Role

49 5 2
                                    

                                                                                       ***

             "Hei!!!mau kemana kau!?" Tanpa memperdulikan teriakan geram Inspektur Gloff, Alexis Crowd tetap berlari menuju mobil sedan tua yang terparkir di sisi jalan, membuka pintu belakang dengan buru-buru sebelum masuk dan kembali menutup pintu.

             "Sekarang apa!!?" Tanya Inspektur Gloff kesal tepat setelah ia masuk dan duduk di balik kemudi. Alexis Crowd menurunklan lidah topi golf beludrunya menghindari tatapan marah Kapten Terd yang baru saja masuk.

             "Orang yang sudah kita tunggu-tunggu sudah sampai di tempat kejadian, atau boleh dibilang, hampir sampai" Balas Alexis tenang sebelum memasukkan satu batang rokok ke dalam mulutnya yang terkatup. Setelah terdiam sejenak Inspektur Gloff memukul kemudi sambil memutar kunci mobil.

               "Sialan itu! Dia pikir siapa yang kali ini jadi korban!? Akan kuhukum para polisi malas yang tak memberitahuku soal kedatanganya" Kapten Terd menyumpah.

               "Tidak-tidak..Aku yakin mereka tak mengetahuinya..." Mendengar perkataan Alexis, Inspektur Gloff dan Kapten Terd hampir saja melepaskan tembakan karena marah. Asap tipis mengepul keluar dari mulut Alexis dan batang rokok yang terapit diantara sela jari tangan kanannya.

                 "Baiklah-baiklah, akan kuanggap tatapan kalian sebagai pertanyaan atau protes atas ketidak pahaman...ini balasan dari pesan yang kukirimkan pada Arthur" Kapten Terd meraih ponsel dari tangan kiri Alexis yang terbalut sarung tangan kulit berwarna hitam itu dengan geram sebelum membacanya bersama Inspektur Gloff.

                  "Untuk apa kau tunjukkan hal bodoh ini pada kami!?" Alexis Crowd mengangkat telunjuk kirinya senagai isyarat agar mereka menunggu sambil menghisap rokok di tangan kanan.

                   "Dari situ sudah jelas kalau Ia tak berada di rumah bukan?" Alexis bertanya santai sambil bersandar di kursi bagian belakang yang hanya didudukinya seorang diri. Inspektur Gloff kembali mematikan mobil bersuara sumbang itu.

                    "Lalu!?" Kapten Terd balas bertanya.

                   "Baiklah dia di luar, nah sekarang pernahkah Ia keluar selain untuk menangani suatu kasus?" Kapten Terd menggeleng.

                     "Ia sering menyuruhmu membelikan kebutuhannya.." Balas Inspektur Gloff cepat.

                     "Sampai sini kita bisa menarik kesimpulan bahwa seseorang membawanya keluar untuk menangani sebuah kasus..sekarang...pernahkah Ia lupa membawa pembersih telinga?"

                   "Telinga yang kotor akan menghalangi terdengarnya hembusan angin kejahatan...itu yang biasa dia katakan saat kutanya tentang hal itu.." Balas Kapten Terd tenang.

                    "Saat kejadian di Nestlake Aku ingat dia masih sempat mencari-cari pembersih telinganya saat kita harus buru-buru mencegah miss Marry sebelum Ia membunuh anak tirinya satu-persatu..., baiklah sir Alexis...dari pada bertele-tele menuntun kami memahami pikiranmu bukankah menjelaskannya secara langsung akan lebih mempersingkat waktu dan memberi ruang bagi kita untuk langsung bergegas?!" Inspektur Gloff semakin panas, Alexis Crowd tertawa pelan.

                     "Ia bukannya lupa membawa pembersih telinga.., Ia lengah...dan entah bagaimana tapi orang-orang yang membawanya keluar bersama mereka berhasil membuat sir Arthur berada dalam kondisi dimana ia hanya dapat mengirim pesan sesingkat itu.." Tepat setelah selesai menyelesaikan ucapanya Alexis kembali menghisap rokok di tangan kanannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HIVICE DAKSTOVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang