Part 2.

6 1 0
                                    

Author.

Vivi sangat kesal turun dari motor Dirga, karena bel masuk sekolah sudah berbunyi semenjak 5 menit yang lalu.

"Ini semua gara gara lo. Baru sehari aja gue kena sial"

"Ehh. Lu ya, udah dianter ga tau terima kasih apa. Gue juga telat ogeb" balas Dirga tidak mau kalah dengan aca

"Auk gelap bodo amat"

Setelah ia melepas helm dan membenahi posisi rambutnya yang berantakan. Ia langsung berlarian ke kelasnya karena pagi ini ia akan ulangan dengan guru yang super killer.

Dengan tatapan tajam, guru perempuan yang memakai kacamata itu, telah berdiri dengan tangan dilipat ke depan.

Dengan gugup tapi harus. Dan setelah menghela nafas berkali kali. Ia memberanikan diri untuk masuk ke kelas. Walaupun dia tau apa yang akan terjadi.

"Hey kamu! Kenapa jam segini baru datang?! Kamu tidak tahu bagaimana peraturan saya?!"

"Ta--ta--" jawab Vivi dengan gugup

"Kalau sudah tau kenapa kamu masih melanggar?!" Bentak bu Esti memotong kalimat viviyang belum selesai terucapkan.

"Kamu tidak boleh mengikutin ulangan saya! Sekarang kamu ke lapangan lari 10 kali. Sekarang juga!"

Dengan perasaan yang sangat kesal dan ingin berteriak untuk melampiaskan semuanya, akhirnya tanpa pengelawanan, Vivi ke lapangan yang ada di belakang sekolahnya.

Rasa kesal yang melanda masih terbenak didalamnya. Vivi merupakan tipe orang yang sangat sangat mementingkan nilai. Karna ia berprinsip bahwa pendidikan lah yang sebenarnya dapat menentukan masa depannya nanti.

Vivi menuju ke lapangan dengan wajahnya yang sangat marah kepada lelaki yang memboncengnya tadi. Dia berfikir bahwa Dirga lah penyebab kesialan yang ia dapatkan pagi ini. Vivi  sangat benci jika disuruh olahraga apalagi berlari, ia sangat tidak menyukainya.

Dirga

Lelaki itu sedang berada di kantin bersama teman-temannya. Untungnya pagi ini kelas Dirga sedang kosong karna ibuk yang mengajar sedang ijin.

Dirga dan teman temannya akhirnya memutuskan ke kantin sembari menunggu waktu untuk pelajaran berikutnya.

Sewaktu ia memesan gado gado dan lemon tea ke sukaannya. Ia melihat seperti seorang gadis yang sedang berlari.

Tanpa berfikir panjang, ia dapat langsung menebak siapa gadis itu. Iya. Dia. Dirga langsung ke sudut lapangan untuk melihat Vivi dengan membawa makanan dan minuman yang ia pesan tadi. Dirga sedikit merasa bersalah kepada Vivi karna ia sudah pasti tau apa penyebab Vivi mengelilingi lapangan yang sangat panas itu.

Vivi menyadari dari sudut lapangan ada sepasang mata yang melihatnya sedari tadi. Setelah putaran terakhir yang harus ia lewati, akhirnya ia melangkah ke sudut lapangan.

"lo ngapain disini nyet?" tanya Vivk dengan ketus

"yaelahh, sinis banget tu mulut. biasa in aja napa sih. jadi gemess" dengan lembut ia mencubit pipi Vivi

"ni gue bawain lo makan sama minum. kurang baik apa si gue li sama lo ya Tuhan"

"yeee ini juga gara gara lo anjir, pake sok sok baik segala. gue tampol juga ya lo." sambil mengambil makanan dan minuman di tangan dirga dengan kasar lalu pergi untuk istirahat tanpa memperdulikan lagi lelaki itu.

Dirga hanya tersenyum dan melihat langkah kaki wanita yang pergi meninggalkan itu dengan lucu. ia terlihat gemas ketika sedang marah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About Us.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang