Ep 3

4.2K 415 25
                                    

             Singto melirik seseorang yang dengan baiknya membuatkan dia kopi, padahal sejujurnya dia tidak menyukai kopi.

"Kopi manis atau pahit?"

"Perbedaan manis dan pahit pada kopi tidaklah ada, manis pada kopi hanya menutupi rasa sesungguhnya, dan pahit tentu saja orang tidak akan terlalu suka akan hal itu." Bukan jawaban yang Singto berikan pada Krist. Malah kiasan yang sesungguhnya Krist paham arti dibalik itu.

"Menutupinya hanya untuk mengelak akan rasa khas sebuah kopi p'Sing." Sahut Krist seraya tetap melanjutkan acaranya yaitu membuatkan Singto kopi.

"Dan tentunya akan sangat mengecewakan saat rasa aslinya tertutupi."

Singto bangkit dari kursi tempatnya duduk, dan berjalan ketempat Krist berdiri.

"Katakan padaku, alasan kenapa kopi hitam begitu pahit?"

Krist tersenyum dan menyisir rambutnya yang mulai memanjang. Seniornya yang satu ini sedikitnya membuat Krist harus memutar otak dipagi hari.

"Karena ia jujur tanpa menutupi kalau dirinya pahit." Jawaban Krist dengan tenang membuat Singto tersenyum.

"Lalu kopi manis?"

"Dia hanya tertutupi akan hal yang membuat keasliannya hilang."

Singto mengacak rambut Krist, dia sedikitnya mulai paham. Juniornya ini tak seperti yang ia duga.
Dia sejujurnya dewasa, hanya saja tingkah dan perilakunya menutupi sifat aslianya

"Buatkan aku teh hangat, aku tidak meminum kopi." Ujar Singto dengan berlalu dari ruang makan milik Krist.

Jangan heran kenapa Singto dipagi hari seperti ini berada dirumah juniornya tersebut. Masih ingat adegan Krist yang tanpa sadar memeluk Singto dan menariknya ke Apartemannya?
Nah karena itu dia terbangun dengan kondisi juniornya yang tertidur pulas dengan memelukknya. Dan Singto hanya berdoa, agar ia tidak lupa jika mereka hanya memainkan permainan saling menarik satu sama lain. Bukan jatuh hati satu sama lain.

"Lalu kopi ini aku berikan pada Siapa?" Gerutu Krist yang hanya dianggap Singto angin lalu.

Salah sendiri pagi- pagi mengajaknya berkhiasan sebuah kopi.

________________


"Semalam kau tidur dimana?" Singto hanya menghela nafas dan memutar bola matanya saat melihat temannya dengan seenaknya duduk dimejanya.

"Ada kursi jika kau lupa membedakan kursi dan meja."

"Ayolah Singto, jawab saja pertanyaanku."

"Aku menginap dirumah Perawat, p'New." Jawab Singto yang sejujurnya malas untuk membahas dimana dia tidur semalam. Dia hanya merasa aneh jika menjelaskan dan mengingat apa yang sudah terjadi padanya.

"......."

"Kenapa lagi?"

"Kau dan Perawat ada hubungan apa ha?" Newwie tidak bisa berkomentar atau menggoda Singto, dia merasa terkejut dengan jawaban Singto.

Hei Singto bukanlah tipe orang yang seenaknya tidur dan bersinggah dirumah teman kantornya. Newwie saja, yang teman lamanya tidak pernah merasa Singto menjadi tamu rumahnya. Dan sekarang? Seorang Singto menginap dan parahnya dengan junior yang baru ia kenal?

Demi tuhan.

"Hubungan apa?" Tanya Singto dengan malas.

"Kau, Singto Prachaya bukan tipe orang yang dengan mudah menitipkan tubuhmu dirumah orang lain." Ucapan Newwie berdampak pelemparan barang dari Singto.

We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang