CINCIN PART 1

389 66 0
                                    

CINCIN PART 1

PARA PEMAIN
DINDA KIRANA AS DINDA

PARA PEMAINDINDA KIRANA AS DINDA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RIZKY NAZAR AS RIZKY

ARIEL TATUM AS ARIELYUNITA SIREGAR AS YUNITA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ARIEL TATUM AS ARIEL
YUNITA SIREGAR AS YUNITA

Barangkali cuma sebuah ketololan. Tapi rasanya ketololan yang ia lakukan saat ini masih lebih baik daripada ketololan yang telah mengikatnya selama beberapa tahun.

Dinda melepaskan cincin polos yang mengikat jari manisnya sambil tersenyum. Menimang nimangnya. Memandangnya. Lalu menggeleng sendiri.

"Akhirnya...," suara itu meluncur dari bibir ariel, sambil mengambil cincin itu dari tangan Dinda.
"Sudah berapa banyak cowok yang sudah kamu buat mundur dengan cincin ini?"

"Untuk sebuah keseriusan..."
"Dan sekaligus penutupan diri. Bahkan penjagaan yang melebihi ketatnya penjagaan sebuah istana. Dan..."

Dinda mengangguk menghembuskan nafasnya. "Saatnya kukembalikan pada ibuku."
"Dan..."
"Dan membisikinya bahwa sudah ada arjuna yang bersiap memberikan cincin pengganti." Dinda tergelak mencubit tangan ariel. Memandangnya dengan serius.

"Kenapa?" Tsnya ariel jengah.
"Kenapa memilihku?"
"Kali ini ganti ariel yang memandang Dinda. "Karena kamu yang terbaik. Dan kak Rizky. Harus mendapatkan seorang cewek yang terbaik."

"Wow!" Dinda memegang dadanya. "Omonganmu membuatku melambung."
"Dan kamu akan semakin melambung  bila telah mengenal kak Rizky lebih dekat. Dia baik, sabar, penuh perhatian dan..."
"Dan aku bisa jatuh cinta dengan cepat, tanpa proses yang lama, walaupun baru 3 kali aku berjumpa dengannya."

Ariel mengangguk keras keras. "Ceweknya selama ini..." ariel menggantung kalimatnya. Memandang ke arah Dinda. "Tidak keberatan kan aku ngomong soal..."

Dinda mengangguk sebelum ariel menuntaskan kalimatnya. "Tapi alangkah baiknya kalau tudak sekarang."
"Memangnya?"
"Takut."
"Takut kenapa?"
"Takut takut kalau aku terpengaruh omonganmu trus aku ikut membenci orang yang belum ku kenal."

"Wow..." ariel bertepuk tangan. Menepuk pipi Dinda. Lalu merangkulnya.
"Apa apaan, sih?" Dinda berusaha melepaskan pelukan Ariel.
"Semoga kak Rizky benar benar memilihmu," ariel semakin mempererat pelukannya.

"Bagaimana?" Ariel mengetuk ngetukkan sendok ke pinggir piringnya sambil memandangi Rizky yang tengah meneguk kopinya.

Rizky meletakkan cangkirnya. Mulai menyuap nasi gorengnya seperti tidak mempedulikan kalimat ariel dan tatapan yang hampir tak berkedip ke arahnya, menunggu jawaban darinya.

"Ditanya malah diam!" Kali ini ariel melotot. Kakinya menendang kaki Rizky yang berada di bawah meja. "Bisa diajak omongan serius kan?"

Rizky memandang ke arah ariel sambil menggeleng. Lalu tangannya terangkat. Mengacak acak rambut ariel. "Kamu lucu kalau lagi marah begitu."

"Masalahnya begini..." ariel memukul tangan Rizky. "Aku sudah memperkenalkan kak Rizky dengan cewek yang baik dan aku kenal dengan baik."
"Trus?" Rizky mengerutkan hidungnya.

"Ya... trusnya seperti yang aku bilang dulu!" Ariel melotot lagi. "Aku mau hubungan persahabatanku dengan Dinda jadi lebih erat."

Rizky tertawa. "Kenapa kau tidak taksir saja kakaknya Dinda dan..."
"Konyol!" Tangan ariel memukul Rizky sebelum tuntas kalimat itu di ucapkannya. "Memangnya..." ariel cemberut. "Kalau tidak suka bilang dari sekarang sebelum perasaan Dinda melambung tinggi dan nanti aku jadi bingung kalau tidak terbalas."

Rizky menghembuskan nafasnya. Bayangan Dinda melintasi kepalanya.
Gadis manis yang menarik. Tapi sayangnya, belum ada getaran lain di hatinya. Masih ada seseorang yang bertahta kuat di hatinya yang belum ingin di gantikan.

"Kak Rizky..."
"Kenapa dia menolak banyak cowok yang jatuh cinta kepadanya?"

Ariel mengeryit. "Kak Rizky tidak menyukainya?" Tanyanya dengan nada curiga.
"Lho... tidak salah kan kalau aku bertanya begitu?"

Ariel memandang ke arah Rizky. "Disakiti cowok."
"Dan menutup hati dari yang lain?"
"Tidak juga."
"Lho..."
"Hanya tidak ingin pengalaman pahitnya terulang. Jadi dia lebih hati hati dalam memilih."

Rizky menganguk anggukkan kepalanya.
"Kawan cowoknya banyak kok. Tapi semuanya cuma diperlakukan sebatas teman."

Rizky berdiri dari duduknya. "Aku hampir terlambat," ujarnya melirik jam di pergelangan tangannya. "Aku ke kampus dan suruh menelpon lagi kalau ada yang menanyakan aku."

"Alah..." ariel menarik kemeja Rizky. "Pasti..." telunjuknya di gerak gerakkan.
"Kenapa sih kamu?"
"Kalau kak yunita yang nelpon, aku akan tutup telpon itu atau bilang kak Rizky tidur atau alasan apa saja yang membuat dia jengkel."

"Kamu..." Rizky mencubit pipi ariel.
"Cewek jahat seperti itu tidak boleh dikasih hati." Ariel berdiri dari duduknya.
"Tahu apa kamu?"
"Pokoknya nanti pulang kuliah tidak boleh kemana mana. Ariel mau ajak Dinda kesini," ujarnya seperti ultimatum sambil berlari ke arah kamarnya.
Dan Rizky cuma bisa menggelengkan kepalanya.

BERSAMBUNG
HAI AKU BAWA CERPEN BARU. JANGAN LUPA VOTE DAN COMENTNYA YA. TERIMA KASIH.

BONUS PICT RIZKYNDA

BONUS PICT RIZKYNDA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CINCINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang