Prolog

216 27 7
                                    

23.46 WIB

"GEDUBRAK!!"

Suara adu kekuatan antara kepala seorang remaja dengan pintu kamarnya.

"Aduh, siapa sih yang naruh pintu disini." Gumam Yuta menyalahkan pintu kamarnya yang tidak bersalah, sambil berjalan masuk dan memegangi dahinya yang merah akibat terbentur pintu tadi.

Dia berniat mengganti pakaiannya dengan baju tidur, namun saat mencoba berjalan ke arah lemari.

"GLUBUK!"

Dan Yuta kembali terjatuh ke lantai. Kali ini dahinya yang mencium kerasnya lantai kamarnya, bahkan menimbulkan suara yang lebih keras dari yang sebelumnya. Hal itu terjadi, karena Yuta tersandung bola basketnya yang dia taruh sembarangan sore tadi.

"Aduh, siapa sih yang naruh bola disini." Alhasil, Yuta pun langsung naik ke kasur dengan sepatu yang masih terpasang dikakinya, dan juga tidak jadi mengganti pakaiannya karena merasa kesal.

'Sial banget dah gue, mana besok mulai sekolah lagi, musti bangun pagi, hmm'

*****
Deskripsi on

Siapa yang tidak kenal dengan Yuta Effendy, cowok pindahan yang nyentrik di sekolahnya, SMA N 3 Jakarta Timur. Dia berpostur tubuh tinggi dan ideal, berparas tampan, dan terkenal akan kebandelannya serta sifat jenakanya. Yuta pindah, atau lebih tepatnya mulai bersekolah lagi saat kelas 11.

Karena sebenarnya, Yuta merupakan satu satunya korban selamat dari kecelakaan helikopter TNI di Papua, yang terjadi 2 tahun silam.

Kecelakaan itu yang telah merenggut ingatan Yuta di masa lalu, dan juga menorehkan beberapa bekas luka di paha dan lengan kirinya.

Yuta sama sekali tidak ingat tentang masa lalunya. Ingatan pertama yang dimilikinya, tentu saja saat ia tersadar di rumah sakit, dengan beberapa alat bantu yang menempel di beberapa bagian tubuhnya.

Menurut dokter yang mengangani Yuta, Dia mengalami amnesia akut, (diduga) akibat dari benturan keras pada belakang kepalanya, yang merupakan daerah yang sangat sensitif terhadap benturan.

*

Yuta merupakan anak semata wayang dari keluarga berada, Yaitu dari pasangan Bapak Prasetyo Yulianto dan Ibu Resti Asih Hayati.

Pak Pras menjabat sebagai wakil ketua BIN (Badan Interlejen Negara), dan sering pulang pagi, atau bahkan tidak pulang kerumah sama sekali. Meski demikian, setiap hari Yuta tidak luput dari didikan ekstra ayah nya.

Deskripsi off
*****

Bunda berjalan menaiki tangga, menuju ke kamar Yuta. Bunda mengernyitkan dahinya dan segera berlari saat melihat pintu kamar anaknya yang terbuka.

Namun, kekhawatiran Bunda seketika hilang saat didapatinya Yuta tengah tidur tengkurap dan tangan direntangkan, lengkap dengan kemeja dan sepatu yang masih terpasang di kakinya.

Bunda hanya memijit pelipisnya sambil sedikit tersenyum, karena melihat keadaan Yuta yang lucu. Lalu ia menyelimutinya, dan sebuah kecupan kasih sayang dari Bunda mendarat di kening Yuta. Bunda mengurungkan niatnya untuk melepas sepatu Yuta, karena takut jika hal tersebut akan membangunkannya.

Hari ini merupakan hari terakhir dalam penanggalan hari hari santai dirumah seharian ala Yuta. Karena besok, dia akan kembali bersekolah setelah beberapa bulan absen karena suatu hal.

Tak lama kemudian, Bunda berjalan keluar dari kamar Yuta dan turun ke bawah, untuk kembali memberesi piring-piring dari acara arisan tadi.

*****

Post : Sabtu, 04 Nov 2017

Amnesia : Mungkinkah Ini Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang