0 0

64 8 2
                                    

Prriiittttt suara pluit pak Dani terdengar dari arah lapangan,menyuruh seluruh siswa kelas XII IPS 2 untuk bersiap siap.Semua siswa pun segera keluar dari dalam kelas dan menuju ke lapangan.

"Gi,udah dong sedih nya.Buat apa sih lo mikirin cowok nggak berguna kaya si Kevin!"Ucap Ludia sahabat Gia yang tidak terima melihat Gia sejak dari tadi pagi masih murung karena ucapan Kevin.

"Masih banyak kok cowok lain di dunia"Sambung Ludia meyakinkan Gia bahwa ia harus baik baik saja,namun rasanya Gia tidak akan pernah bisa melupakan ucapan Kevin.

Sebenarnya dia juga malas untuk olahraga,tapi hari ini ada pengambilan nilai jadi mau tidak mau dia akan tetap diseret kelapangan.Mood nya benar benar hancur sejak tadi pagi,apalagi tatapan kasihan dari adik adik kelas yang menyaksikan kejadian di kantin.

Sesampainya di lapangan pak Dani menyuruh mereka untuk berbaris,"Jadi pengambilan nilai hari ini adalah tentang basket yah kita mulai dari yang cewek nya dulu"

Setelah di buatkan tim,kelompok Gia mendapatkan kesempatan pertama.Saat menit pertama permainan mereka masih terlihat baik namun saat menit terakhir Gia terlihat kelelahan dan tidak sengaja tersandung batu dan akhirnya pingsan di tempat.Beberapa siswa  yang melihat Gia pingsan langsung berlari masuk kedalam lapangan basket dan mengangkat Gia menuju ke ruang UKS.

Saat tiba di UKS disana ada Kevin yang ditugaskan untuk menjaga UKS karena dia adalah ketua PMR di SMA Pancasila.Dia menatap Gia dengan datar,"Taruh aja dia di atas brankar"Ucap Kevin kepada teman teman Gia yang mengangkat perempuan itu.

Setelah teman teman nya keluar Kevin langsung menghampiri Gia yang masih pingsan.

Ck dasar lemah!gitu aja pingsan! Batin Kevin,tidak merasa kasihan kepada Gia yang wajahnya nampak pucat sedari tadi.Tak lama kemudian pintu terbuka memperlihatkan dokter khusus SMA Pancasila,Dr.Ranti

"Lho kok diliatin aja vin?kasian itu mukanya pucat banget"Ucap dokter Ranti sambil mengecek keadaan Gia.Kevin yang merasa tidak dibutuhkan segera keluar.

🌻 🌻

Sehabis pelajaran olahraga,Ludia langsung bergegas menuju ke UKS melihat keadaan Gia yang ternyata sudah siuman.

"Gi,lo mau pulang?gue anterin deh"Tawar Ludia merasa kasihan kepada sahabat nya itu.

"Nggak usah deh Lud gue masih kuat juga kok"

"Yah tapi kan muka lo pucat banget itu"

"Lo bawel banget deh Lud,keliatan banget tau gak kalo lo itu jomblo"Gia menertawakan Ludia yang membuat sahabatnya itu melotot marah kearahnya,namun tawa Gia tiba tiba terhenti saat pintu ruangan UKS terbuka dan memperlihatkan sosok Kevin.

"Kalau lo udah nggak sakit mendingan lo keluar deh dari sini,bikin semak aja tau nggak"Ucap Kevin dingin sambil menatapi Gia dan Ludia tajam.Gia yang merasa terintimidasi segera turun dari atas brankar,sementara Ludia yang tidak terima dengan ucapan Kevin langsung menghampiri laki laki itu dan menamparnya.

Saking cepatnya,Gia masih belum sadar atas kejadian itu sementara Kevin merasakan pipinya memanas langsung memegangi pipinya dan melotot tajam.

"Lo itu nggak tau diri banget yah jadi cowok!belum puas lo bikin Gia sakit hati hah?!lo nggak usah sok kegantengan deh,eh gue kasih tau yah ke elo dimana lagi lo bisa dapat cewek se sabar Gia?harusnya lo bersyukur dong!"Gia yang mendengar ucapan Ludia merasa terkejut pasalnya baru kali ini Ludia marah besar,sementara Kevin yang siap menumpahkan amarahnya langsung mengangkat tangannya tinggi namun dengan cepat Gia menarik Ludia menjauh.

Nyaris saja Ludia di tampar balik oleh Kevin,jika Gia tidak menarik perempuan itu untuk menjauh mungkin saat ini pipi Ludia tidak jauh beda dengan pipi Kevin.

"Gi lo apa apaan sih?!"Bentak Ludia marah sambil menghempaskan tangan Gia.

"Lo yang apa apaan Lud?!untuk apa lo ngomong kaya tadi hah?!lo pikir dia bakalan berubah dengan omongan lo?!"Gia dan Ludia sama sama marah,sampai akhirnya mereka berdua berpisah dan berjalan ke arah yang berlawanan.

Ludia tidak menyangka Gia akan marah karena perkataan nya pada Kevin,padahal niat perempuan itu baik.Sahabat mana yang terima jika sahabatnya tersiksa?

Gia dan Ludia sama sama menangis,namun masih ada pertanyaan didalam hati Gia saat ini.

Apakah dia akan berhenti mengejar Kevin?

Disaat dia berpikir untuk menjauh,dia takut jika masih ada peluang dan peluang itu terlewatkan hanya karena rasa sakit hati.

Namun,kadang juga dia berpikir,jika dia bertahan apakah Kevin akan luluh padanya suatu saat nanti?

Apakah dia harus lebih berusaha lagi,ini sudah lima bulan dia mendekati Kevin namun tidak ada perubahan apapun dari laki laki itu.

Namun Gia tetap optimis,diluar sana banyak yang sama seperti dirinya bahkan ada yang berjuang lebih lama dari Gia,seharusnya dia bisa lebih bersabar dan menunggu hingga waktu itu tiba.

Yah,gue harus! Batin Gia.

KILLEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang