidak akan mau melihatmu ataupun mengenalmu. Aku hanya berjanji untuk tidak akan menggunakan hati lebih lagi kalo memang kamu tidak pernah beri kepastian.

Kamu tau disaat aku memilih melepaskan, aku dituntut untuk bersikap tidak peduli  ataupun terlihat masa bodo tentang apa yang menyangkut kamu. Tetapi aku belum terbiasa dan akan susah untuk terbiasa. Tapi aku akan mencoba.

Satu keinginanku, semoga kamu bahagia dengan siapapun kamu nantinya. Dan semoga aku juga bisa bahagia tanpa ada bayang-bayang kamu.

Aku sayang kamu.
See you when i see you.

Hai Kamu !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang