Chapter I

25 5 0
                                    

"Pertemuan denganmu"

Petemuan denganmu membawa perubahan besar. Aku ini yang pemalu pada akhirnya bisa berbicara padamu yang sudah lama sekali menyukaimu. Walau pertemuan kita bukanlah pertemuan yang romantis tapi aku sangat senang kamu bisa menerimaku sebagai teman sekelompokmu. (walau hanya di tempat les.)

>Flash Back<

"Duh, gimana nih?! Laki-laki pula kali ini. Aku tidak mau terjadi apa-apa pada tubuhku." Gumamku dengan ketakutan
"Hai." Sambutnya padaku.
"E..eeh k.ka.kau bi..bicara pada.da k.ku" Cerocosku.
Itu memalukan sekali!! Lalu terdengar tawaan kecil darinya. Tawanya terkesan manis dimataku. Aku terpesona sementara oleh senyumnya yang mengakhiri tawanya.

"Ya pasti kamu lah. Siapa lagi emangnya yang mungkin kusambut? Di dekat sini tidak ada orang selain kita."
"O..oh, aku tidak menyadarinya."

Hening........ Aku sangat tidak menyukai keadaan ini sehingga aku memberanikan diri untuk berbicara padanya.

"Ka..kamu u..umur berapa?" Tanyaku gugup.
"18 tahun. Kamu?"
"Ak..aku umur 16."
"Kamu gugup sekali, ya?" Tanyanya sambil tersenyum.
"I...i..ya sedikit" Jawabku dengan gugup dan muka agak sedikit merona.
"Kamu ternyata manis juga, ya. Padahal kukira kamu itu orang yang tidak ramah."

Jantungku berhenti berdetak sekejap. Lalu perlahan aku mencerna perkataannya. Manis?! Baru pertama kali ada orang yang mengatakanku manis. Tapi kenyataannya benar, banyak orang yang melihatku sebagai seorang yang tidak ramah. Karena aku selalu memasang muka murung agar tidak didekati oleh orang. Jelas karena aku ini pemalu tingkat akut...

"Hei... hei..." Katanya sembari mengayun-ayunkan tangannya di depanku.
"Ya..ya..ya.. Aa..ada apa? Ma..maafkan aku!!!"

Aku mengeluarkan perkataan itu tanpa kusadari. Setelah sadar dengan cepat aku menutup mulutku dengan kedua tanganku. Dan sekali lagi mukaku memerah semerah tomat. Yang tadi itu memelukan sekali!!! Aku segera membalikkan badanku dan hendak pergi meninggalkannya. Tepat sebelum aku berjalan pergi, dia menarikku dan berkata...

"Hei,.... kamu mau kaburkan?"

Untuk sesaat itu aku merasa mara bahaya sudah mendekatiku. Didalam benakku aku sudah berfikir sesuatu yang buruk akan menimpaku. 'Matilah kamu Meira...' 'Dia pasti akan menangkapmu dan melakukan hal yang tidak kamu sukai.'

Oh, no. Jelas aku tidak mau itu terjadi. Aku harus memberikan jawaban yang tepat agar dia tidak menyadari bahwa aku ingin kabur.

"A...aku cuma mau k..ke kamar mandi k..kok..." Aku berkata begitu dengan muka yang masih memerah.
"Tidak mungkin..... Tadi kamu baru saja keluar dari kamar mandi, kan. Sebelum pengumuman berkelompok diumumkan."

Ternyata dia memperhatikan aku juga jangan-jangan...... Dia itu Stalker!!!! Kehidupanku diancam bahaya sekarang! Aku harus memikirkan cara untuk menghindarinya. Tapi, bagaimana caranya...
Mungkin aku harus berkata jujur padanya...
Aku harus berusaha.. Fight!! Fight!!

"Em.... Apakah kamu seorang stalker?.." Tanyaku dengan sedikit ragu.
"Ternyata dimatamu aku seperti itu ya?.... Maaf deh kalau gitu"

Katanya dengan memasang senyuman pahit. Sepertinya aku telah menyakiti hatinya. Aku jadi merasa bersalah.

"Bu...bukan begitu, kok"
"Jadi gimana"
"A..aku sebenarnya...... Memang mau kabur.
Karena aku payah kalau berhadapan dengan laki-laki."

Hening.......
Namun tak lama kemudian dia tertawa terbahak. Aku hanya bisa diam dengan rasa  penasaran yang memenuhi benakku.



Thanks for reading.

Lama ga up soalnya aku ketik cerita ini tanpa liat naskah. Bahkan ini gak ada naskahnya pun. Karena itulah mau up cerita ini lama. Tapi aku masih berterimakasih pada orang masih setia baca ceritaku ini..... So wait for my next up. And please vote and comment.

Salam hangat dari penulis.

Sakura Quylla. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When Lovers MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang