prolog

33 4 0
                                    

Kubuka mata inidengan perlahan,sinar yang begitu membuat lamunan ini hadir,saksi bisu tentang lamunan yang membuat siapapun tidak akan mengerti.
Kutarik nafasku sedalam apapun lalu kuhembuskan dengan perlahan,ini aneh,ini sungguh aneh.

Pagi ini,kerinduan itu hadir lagi,kerinduan dengan sosok lelaki yang sudah menghilang dari tatapanya selama dua tahun silam. Gaya gravitasi khusus yang ada pada kasur ini sungguhlah kuat sehingga membuatnya tidak kuasa menahan ngantuk. Detik demi detik bertemu lagi kedua kelopak mata nya yang sama-sama membuat terlelap.

"Steff!!!elah lo tidur terus,bangun woy lo ga liat apa kakak lo ini susah susah bangunin lo, ini jam berapa,apa perlu sih gua buat jam yang sebesar mungkin di kamar lo?!?! woy stef bangun kali" seru seorang perempuan yang suaranya sudah sangat familiar bagi steffhanie ini sangat lah keras sehingga membuat matanya terpejam.

"Yaelah dia gatau apa ya kalo gua udah bangun dari tadi. dasar nenek gombreng huft"batin steffi  seraya bangun dan berjalan ke arah pintu. Dengan perasaan penuh kesal dibukalah pintu yang sedari tadi mengunci kamar itu.

"Akhirnya lo bangun juga,dasar kebo"ledek Clara kakaknya steffi yang mulai geram dengan kebiasaan buruk steffi yang sejak dahulu tidak pernah hilang.

"Paan sih lo" Steffi menjawab ledekan itu dengan menaikkan alis kanannya dan membuat tatapan sinis.

"Yaudah kali sana mandi gue aja udah siap...lo mau gue anterin gak sih?" sahutnya dengan nada yang sangat tinggi sehingga membuatku tidak tahan dan bergegas ke kamar mandi.
          
    
Setelah hampir satu jam lamanya steffi pun siap untuk berangkat ke sekolahnya. Dengan gaya simplenya ia mengenakan seragam sekolah putih abu-abu sebagaimana mestinya yang harus ia kenakan,rambut di urai dengan tambahan jepit yang bertemakan vintage,flatshoes berwarna hitam,serta tas berwarna pink yang bermotifkan bunga. Steffi melangkahkan kakinya dengan penuh semangat ke arah kakaknya yang kelihatannya menunggunya dari tadi.

"Ayok kak gue udah siap nih" sahut steffi sambil menarik tangan kakaknya sehingga cukup membuat kakaknya kaget.

"Eh lo naik angkutan umum aja deh ya,gue mau nganter bunda soalnya" balas Clara dengan senyuman polos yang membuat Steffi sangatlah jengkel.

Dengan kesal Steffi melangkahkan kakinya keluar rumah dan berjalan ke halte yang kurang lebih 200 meter dari rumahnya itu sambil merangkul beberapa buku pelajaran yang sangat berat jika di masukan kedalam tas. Panas matahari,debu,sudah menjadi sahabat Steffi pagi ini. Karena bosan steffi mengeluarkan earphone dari sakunya dan memasangkan ke handphone yang berada diantara buku yang di rangkulnya dan memilih lagu klasik yang membuat paginya menjadi sendu.

Setelah sampai di halte Steffi duduk bersama orang orang yang sedang menunggu angkutan umum. Sepuluh menit berlalu tidak ada juga angkutan umum yang terlihat,ditambah dengan keringat yang dari tadi mengucur di kekepalanya membuat pagi Steffi hari ini cukup menyebalkan. Ditatapnya jalanan yang sangat sepi pagi ini,hanya ada beberapa kendaraan bermotor yang terlintas di depan mata Steffi. Lima menit kemudian Steffi melihat ada seorang lelaki yang menggunakan seragam putih abu-abu dan bet bertuliskan SMAN PEMUDA di lengan kanannya dan membuat steffi kebingungan karena wajahnya sangat mengigatkannya pada lelaki yang pernah menemaninya disaat dia dalam keadaan apapun serta membuat steffi bersyukur karena tidak hanya dia yang akan telat hari ini melainkan ada satu lagi orang yang senasib dengannya. Steffi merubah posisi duduknya hingga berdekatan dengan lelaki tersebut,diliriknya lelaki tersebut yang nampak cuek,mengenakan earphone,memainkan jari jemarinya mungkin untuk menghilangkan kebosanan yang melandanya saat ini. Seketika angkutan umumpun datang persis di depan Steffi dan lelaki tersebut,Steffi lalu berjalan ke arah angkutan umum tersebut dan tiba tiba saja bughhh!! suara yang cukup kuat yang nampaknya seperti benturan sesuatu membuat buku buku yang semula dirangkul Steffi berubah menjadi berserakan di jalanan,Steffi berusaha untuk mengambil buku-buku tersebut dengan cepat mungkin yang diiringi dengan kepala yang semakin lama semakin pusing. Dilihatnya buku buku tadi yang semula berserakan menjadi tidak ada,sebuah tangan meletakan buku-buku tersebut dibangku angkutan umum yang berdekatan dengan tempat naiknya,Steffi masih dengan keadaan kepala pusing berusaha sekuat mungkin untuk melihat milik siapa tangan itu,dilihatnya dengan kelopak mata yang menyipit dan ternyata dia melihat lelaki yang tadi berada di sampingnya saat di halte.

"Hm..thanks ya" ucap Steffi sambil mengembangkan senyum di wajahnya.

"Oke" jawaban singkat yang keluar dari mulut lelaki tersebut sangatlah membuat keadaan menjadi semakin menegangkan.

Steffi dan lelaki tersebut dengan secepat mungkin mengakhiri tatapannya dan menaiki angkutan umum tersebut,tanpa disadari ternyata dari tadi penumpang lainnya menonton kejadian yang cukup dramatis ini sambil senyum-senyum.
  
Setelah beberapa menit terperangkap dalam kesumpekan yang melanda Steffi,akhirnya ia sampai didepan sekolahnya itu. Steffi mengeluarkan beberapa lembar uang untuk ia bayar dan segera turun dari angkutan tersebut dan langsung berjalan kekelasnya. Saat di koridor sekolah Steffi melihat lagi ke arah belakang dan ternyata lelaki tadi yang menolongnya berada di belakang Steffi sambil menggenggam handphone hitam miliknya. Steffi membalikan badannya sehingga membuatnya berhadapan dengan lelaki tersebut.

"Ohiya nama lo siapa?" tanya Steffi dengan muka polosnya

"Nama gua Rivaldo" jawabnya dengan muka datar. Setelah itu dia langsung meninggalkan Steffi yang diam membisu serta membeku itu sendirian.

Hah rivaldo?

SENDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang