THE BEGINNING

79 20 28
                                    


            Pagi itu sangat sunyi, kicauan burung hanya sayup-sayup terdengar menembusi ventilasi, bersamaan dengan cahaya matahari yang memaksa menerobos celah sekecil apapun. Arthur masih terikat oleh selimut dan kasurnya sebelum akhirnya ketukan pintu di pagi yang tenang itu melepaskan semua ikatannya. " Ya..tenanglah kawan, kau mau menceritakan masalahmu dengan orang yang aroma mulutnya sangat harum ini?." Jawab Arthur malas terhadap ketukan pintu itu. Ketukan itu masih terdengar berdendang. Bahkan semakin menjadi-jadi.

           " Baiklah jika kau memaksa kawan." lanjut Arthur sembari turun dari kasurnya lalu menuju pintu. Betapa terkejutnya Arthur saat melihat dihadapannya berdiri kepala kepolisisan tertinggi di Loumer.

           " Entah siapa yang harus mngucap maaf terlebih dahulu disini, Aku yang telat membuka pintu atau kau yang pagi-pagi begini datang mengetuk pintu dengan pukulan drum-mu, sepertinya kau berbakat menjadi musisi.."

           " Inspektur Gloff."

           " Bisa kita langsung pada titik masalah?." timpal inspektur Gloff.

           " Oh..! pembunuhan lagi ya, baiklah beri aku waktu bersiap, agar disaat kalian membawaku, takkan ada yang malu." Arthur memasuki kamarnya dan segera bersiap, mengambil mantelnya dan barang yang mungkin penting seperti, pembersih telinga, ya..itu barang penting baginya, telinga yang kotor akan menghalangi terdengarnya hembusan angin kejahatan, itu menurutnya.

           " Bagaimana dia mengatakan hal-hal sedang kita belum memberitahunya apapun?!" Tanya inspektur Gloff.

           " Itu pertanyaan yang dari dulu mengganggu pikiranku pak." Jawab Terd selaku kapten divisi satu satuan kepolisian Loumer.

           " Hal ini membuatku ingin menjadikannya termasuk dari derertan tersangka dicurigai." sebelum Terd sempat menimpali sang inspektur, Arthur keluar mengenakan sepatu dengan wajah tanpa ekspresi.

           " Kenapa kalian berisik sekali?! Tolong jangan mengebut dengan mobil sedanmu, Aku merasa tak baik dengan perutku." Arthur-pun berlalu melewati para polisi itu dan menuju tangga turun. Lagi-lagi inspektur Gloff mata kapten Terd tajam sambil berkata pelan.

            " Aku benar- benar akan memasukkan namanya." lalu lima polisi itu beranjak pergi mengikuti Arthur.


                                                                           * * *

            Arthur menaiki mobil sedan itu, disusul salah satu polisi yang membukakan pintu belakang untuknya, Arthur duduk lalu menyusul masuk kapten Terd yang menduduki kursi depan, berdampingan dengan bawahannya tadi yang menjadi supir. Inspektur Gloff berada di mobil yang lain bersama dengan satu polisi bawahan dan kepala kepolisian tertinggi Loumer, jenderal Putin. Yang sedari tadi hanya diam dalam kewibaannya, Arthur mengerti bahwa keikutsertaannya menjemput di kediaman Arthur adalah sebagai tanda kehormatan khusus, jenderal Putin terkenal dengan diamnya, bahkan Arthur sendiri-pun tak mengetahui banyak hal tentangnya.

            Dua mobil melaju kencang, menembus kabut pagi yang belum beranjak dari tempat mereka, mobil inspektur Gloff memimpin, setengah jam berlalu dan mereka belum menunjukkan reaksi bahwa akan segera tiba. Dalam setengah jam itu Arthur telah menyadari bahwa pintu belakang tak dapat dibuka dari dalam, kapten Terd menjelaskan bahwa kursi belakang mobil ini hanya teruntuk orang khusus yang tak perlu membuka pintu sendiri. Semakin lama mobil memasuki wilayah penuh kabut, keadaan sekitar belum bisa dijelaskan oleh Arthur.

           " Apa kasus ini di pedesaan?." tanya Arthur.

           " Bukan." jawab kapten Terd singkat.

           " Lembah?."

           " Bukan."

           " Kota tua?."

           " Bukan!."

           " Suku pedalaman?!" Arthur mulai geram.

           " Bisakah kau berhenti bertanya?!" jawab Terd yang tiba-tiba menjadi dingin.

           " Bisakah kau berhenti diam dan membiarkanku dalam kebingungan?" balas Arthur kesal, " Dimana mobil inspektur?!!" lanjut Arthur.

           " Tak ada disini..." jawab Terd. Lalu polisi bawahan Terd keluar dari mobil, mengecek keaadan mobil sebelum membuka bagasi.

            " Jika kita tersesat Aku akan menelepon partnerku agar dia menyusul kita." ucap Arthur.

            " Dia sudah di lokasi Arthur, bawahanku mengirim pesan padaku barusan." balas Terd.

            Kapten Terd keluar dari mobil lalu memanggil bawahannya yang sedari tadi berada di bagasi mobil, setelah terdengar suara penutup bagasi yang menabrak bumper mobil, pintu sopir terbuka lalu sopir itu meletakkan sesuatu pada jok depan. Arthur mendengar sayup-sayup obrolan Terd dan bawahannya, lalu tiba-tiba terdengar suara desisan ban yang bocor.

             " Hei Terd! Lain kali perbaiki mobilmu sebelum menjemputku!!" teriak Arthur dari dalam mobil, Arthur mulai merasakan kantuk yang amat sangat, lalu di waktu yang sama pintu depan terbuka. Betapa terkejutnya Arthur saat melihat wajah ispektur Gloff melongok masuk menatapnya.

             " Sepertinya kami terlalu pagi mendatangi rumahmu." suara inspektur samar bertabrakan desisan angin ban yang sedari tadi berhembus.

             " Kami memutuskan untuk memberimu waktu istirahat, Arthur. Ah bukan hanya Kau, jenderal Putin-pun kami beri, tenang saja Arthur, nikmati saja hiburan ini." lalu pintu mobil ditutup keras-keras oleh inspektur, menyadari hal buruk ini Arthur berkata dalam hati dengan keaadaan pusing dan kantuk yang amat sangat.

              ' Sial! Itu bukan suara angin ban yang bocor..' Arthur merogoh saku kirinya lalu sadar akan sesuatu yang tertinggal olehnya, ponsel Arthur bergetar, ada satu pesan dari partnernya.

              - Hei Arthur, cepat buka pintu rumahmu, inspektur Gloff hampir kehabisan kesabarannya, atau biar kusuruh kapten Terd mendobraknya, ayolah bung! Aku tahu kantongmu sedang kering saat ini, takkan kubiarkan mereka merusak pintu murahmu, beruntung jenderal tertinggi tak bersama kami, kau tahu di mana dia?..cepatlah..kami bosan berdiri memandangi rumah membosankanmu in.-

              - Pembersih telingaku tertinggal kawan, bisa kau ambilkan?.- balas Arthur singkat atas pesan partnernya tersebut, lalu Arthur-pun terhempas, pandangannya berkunang-kunang, di detik terakhir kedipannya ia melihat tulisan di ponselnya yang tergeletak di dasar mobil.

    Pesan terkirim.

              Dengan perasaan kesal partner Arthur membukan pesan dari rekannya itu, pada menit yang sama ia memasukkan ponselnya lalu beranjak dari halaman rumah Arthur.

              " Hei!! mau kemana kau!!?" teriak inspektur Gloff geram memekik di udara. Dan dalam menit yang sama juga kapten Terd dan inspektur Gloff berlari mengejarnya, dengan perasaan kesal yang telah membabi buta.

                                                                             * * *

              Cerita ini nggak saya buat sendiri alias crossover antara saya dan teman saya, jadi maaf kalau nanti ada beberapa hal yang kurang, hope you love it! Jangan lupa tinggalkan jejak ya, mudah kok, cukup tekan bintang di bawah itu lho^^ kalo bagus jangan lupa di share ya...salam wattys indonesia.

jinhyujin98

HIVICE DAKSTOVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang